NovelToon NovelToon
PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Ruang Ajaib / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Time Travel
Popularitas:448
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

#ruang ajaib

Cinta antara dunia tidak terpisahkan.

Ketika Xiao Kim tersedot melalui mesin cucinya ke era Dinasti kuno, ia bertemu dengan Jenderal Xian yang terluka, 'Dewa Perang' yang kejam.

Dengan berbekal sebotol antibiotik dan cermin yang menunjukkan masa depan, yang tidak sengaja dia bawa ditangannya saat itu, gadis laundry ini menjadi mata rahasia sang jenderal.

Namun, intrik di istana jauh lebih mematikan daripada medan perang. Mampukah seorang gadis dari masa depan melawan ambisi permaisuri dan bangsawan untuk mengamankan kekasihnya dan seluruh kekaisaran, sebelum Mesin Cuci Ajaib itu menariknya kembali untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26: PUTRI YONG LAN, ANCAMAN BARU

Sinyal dari prajurit yang menyamar sebagai pelayan masih terngiang di benak Kim ketika suara langkah kaki yang mantap terdengar di koridor luar paviliun cuci. Suara itu berbeda dari langkah pelayan biasa—tegas, penuh keanggunan, dan disertai dengungan bisikan para pengiring. Kim menoleh perlahan, sambil terus menyetrika sehelai kain sutra merah muda yang milik Selir Yen, menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang dan fokus pada pekerjaan.

Sesaat kemudian, seorang wanita muda memasuki paviliun dengan langkah yang anggun. Dia mengenakan gaun kerajaan berwarna ungu tua yang dihiasi renda emas dan mutiara, dengan ikat pinggang yang dihiasi permata biru besar. Rambutnya terikat dalam sanggul kompleks yang dihiasi mahkota kecil berbentuk bunga sakura, dan wajahnya cantik dengan alis yang menyudut dan mata hitam yang tajam seperti panah. Tidak diragukan lagi—ini adalah Putri Yong Lan, putri perdana menteri Yong yang telah dilihat Kim di cermin ajaibnya beberapa saat yang lalu. Dua pelayan berpakaian biru tua mengikutinya dengan sikap patuh, sementara seorang penjaga berperisai berdiri di pintu masuk sebagai pengawal.

“Semua orang berhenti bekerja!” salah satu pelayan Putri Yong Lan memerintahkan dengan suara keras. Para pekerja paviliun cuci segera berhenti apa yang mereka lakukan dan membungkuk rendah, kecuali Kim yang tetap berdiri, tangan masih memegang setrika besi.

Putri Yong Lan berjalan melingkar di sekitar paviliun, memandang sekeliling dengan tatapan yang menyelidiki. Matanya berhenti pada tumpukan pakaian sutra yang telah dicuci dan disetrika rapi di sudut ruangan. “Kualitas cucian di paviliun ini memang terkenal baik,” katanya dengan nada yang mengalir namun penuh makna tersembunyi. Dia berbalik menghadap Kim, yang akhirnya membungkuk rendah. “Kamu siapa? Mengapa kamu tidak berhenti seperti orang lain?”

“Saya minta maaf, Yang Mulia Putri,” jawab Kim dengan suara yang tenang namun sopan, tetap membungkuk. “Saya sedang menyetrika sutra milik Selir Yen. Jika dibiarkan terbengkalai, kusutannya akan sulit diperbaiki lagi.”

Putri Yong Lan mendekat perlahan, menghirup aroma sutra yang baru dicuci. Matanya mengintip wajah Kim yang masih menunduk, kemudian menoleh ke salah satu pelayan asli paviliun cuci yang sedang gemetar di sudut. “Siapa gadis ini?” tanya dia dengan nada yang dingin.

“N-Nama dia Xiao Kim, Yang Mulia,” jawab pelayan itu dengan gemetar. “Dia baru saja mulai bekerja di sini beberapa minggu yang lalu.”

Putri Yong Lan mengangguk perlahan, kemudian menoleh kembali ke Kim. “Angkat kepalamu, Xiao Kim,” perintahnya. Kim menuruti dengan hati-hati, menjaga pandangannya tetap rendah dan tidak berani menatap langsung ke mata putri tersebut. “Kamu tampak berbeda dari pelayan biasa,” ujar Putri Yong Lan, menyilang tangan di depan dadanya. “Matamu terlihat cerdas. Pernahkah kamu bertemu dengan orang penting di istana?”

“Tidak, Yang Mulia,” jawab Kim dengan sikap yang polos dan tidak menyangka. “Saya hanya seorang pelayan yang bekerja keras untuk menyelesaikan tugas saya. Saya jarang bertemu dengan orang-orang berstatus tinggi selain ketika mereka mengirimkan pakaian untuk dicuci.”

Putri Yong Lan sedikit menyipitkan mata, seolah merenungkan jawaban Kim. Kemudian dia mengangkat salah satu kain sutra dari tumpukan, memeriksa teksturnya dengan cermat. “Kualitas cucian ini memang baik,” katanya lagi, namun kali ini nada suaranya lebih tajam. “Tetapi saya pernah mendengar bahwa Jenderal Xian—yang terkenal sebagai Dewa Perang—sering datang ke paviliun ini. Katanya dia bahkan sering memeriksa kualitas cucian dengan tangannya sendiri. Apakah kamu tahu mengapa dia begitu peduli dengan urusan cucian yang seharusnya sepele ini?”

Kim merasa detak jantungnya berdebar kencang di dada, namun wajahnya tetap tenang. “Saya tidak tahu pasti, Yang Mulia,” jawabnya dengan jujur sekaligus menyembunyikan kebenaran. “Jenderal Xian datang sebagai bagian dari pemeriksaan keamanan istana. Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan mata-mata menyamar sebagai pelayan, jadi dia perlu memastikan semua area istana aman.”

Putri Yong Lan mengeluarkan suara tawa yang dingin dan menusuk. “Keamanan? Sungguh alasan yang menarik dari seorang jenderal yang terkenal hanya fokus pada medan perang,” katanya dengan nada yang penuh kecurigaan. Dia melemparkan kain sutra kembali ke tumpukan dengan sedikit kasar. “Baiklah, jika kamu benar-benar ahli dalam mencuci, saya akan memberikan tugas khusus untukmu. Saya memiliki sehelai gaun pernikahan keluarga saya yang terbuat dari sutra sutra paling langka dari negara bagian Timur. Gaun itu telah terkena noda berat dari anggur merah dan serbuk kayu manis yang sudah mengering selama bertahun-tahun. Semua tabib dan pelayan yang pernah mencoba membersihkannya hanya membuat noda semakin parah, bahkan sebagian kainnya mulai menguning.”

Dia menunjuk ke arah pintu, dan salah satu pengiringnya segera masuk membawa sebuah kotak kayu besar yang dihiasi ukiran bunga. Ketika kotak itu dibuka, terlihat gaun sutra warna krem muda yang indah namun jelas terlihat ada noda gelap dan bekas kuning di beberapa bagiannya. “Saya ingin kamu membersihkan gaun ini hingga seperti baru lagi,” perintah Putri Yong Lan dengan tegas. “Jika kamu gagal, noda semakin parah, atau bahkan merusak serat sutra—kamu akan dikenai hukuman berat. Kamu akan diusir dari istana dan tidak akan pernah bisa bekerja sebagai pelayan di mana pun di kerajaan ini. Namun jika kamu berhasil, saya akan memberikan hadiah yang besar dan bahkan bisa meminta Kaisar untuk mempromosikanmu.”

Kim melihat gaun itu dengan hati-hati. Dia tahu bahwa membersihkan noda tua pada sutra langka adalah tugas yang hampir mustahil dengan metode pencucian tradisional yang digunakan di istana—air hangat dengan ramuan herbal hanya akan membuat noda semakin meresap dan merusak serat halus sutra tersebut. Tapi dia juga menyadari bahwa ini bukan hanya ujian tentang kemampuan mencuci—Putri Yong Lan sedang mencoba menjebaknya, ingin menemukan alasan untuk menghukumnya karena hubungan yang diduga dengan Xian. Ancaman yang dia hadapi bukan hanya dari orang dalam istana seperti Selir Mei atau Permaisuri Hwang, tapi juga dari bangsawan luar yang memiliki dendam pada Xian dan kekuatan untuk membinasakan dirinya dengan mudah.

“Saya akan melakukan yang terbaik, Yang Mulia,” jawab Kim dengan suara yang tegas dan penuh keyakinan.

Putri Yong Lan mengangguk dengan senyum yang menyakitkan. “Baiklah. Saya akan kembali menjemput gaun ini besok pagi tepat pada jam delapan. Jangan membuat saya kecewa, Xiao Kim,” katanya sebelum berbalik dan meninggalkan paviliun dengan pengiringnya, menyisakan suasana yang tegang dan penuh ketakutan di antara para pelayan.

Begitu Putri Yong Lan pergi, Kim segera mengumpulkan beberapa pelayan yang dipercaya—yang sebenarnya adalah prajurit yang disisipkan Xian. “Saya perlu menggunakan mesin rahasia di ruang bawah tanah,” katanya dengan cepat. “Bantu saya membawa gaun itu dan pastikan tidak ada orang lain yang mendekati paviliun ini sampai saya selesai.”

Ruang bawah tanah di belakang paviliun cuci adalah tempat yang hanya diketahui oleh Kim dan Xian. Di sana tersembunyi beberapa alat yang dibawa Kim dari dunia modern—termasuk mesin pencuci kecil yang menggunakan teknologi ramah lingkungan dan bahan pembersih kimia khusus yang dirancang untuk membersihkan kain berharga tanpa merusaknya. Kim sangat hati-hati dalam menggunakan alat tersebut, karena dia tahu bahwa jika alat ini ditemukan, dia akan dianggap sebagai penyihir atau mata-mata yang mengancam keamanan dinasti.

Dia meletakkan gaun sutra dengan sangat hati-hati di dalam mesin, memilih mode khusus untuk kain halus dan menambahkan sedikit bahan pembersih yang dapat memecah noda tua tanpa merusak serat. Selama proses pencucian berlangsung, Kim mengawasinya dengan cermat, menyesuaikan suhu dan kecepatan mesin sesuai kebutuhan. Setelah pencucian selesai, dia tidak menggunakan mesin pengering tradisional—melainkan menggantung gaun itu di ruang khusus dengan kontrol kelembapan dan suhu yang tepat, menggunakan teknologi yang sama untuk menjaga bentuk dan tekstur sutra tetap sempurna.

Pagi hari berikutnya, tepat pada jam delapan, Putri Yong Lan tiba di paviliun cuci dengan ekspresi wajah yang penuh harapan akan melihat kegagalan Kim. Namun ketika Kim membuka kotak kayu dan mengeluarkan gaun sutra yang sudah bersih dan kembali ke warna aslinya, wajah Putri Yong Lan menjadi pucat karena kaget dan frustrasi. Gaun itu tampak seperti baru keluar dari tangan pembuatnya—noda dan bekas kuning sudah hilang sama sekali, dan tekstur sutra tetap lembut dan mengkilap.

“Bagaimana kamu bisa melakukan ini?” tanya Putri Yong Lan dengan suara yang terengah-engah, mencoba menyembunyikan kekesalan dalam dirinya. “Semua orang yang mencoba sebelumnya hanya membuatnya semakin buruk!”

“Saya memiliki metode khusus yang diajarkan oleh nenek saya, Yang Mulia,” jawab Kim dengan sikap sopan. “Metode itu menggunakan ramuan herbal langka yang dapat memecah noda tanpa merusak kain. Saya hanya beruntung bisa berhasil.”

Putri Yong Lan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia tahu bahwa tidak ada cara untuk menyalahkan Kim sekarang—malahan dia harus memenuhi janjinya untuk memberikan hadiah. Namun dia hanya mengangkat dagunya dengan sikap sombong dan berkata, “Baiklah, kamu memang memiliki kemampuan yang luar biasa. Hadiahmu akan dikirimkan nanti.” Tanpa berkata lagi, dia berbalik dan meninggalkan paviliun dengan langkah yang cepat dan penuh kemarahan, tidak bisa menerima bahwa dia telah gagal menjebak gadis muda yang dianggapnya hina itu.

Setelah Putri Yong Lan pergi, Kim menghela nafas panjang yang dia tahan sepanjang malam. Dia menyadari bahwa perjuangan untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang yang dicintainya semakin sulit. Ancaman datang dari berbagai arah—baik dari dalam maupun luar istana—dan setiap hari dia harus lebih cermat dan cerdas untuk menghadapinya. Namun dengan bantuan Xian dan alat rahasia yang dia miliki, dia merasa yakin bahwa dia bisa menghadapi setiap tantangan yang akan datang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!