NovelToon NovelToon
Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: X-Lee

Di balik kebahagiaan yang ku rasakan bersamanya, tersembunyi kenyataan pahit yang tak pernah ku duga. Aku merasa istimewa, namun ternyata hanya salah satu dari sekian banyak di hatinya. Cinta yang ku kira tulus, nyatanya hanyalah bagian dari kebohongan yang menyakitkan.


Cinta yang seharusnya menguatkan, justru menjadi luka yang menganga. Eva, perempuan dengan hati selembut embun, dikhianati oleh pria yang dulu ia sebut rumah.

"Cinta seperti apa yang membuatku merasa sendirian setiap malam? Yang membuatku meragukan harga diriku sendiri? Cintamu .... cintamu telah membunuhku perlahan-lahan, hingga akhirnya aku mati rasa." gumam Eva Alexia


Bagaimana takdir cinta Eva Alexia selanjutnya? Apakah dia akan tetap mempertahankan pernikahan nya atau mengakhiri semuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon X-Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Bukan Urusan Kamu

Eva menatap rumah besar di hadapannya dengan pandangan yang penuh keraguan. Sudah beberapa bulan lamanya ia tidak menginjakkan kaki di tempat itu. Rumah yang dulu sering ia lewati setiap akhir pekan bersama Ardian, kini tampak asing dan dingin. Meski megah dan indah seperti yang ia ingat, tapi tidak ada kehangatan di balik dinding-dindingnya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan gemuruh di dadanya. Perasaan canggung begitu nyata tergurat di wajahnya, tak bisa ia sembunyikan meski sudah berusaha keras.

Kenangan pahit tiba-tiba kembali mengalir ke pikirannya. Hubungannya dengan mama mertuanya memang tidak pernah baik sejak awal. Bahkan bisa dibilang, mereka nyaris tidak pernah benar-benar akur. Sejak Ardian memperkenalkannya sebagai kekasih, sang mama menunjukkan sikap tidak suka yang terang-terangan. Bukan karena Eva melakukan kesalahan, tapi semata-mata karena latar belakangnya yang sederhana.

Eva hanyalah seorang yatim piatu yang bekerja keras untuk menyambung hidup. Dulu, ia bekerja sebagai karyawati biasa di kantor tempat Ardian menjadi salah satu manajer. Pertemuan mereka terjadi secara tak terduga, dan dari sanalah benih-benih cinta tumbuh perlahan. Ardian, dengan segala pesonanya, menunjukkan perhatian yang tulus. Eva yang selama ini merasa hidupnya hampa sejak ditinggalkan orang tuanya, akhirnya menemukan cahaya dalam diri Ardian.

Saat Ardian menyatakan cintanya, Eva sempat ragu. Ia tahu, jurang di antara mereka terlalu lebar. Tapi Ardian meyakinkannya. Dan Eva, yang juga sudah lama menyimpan rasa, akhirnya menyambut cinta itu dengan sepenuh hati. Mereka menjalin hubungan dengan harapan, meski selalu ada awan hitam yang mengiringi langkah mereka—sosok mama mertua yang terus menentang.

Ketika mereka memutuskan untuk menikah, pertentangan itu mencapai puncaknya. Mama mertuanya menolak keras. Bagi perempuan itu, Eva tidak pantas menjadi bagian dari keluarga mereka. Namun, Ardian tidak menyerah. Ia terus memperjuangkan Eva, meyakinkan keluarganya bahwa cintanya bukan main-main.

Di saat semua terasa buntu, harapan muncul dari papa mertua Eva. Lelaki itu, yang selama ini diam, akhirnya angkat bicara. Rupanya, almarhum ayah Eva adalah sahabat karibnya saat masih kuliah. Hubungan itu membuatnya memandang Eva dengan penuh penghargaan. Ia membujuk istrinya, dan dengan berat hati, sang mama akhirnya mengizinkan mereka menikah. Meski begitu, restu itu terasa hambar, dan sikap dingin sang mama tak pernah benar-benar mencair.

Dan kini, di sinilah Eva berdiri. Di depan rumah itu lagi, dengan segudang rasa yang berkecamuk dalam dadanya. Ia tidak tahu seperti apa reaksi sang mama jika melihatnya kembali. Tapi satu hal yang pasti, Eva datang bukan untuk mencari pengakuan. Ia hanya ingin menyelesaikan sesuatu yang tertinggal—entah itu luka lama atau cerita yang belum usai.

Saat Eva memikirkan masa lalu yang penuh luka dan kerumitan, lamunannya tiba-tiba buyar oleh suara tepuk tangan pelan dari arah belakang. Suara itu tenang, tapi cukup untuk membuatnya tersentak dan segera menoleh. Matanya membelalak. Jantungnya berdegup kencang, seperti baru saja dijatuhkan dari ketinggian.

Di sana, hanya beberapa meter darinya, berdiri sosok yang sangat ia kenal. Ardian. Suaminya. Lelaki yang dulu ia cintai dengan sepenuh hati, yang ia pikir sedang berjuang untuk mempertahankan rumah tangga mereka.

Tapi Ardian tidak datang sendiri.

Di sampingnya berdiri seorang perempuan muda yang tampak anggun dengan balutan gaun santai, namun elegan. Dan dalam gendongan perempuan itu, ada seorang bayi laki-laki yang berusia satu tahun. Wajah balita itu sangat mirip dengan Ardian, suaminya.

Darah Eva seolah berhenti mengalir. Ia mengenali perempuan itu. Perempuan yang pernah ia lihat secara tidak sengaja beberapa tahun lalu—perempuan yang waktu itu disebut-sebut sebagai hanya teman kerja oleh Ardian. Namun, bisikan-bisikan dari orang kantor dan potongan pesan singkat yang pernah Eva temukan di ponsel suaminya dulu, kini menjadi bukti yang nyata. Tidak bisa lagi disangkal. Dan dia juga masih ingat, perempuan itu yang telah mengirim foto mereka bertiga padanya.

Itulah istri siri Ardian.

Ardian sempat terlihat kaku saat pandangannya bertemu mata Eva. Tapi dengan cepat ia menyembunyikan keterkejutannya, mencoba tersenyum seolah tak ada yang salah. Perempuan di sebelahnya juga tersenyum ramah, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Eva," kata Ardian pelan, seperti tak yakin harus mengatakan apa. Suaranya berat, seperti menahan sesuatu. Tapi Eva bisa melihat jelas—matanya tidak menyiratkan penyesalan, hanya kekakuan seorang pria yang tertangkap basah oleh kenyataan yang ia buat sendiri.

Eva menahan napas. Tenggorokannya kering. Mulutnya terbuka sedikit, ingin bicara, tapi tak satu kata pun keluar. Rasanya seperti seluruh dunia memukulnya sekaligus—rasa dikhianati, rasa dipermalukan, dan luka lama yang baru saja mulai sembuh, kembali menganga lebih lebar.

"Kamu... ternyata datang dengan mereka?" Eva akhirnya berhasil bersuara, meski lirih dan nyaris tak terdengar. Ada getar dalam setiap katanya.

Ardian mengangguk pelan. "Iya... ini Lisna. Dan ini...Aiden, anakku."

Anakku.

Kata itu menghantam Eva lebih keras daripada pukulan fisik mana pun. Bukan karena anak itu ada—tapi karena Ardian tidak pernah membicarakan hal ini padanya. Tidak saat mereka masih bersama, tidak saat mereka mencoba memperbaiki hubungan. Tidak pernah.

Eva menatap Lisna. Perempuan itu tidak terlihat seperti orang yang menyesal telah merebut kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, ia terlihat nyaman, seolah kehadirannya di sana adalah hal yang wajar. Mungkin karena statusnya sebagai istri Ardian, padahal dia hanyalah istri siri saja. Mungkin karena Ardian telah memberinya tempat yang lebih istimewa daripada Eva sendiri. Apalagi, perempuan itu telah melahirkan seorang anak untuk Ardian, suaminya. Anak itu adalah anak yang sangat di nantikan Ardian selama ini bersama nya.

Dan kini Eva sadar, dia tidak hanya dikhianati. Dia ditinggalkan. Disisihkan secara perlahan, tanpa peringatan yang layak. Semua perjuangan, semua luka yang ia telan demi mempertahankan pernikahan itu, seolah sia-sia.

Tapi Eva tidak akan menangis. Tidak di hadapan mereka.

Dengan napas teratur dan tatapan yang mulai mengeras, Eva melangkah maju. Bukan untuk memohon penjelasan, tapi untuk menunjukkan bahwa meski hatinya hancur, ia tetap bisa berdiri tegak.

"Selamat yaa, Mas. Akhirnya, kamu punya keluarga bahagia. Ada istri dan anak." ucap Eva lembut, namun penuh penekanan.

Ardian hanya diam, lidah nya terasa kelu untuk berucap. Sedangkan Lisna, perempuan itu tersenyum menyeringai mendengar perkataan Eva. Dia tahu, jika Eva sangat cemburu melihat mereka, terutama saat melihat anaknya. Karena Eva tidak bisa memiliki anak seperti dia.

"Terimakasih, Mbak. Ohh yaa, mbak Eva ke sini di antar pacar nya yaa?" tanya Lisna dengan senyum menyeringai

Ardian mengeraskan ekspresi wajahnya mendengar perkataan Lisna.

Pacar? Yang benar saja, masa istrinya punya pacar? Padahal mereka belum bercerai. Tidak mungkin, tidak mungkin istrinya punya seorang pacar. Istrinya adalah perempuan setia, tapi bagaimana jika perkataan Lisna benar. Ardian tidak akan membiarkan Eva bersama laki-laki lain. Eva hanya akan menjadi milik nya, selamanya.

"Bukan urusan kamu." jawab Eva singkat. Setelah itu, dia berjalan dengan cepat menuju ke dalam kediaman mertuanya.

"Cih, sombong sekali!" gerutu Lisna

Ardian berjalan menyusul Eva, Lisna pun tidak mau ketinggalan. Dia segera menyusul langkah suaminya dengan membawa putranya.

***

1
Mundri Astuti
bongkar sekalian Adrian....biar tau kebenarannya...
tapi kamu juga salah si Adrian ...
Mardathun Lie: otw bongkar semuanya
total 1 replies
Nur Nuy
lanjut lah ungkapin semuanya eneg sama jalang sama adenya Adrian ga ada yg bener
Mardathun Lie: oke siap
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
lagiii donk...penisirin ini
Mardathun Lie: tungguin yaa hehe
total 1 replies
Nur Nuy
so sweet persahabatan ini
Mardathun Lie: kita juga bisa jadi sahabat KK 😁😂
total 1 replies
Nur Nuy
hahahaha mampus jalang, mampus mantan mertua eva tau kenyataan mantu jalang lu ga bener wkwkwkkw
Mardathun Lie: enaknya di apain yaa tuh mantu 😅🤣/Facepalm/
total 1 replies
Mundri Astuti
enak kan Adrian diselingkuhi ....pro...prok...
itu yg dirasakan Eva saat ia tau kamu selingkuh
Mardathun Lie: tersiksa lahir batin yaa /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
Mundri Astuti
next thor
Mardathun Lie: wokeeee
total 1 replies
Nur Nuy
kasih tau tuh jalang bayar pembunuh bayaran, biar mertua nya kaget wkwkkwwk
Mardathun Lie: ide yg bagus 🤣
total 1 replies
Nur Nuy
lah ngapa jadi perkosa bukannya siksa kurung, tololl anak itu juga bukan anaklu biarin aja sih dia dipenjara
Mardathun Lie: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Mundri Astuti
next thor
Mardathun Lie: okeeee
total 1 replies
Mundri Astuti
nah harus sebanding ntu balesannya, dah nyelakain Eva, mestinya penjara
Mardathun Lie: di siksa Ardian dulu yaa, baru di penjara 😁😂
total 1 replies
Nur Nuy
haha kebusukannya jalang dikasi tau Adrian mampus lu jalang, udah bukan anak Adrian itu jangan jangan sama adenya Adrian dia punya anak wkwkwkwk tunggu jeruji besi nunggu lu pelakor
Mardathun Lie: lu semangat banget kalau pelakor kena siksa yaa kak 🤣🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nur Nuy
jangan baik banget eva jadi orang, cukup lu sampein depan keluarga Adrian kalau pelakor yang sengaja celakain lu, dan tara anaknya lisna bukan anak Adrian mampuskan
Mardathun Lie: yaudah deh, gpp. lanjutkan 🤣🤣🤣 senggol bacok yaa
Nur Nuy: hahahaha gue jahat lo sama pelakor thor
total 3 replies
Mundri Astuti
perlu dipertimbangkan tuh va idenya Julia, hayyoo arsenn sok lahhh..gas keun...
Mardathun Lie: wih 😁😁/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Mundri Astuti
kapan terbongkarnya yak
Mardathun Lie: sabar yaa 🤩
total 1 replies
Mundri Astuti
adriann kamu tanyeee.../Frown/
Mardathun Lie: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Mundri Astuti
yg nyelakain Eva ngga dilanjutkan ke jalur hukum
Mardathun Lie: Belum, satu persatu yaa konfliknya /Facepalm/
total 1 replies
Nur Nuy
semoga arsen jodoh eva☺☺☺kalian terlalu manis, ih kapan pelakor ketahuan ini up dikit banget y
Mardathun Lie: Itu banyak lho, 1410 kata sangat sedikit yaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/🤣🤣🤣
total 1 replies
Ibrahim Ibrahim
dalam penulisan kata katanya bagus
saya suka
Mardathun Lie: Makasih 🤩🤩🤩
total 1 replies
Ibrahim Ibrahim
aku suka penulisan nya 👍
Mardathun Lie: Makasih ❤️🤩🤩🤩
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!