Seorang gadis yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dikenalnya demi melunasi hutang keluarganya.
Tapi karena sifatnya yang tidak mau diatur, tepat di hari pernikahannya dia memutuskan untuk kabur dan menemui kekasihnya.
Namun apa yang terjadi? Di apartemen, kekasihnya sedang memadu kasih dengan adik tirinya.
Hatinya hancur melihat pengkhianatan di depan matanya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui perjodohan itu. Dan ternyata eh ternyata laki laki yang menikahinya adalah bosnya sendiri di kantor yang terkenal dingin angkuh dan rumornya tidak menyukai wanita.
Nah untuk mengetahui kisah selanjutnya, ikuti di novel terbaruku yang berjudul " My Husband My Bos"
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14 ( My husband my bos ? )
Ardan sedang duduk di sofa sambil mengotak atik layar laptopnya.
Tiba tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar. Ardan menutup layar laptopnya dan bergegas pergi untuk membuka pintunya.
Ceklek
Kedua mata Emely terbelalak tidak percaya begitu melihat sosok yang berada di depannya.
" Hai kalian sudah datang, masuklah! " Ucap Ardan tanpa ekpresi dan memutar tubuhnya begitu saja tanpa melihat Emely yang melongo tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Hansen melangkah masuk ke dalam tapi Emely masih diam mematung.
Hansen kembali melangkah mundur kemudian berbisik pada Emely " Nona muda, masuklah ".
Emely pun terperanjat " I I iya Hansen, tapi kenapa bos ada di sini? Oh karena dia sahabatnya suamiku kan Hansen? " Tanya Emely kemudian berjalan mengikuti di belakang Hansen.
Hansen tersenyum tipis " Nona, dia lah suamimu. Tuan muda Muhammad Ardan Ratore ".
Jleg
Lagi lagi Emely dibuat terkejut dan hampir pingsan, dia terperanjat dan mundur beberapa langkah sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Sedangkan Ardan hanya tersenyum sambil menyeruput secangkir kopi hitamnya.
" Hansen kalian pasti bercanda, tidak, tidak mungkin" Sanggah Emely mencoba menghibur diri.
" Ah masak iya dia adalah suamiku, tampan sih tapi jeruk makan jeruk dia kan gay, ih amit amit " Batin Emely kemudian bergidik ngeri dan itu membuat Ardan curiga kemudian mengepalkan tangannya dan meletakkan cangkir kopi miliknya.
" Nona muda, ini benar" Ucap Hansen kemudian mengambil dua surat nikah yang berada di atas meja dan menunjukkannya kepada Emely.
Emely pun meraihnya dan segera membukanya " Hahhh jadi benar, My Husband my bos? ".
" Ehem " Jawab Ardan kemudian berjalan mendekati Emely dengan senyum menyeringai.
" Jadi jadi,ah ini pasti mimpi. Tunggu tunggu ini pasti hanya halusinasi saja karena aku terlalu lelah" Ucap Emely sambil menepuk jidatnya.
Ardan melangkah dan meraih pinggang Emely " Kamu masih menganggap ini halusinasi? Atau kamu mengira aku seorang gay dan tidak berhasrat pada wanita. Akan aku tunjukkan kepadamu siapa aku sesungguhnya, nona muda ratore".
Hansen hanya senyum senyum sendiri kemudian merogoh ponselnya yang berada di saku celananya dan merekam kejadian itu kemudian mengirimkannya kepada Sandra.
( Di seberang, Sandra yang menerima pesan video dari Hansen pun nampak senyum senyum sendiri. Kemudian mengirimkan pesan balasan berupa resi transfer yang sukses. Dan itu membuat Hansen senyum senyum sendiri)
" Wait wait wait, i i ini bisa dibicarakan " Emely mencoba menghindari Ardan dengan mencondongkan tubuhnya sambil mendorong dada laki laki itu.Namum Ardan tidak perduli dan tetap menekan tubuh Emely dan menguncinya di dinding.
Ardan meraih kedua tangan Emely dan menguncinya di atas kepala gadis itu, kemudian mendekatkan wajahnya pada Emely membuat jantung wanita itu berdetak tidak karuan.
Pandangan mereka saling bertemu seakan menyelami isi dari tatapan masing masing.
" Nona, sekarang bisa kamu jelaskan tentang keributan di kantor kemarin siang? " Bisik Ardan di telinga Emely.
Flashback on.
Kemarin sewaktu makan siang, Emely dan teman temannya sedang makan siang di kantin. Tanpa sengaja mereka melihat Hansen yang melintas untuk membelikan makan buat Ardan. Nah dari situ mereka semua bercerita tentang homo sek dan gay. Gosip kedekatan Ardan dan Hansen yang lebih dari asisten dan bos pun beredar luas, di tambah lagi dengan kesaksian Emely beberapa hari yang lalu di apartemen. Dan, rumor semakin ramai hingga terdengar ke telinga Ardan.
Braks.
Ardan menggebrak meja kerjanya setelah Hansen menceritakan semua rumor yang beredar di antara para pegawai di kantor.
" Tuan muda, ini sangat berbahaya karena akan mempengaruhi bisnis kita. Akan banyak pemegang saham yang menilai Anda sebagai pimpinan yang tak bermoral" Ucap Hansen.
Ardan menarik nafasnya dalam dalam " Cari tahu Hansen siapa yang sudah menyebarkan rumor menjijikkan seperti itu! ".
" Maaf tuan muda, sebenarnya sudah sejak lama mereka menggunjingkan kita maksudku mereka mengira kalau kita sedang pacaran ".
Ardan melotot tajam membuat Hansen terperanjat dan menundukkan kepalanya
" Ma maaf tuan muda maksudku "
" Sudah sudah jangan diteruskan! Kamu urus masalah ini sampai selesai apapun caranya! "
" Ada satu cara tuan" Jawab Hansen yang membuat Ardan menatapnya dengan tajam
" Apa! ".
" Anda dan nona muda, tunjukkan pada mereka kalau kalian sudah menikah "
" Apa! Aku sama dia? Gadis gila itu, enggak enggak Hansen, Hansen sebaiknya kamu jangan bercanda. Aku tidak mungkin dengan gadis gila, bar bar dan norak itu. Enggak mungkin " Jawab Ardan kemudian beranjak dan berjalan ke sisi jendela.
" Tapi hanya itu jalan satu satunya tuan. Gak mungkin kan anda mencari wanita lain sedangkan anda sudah terikat pernikahan dengan nona Emely. Dan nyonya besar pasti tidak akan merestuinya".
Ardan menghela nafasnya dalam dalam kemudian memijit pelipisnya.
" Terserah tuan muda, kalau tuan muda memang tidak menginginkan nona Emely lebih baik jujur saja dan mengakhiri sandiwara ini karena ini tidak adil untuk nona Emely, meskipun dia tidak menginginkan perjodohan ini tapi dia sangat ingin melihat suaminya setidaknya sebelum kalian benar-benar berpisah" Ucap Hansen panjang lebar yang membuat Ardan terdiam.
Flasback off.
Emely memejamkan matanya " Sebaiknya kamu lepaskan aku dulu baru aku bisa berpikir dengan baik bos, nanti aku kasih tahu apa yang sebaiknya kita lakukan ".
Ardan terperanjat dan melepaskan cengkramannya kemudian berkacak pinggang di depan mata Emely.
'' Tuan , sebaiknya malam ini kalian habiskan waktu bersama di sini saja" Hansen pun melangkah pergi meninggalkan Ardan dan Emely di apartemen mewah itu.
Ardan dan Emely terperanjat dan menoleh ke arah Ardan secara bersamaan.
" Hansen! " Teriak Ardan.
" Maaf tuan muda, aku ada urusan penting" Ucap Hansen kemudian berlari keluar dari apartemen.
Ardan mendengus kesal dan berjalan menjauh dari Emely.
Begitu juga Emely yang meringsek dan duduk menjauh dari Ardan.
" Jangan harap aku akan menerimamu sebagai istriku yang sebenarnya, pernikahan kita hanyalah perjodohan dan tidak akan membatasi apapun" Ucap Ardan dengan suara parau dan berat.
Emely terdiam tak bergeming, tatapannya kosong dan menyiratkan sebuah pertanyaan besar " Mengapa hidupku seperti ini, pernikahan yang menjadi impian ternyata pahit untukku" Batinnya dengan mata berkaca kaca.
Ardan melemparkan tatapan tajam yang menyakitkan untuk Emely " Kenapa masih di situ, masuklah ke dalam kamar biar aku yang tidur di sini! ".
Emely beranjak dan berjalan mendekati Ardan, dia mendekatkan tubuhnya dan menjulurkan tangannya ke belakang Ardan membuat Ardan melotot tajam " Apa yang akan kamu lakukan! ".
Emely tak menjawab, dia menarik sesuatu yang berada di bawah kaki Ardan.
Dan ternyata Emely menarik tasnya yang terjatuh di bawah tempat duduk Ardan
" Kenapa tidak bicara kalau mau ambil tas! " ketus Ardan.
" Untuk apa bicara kalau tidak berguna, hanya akan membuang tenaga! " Jawab Emely lebih ketus darinya.
Ardan pun menghela nafasnya dalam dalam kemudian merebahkan tubuhnya di sandaran sofa sedangkan Emely berjalan memasuki kamar Ardan untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh serta pikirannya.
Waktu masih menunjukkan pukul 20:00Wib tapi sudah sangat senyap hanya suara hembusan nafas yang terdengar.
apa yang membuatmu tak pantas menjadi istrimu.. mungkin maksudnya istriku kali ya