Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Mendengar itu wajah Tyo memuat seketika, dia tahu jika Nadira bukan orang yang suka diremehkan, dia sangat serius dengan apa yang selalu dia ucapkan,Bisa jadi gawat jika dia mengadu kepada atasannya, apalagi Bram adalah orang yang menyukai Nayma.
"Baiklah, mari kita tes DNA anak itu saat dia lahir, aku akan menikahi kamu jika benar itu anakku". Ucap Tyo dengan susah payah.
Para warga yang menyaksikan ketegangan itu kini mencemooh mereka dan merendahkan.
"Dasar manusia tidak tahu diri, bisa-bisanya di tempat kita ada pezina, malah sampai hamil segala". Ucap Salah satu ibu-ibu biang gosip disana.
"Benar, aku tidak menyangka orang-orang kalem tapi perbuatannya tidak bermoral". Sinis perempuan sebelahnya lagi.
"Jangan sembarangan berbicara kalian, urus saja keluarga kalian sendiri, jangan sampai kalihn mendapatkan suami kalian juga seperti itu, aku orang pertama yang menghina kalian semua". Teriak Bu Alma dengan keras.
Dia benar-benar murka karena orang-orang itu menghina anaknya, dia tidak akan membiarkan siapapun merendahkan anak kebanggaannya itu.
Para warga memandang nya dengan tatapan aneh bagaimana bisa dia membela anaknya Padahal sikap anaknya itu tidak baik.
"Ayo kita masuk bu, biarkan saja perempuan gila itu diluar sendirian". Ajak Tyo menepis tangan Nadira dengan kasar
"Aku tidak akan membiarkan kamu lolos Tyo, sekarang kita kerumah sakit untuk tes DNA, tidak perlu tunggu dia lahir, alat di kedokteran sudah canggih". Nadhira kembali menghadang Tyo yang berusaha mengelak.
TYo dan bu Alma meradang, mereka tidak terima diperlakukan seperti ini, apalagi dia sangat malu karena warga sudah mengetahuinya.
"Jangan membuatku marah Dira, kalau kau masih mencari gara-gara akan ku buat kau menyesal". Geram Tyo menatap tajam Nadira.
Bukannya takut, Nadira semakin berani, dia menatap tajam Tyo seolah menantangnya.
"Kau pikir aku takut, kau tahu kan jika aku bukan perempuan yang suka berbohong, maka jangan salah kan aku jika aku melaksanakan apa yang kukatakan padamu tadi, bersiap-siap saja kehilangan pekerjaanmu itu". Dira menyeringai kepada Tyo.
Tyo menggeram degan kesal, dia betul-betul ingin memakan Nadira hidup-hidup sekarang.
"Baik, kita akan menikah di KUA besok sore, pulanglah, bawah dokumen pentingnya, lalu kita berangkat kesana besok". Ucapnya dengan tangan mengepal.
Tyo sudah merencakan sesuatu untuk mengelabui Nadira karena besok pagi dia akan pergi dari sini dan akan tinggal di rumah subsidi.
"Dari tadi kek, jika sejak tadi seperti ini, kan enak, aku tidak akan pusing dan mengeluarkan banyak tenaga". Nadira tersenyum sinis kemudian melangkah kan kakinya meninggalkan mereka.
Para warga pun pergi dari sana setelah meluapkan kekesalan mereka pada pagar rumah Tyo dan juga ibu Alma. Sedangkan pemilik rumah masuk kedalam dengan perasaan kesal
"Ibu tidak mau kau menikahinya nak, bisa apa dia, bahkan dia itu hanya akan menghabiskan uangmu". Ucap Ibu Alma dengan sedih.
" Mau bagaimana lagi bu, kita tidak punya pilihan lain, ibu kan sudah lama menginginkan cucu, dia anak TYo berarti cucu ibu". Tyo berusaha memberikan ibunya penjelasan agar dirinya tidak terlalu pusing.
"Tapi dia tidak bekerja, bagaimana nasib bulanan ibu jika dia tinggal disini". Bu Alma masih kekeh dengan keputusannya
"Sudahlah bu, oh iya aku akan memberi tahu kan kabar ini, aku akan pindah kerja diluar kota karena aku akan ditugaskan di kantor cabang".
"Loh kok gitu nak, ibu sendiri disini dong kalau kamu pergi". Ucapnya dengan sedih, matanya langsung berkaca-kaca.
"Inilah yang aku ingin katakan pada ibu, kalau ibu mau ikut, kita kontrak kan saja rumah ini terus ibu ikut denganku disana, ibu akan tinggal dirumah dinas sedangkan barang-barang ibu bisa kita tinggal dia ni, kita hanya perlu bawah barang-barang penting saja bagaimana??
"boleh juga nak, kita tidak usah bawah banyak barang kesana, kita masukkan saja barang kita dalam satu kamar dan diatur rapi, nanti kalau kontraknya selesai kan bisa mudah dipindahkan lagi".
"Boleh bu, aku akan cari orang yang mengontrak rumah ni sekarang sekalian kita panggil jasa orang-orang yang bisa angkat barang-barang".
"Iya nak, ibu akan rapikan barang yang mau dibawah saja, memang disana isi rumahnya lengkap??
"Tidak bu, kamarnya hanya 2 dan rumah subsidi, jadi tidak perlu bawah barang banyak, toh jika nanti kita punya uang rencananya aku akan beli rumah satu lagi untuk kita bu, lumayan dapat dari rumah ini dan juga rumah yang akan aku beli, biar kita tinggal dirumah subsidi untuk sementara waktu".
"Ide bagus nak, kamu bisa beli kasbon dulu, atau mengajukan Dikantor mu saja nak".
"Iya bu, kebetulan aku sudah mengajukannya dan akan cair besok, rencananya aku akan beli rumah sekalian akan di kontrak kan saja dulu, lumayan bu, ibu bisa dapat uang bulanan tambahan, tapi maaf yah bu untuk bulanan ibu aku potong, kan untuk bayar hutang aku di kantor ".
"Tidak apa-apa nak, kamu bisa kasih setengah dari biasanya, kan sudah ada uang bulanan rumah ibu".
"Baguslah bu, kita juga tidak perlu repot-repot mengurus Nadira, toh dia datang besok sore, kita akan berangkat besok pagi".
Bu Alma tersenyum lebar mendengar perkataan sang putra, dia tidak menyangka anak lelakinya ini punya ide briliant menghadapi tuntutan Nadira tadi.
"Kamu cari saja orang kos nak, kita pasang spanduk didepan sekarang supaya banyak yang cari termasuk di grup kantormu".
"Iya bu, aku akan posting sekarang, minta tolong ibu rapikan barang-barang yang mau dibawah yah bu".
"Iya nak, jangan lupa barangmu juga dirapikan". Perintahnya pada sang anak.
Tyo hanya mengangguk kemudian fokus pada informasi yang dia kirim di grup kantornya dan juga yang lainnya. Dia harus mendapatkan orang yang menyewa rumah ibunya karena dirumah ini lumayan banyak kamarnya dan luas, bisa dikos dan satu kamar yang paling luas yaitu kamar ibunya akan ditaruh barang-barang mereka yang tidak terpakai.
Senyumnya mengambang melihat banyaknya peminat untuk kos rumah ibunya, dan dia menyuruh mereka datang untuk melihatnya.
Setelah semuanya selesai, dia menuju kamarnya membereskan seluruh barang miliknya.
Sejam kemudian barang pribadinya sudah terkumpul dengan 3 koper besar, begitupun dengan sang ibu malah membawa lebih banyak koper.
"Barang pribadi ibu sudah semua?? ". Tanya Tyo melirik koper-koper besar berjejer didepan pintu kamar ibunya.
"Iya nak, saatnya mengeksekusi barang lainnya". Ajaknya pada sang anak.
walau nikah anak itu lahir akta nya ttp ibunya tdk ada nm bpk nya.
susah kl wanita terlalu murah sprti nadira, hamil di luar nikah. saat hub diam diam trus slh hamil koar koar. smp sgitunya. walau dinikahi pun gk dpt status bpknya.
🤣🤣🤣
sebaiknya pelajari dulu ttg ini ya wahai penulis.
anak di luar nikah tdk bisa mnuntut nafkah, kl tyo ngasih uang itu disebut sedekah bkn nafkah.
akta lahir ttp nm ibunya tdk bisa nm ayahnya jd walau nikah percuma saja sih, anaknya ttp gk bisa pake bin atau binti bpk nya
rumah tangga tidak akan bener kalau kepala keluarga disetir terus oleh ibunya...
bahkan semuanya dilakukan hidup rumahtangga anaknya jadi berantakan....
sampai anknya sendiri sudah lelah hidup dengan ibunya selalu saja diatur...
apakah tyo masih berlanjut kerja diperusahaan pak bram ?
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....