bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu di Mall
Hari ini Andine kembali merasa bebas setelah beberapa lama harus mengabdikan diri nya sebagai seorang istri, kini Andine kembali seperti saat ia masih gadis dulu.
"seneng kan bisa bebas kaya gini, kamu bisa menikmati hidup tanpa harus kamu menjaga perasaan suami dan ibu mertua kamu!" kata tante sulis sesaat mereka tengah melakukan perawatan di klinik langganan tante sulis.
"iyaa tante, udah berbulan-bulan aku gak bisa perawatan kek gini. Seneng banget akhirnya bisa perawatan lagi" jawab Andine dengan senyum mengembang.
"iyaaa,, tapi inget loh, kamu harus segera menyelesaikan masalah kamu dengan Rudi. Kamu harus bisa pastikan kamu bisa mengambil apa yang sudah mereka ambil dari kamu!" kata tante sulis.
"iyaa tante, itu pasti. Tante tenang aja setelah ini, Andine akan buat kejutan untuk keluarga itu. Mungkin yang lebih utama adalah membuka perselingkuhan Mas Rudi dengan pelakor itu, lalu Niken yang jadi "ayam kampus" dari situ semua nya pasti akan berjalan sesuai dengan apa yang aku mau. Bonus nya, bisa aja Mas Rudi mendapatkan masalah dari suami siri pelakor itu nantinya!" kata Andine tersenyum sinis.
"yaa kamu benar Ndine, tapi kamu harus tetep inget loh ya jangan sampai lepas kendali!" kata tante sulis lagi mengingatkan.
"iyaa tenang aja tante, gak akan kok!" jawab Andine dengan tenang. Mereka pun kembali melanjutkan kegiatan mereka hari itu, mulai dari perawatan, kesalon langganan sampai akhirnya mereka berbelanja dan juga makan siang bersama disalah satu restoran di mall itu.
"Nah,, tante, liat itu,,,," kata Andine mengarahkan matanya ke salah satu toko yang tak jauh dari tempat nya makan bersama tante sulis.
"loh itu kan adik ipar kamu ya Ndine? Dia jalan sama om-om??" tanya tante sulis dengan raut wajah penasaran. Andine pun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
"iyaaa,, bahkan om darma juga sudah tau soal hal ini, makanya aku punya semua bukti nya tan dan itu bisa jadi bumerang buat mereka!" kata Andine.
"ternyata memang begitu kelakuan mereka, kayanya satu keluarga memang gak ada yang bener ya?" kata tante sulis membuat Andine menganggukan kepala.
"dia kesini tan,,," kata Andine membuat tante sulis berhenti berbicara.
"yaaampuunn ternyata kamu di sini mbak setelah kemarin pergi dari rumah?" kata Niken ketika melihat Andine berada ditempat yang sama dengannya.
"Memangnya kenapa, apa urusannya dengan mu?" tanya Andine dengan santai.
"keterlaluan kamu mbak, setelah kamu meninggalkan Mas Rudi kamu malah bersenang-senang!!" kata Niken lagi dengan suara lebih keras.
"jaga mulut mu ya ken! Jangan sampai ku buat malu kamu di sini!!" kata Andine dengan pandangan tajam.
"halaaahhh ngomong apa kamu mbak, bilang aja kamu itu,,,,," ucapan Niken terputus dengan perkataan Andine.
"cukup!! Ternyata kamu menang gak bisa di bilangin baik-baik ya ken, sebetulnya apa mau mu?" tanya Andine yang sudah berdiri berhadapan dengan Niken yang melipat tangannya di dada.
"ohh,,, tidak,, aku tidak ingin apapun dari kamu mbak, karna aku bisa beli sendiri apapun yang aku mau!" jawabnya dengan pongah membuat Andine berdecih sinis.
"baguslah,, jadi buat apa kamu merusak makan siang ku sekarang?" tanya Andine lagi.
"aku cuma pengen kamu sadar diri mbak, kamu itu udah bangkrut gak pantes buat makan di restoran mahal kaya gini. Kamu itu cocoknya makan di pinggir jalan barengan sama tikut-tikus jalanan sana!!" kata Niken dengan tawa.
"ohyaa? Lalu kamu, apa kamu yakin bisa membayar makanan di sini tanpa sponsor dari sugar daddy mu ini?" tanya Andine dengan mata tak lepas menyorot ke arah dua orang didepannya itu.
Niken pun berhenti tertawa, ia kemudian menatap Andine dengan tatapan tajam.
"Ap-apa maksud mu?!" tanya Niken membuat Andine terkekeh kecil.
"kau bahkan terlalu bodoh untuk ukuran jalang berkwalitas!!! Kamu harusnya mikir, kamu itu hanya sampah yang aku pungut dari jalanan bersama dengan Mas dan juga ibu mu itu. Kalau bukan karna aku kau tak akan bisa berkuliah ditempat mahal, yaa seperti sekarang ini. Kau justru jadi jalang yang mengangkang pada suami orang untuk mendapatkan uang, hanya saja andai dulu aku tidak memungutmu kau pasti tidak berada di level ini. Tapi di level pinggir jalan yang mana tarif mu pasti hanya ratusan ribu!!!" kata Andine membuat mata niken mendelik tajam dan langsung ingin melayangkan tamparan di pipi Andine.
"kurang ajaaarr!!!" katanya sambil mengangkat tangan, namun belum sampai mengenai pipi andine justru Niken sendiri yang mendapat serangan dari seseorang di belakang mereka.
"aauuu,,,," teriaknya ketika rambutnya tertarik kebelakang.
"jadi ini perempuan jalang yang menggoda suami ku?!" kata perempuan paru baya seumuran tante sulis yang langsung menutup mulutnya melihat pemandangan itu.
"Ratih!!" ucap tante sulis yang mengenali perempuan itu.
"Sulis, jadi kamu kenal dengan perempuan jalang ini?" tanya tante Ratih yang langsung di jawab gelengan kepala oleh tante sulis.
"tidak tih, dia calon mantan adik ipar dari keponakan ku ini" kata tante sulis menujuk Andine yang berada disampingnya.
"calon mantan adik ipar?" tanya tante Ratih di jawab anggukan kepala oleh tante sulis, sementara tangan tante Ratih masih memegang Rambut Niken membuat perempuan itu tampak kesakitan.
"Mah,, sudah mah, kasian Niken mama jambak seperti itu!" kata lelaki yang tadi bersama Niken, membuat istrinya kembali menjambak rambut Niken tambah keras yang membuat Niken justru tambah menjerit kesakitan.
"Kasian kamu bilang? Kalau begitu, mari sini kau gantikan dia untuk ku jambak sampai kepalamu pindah dari tempatnya. Bagaimana?" tanya tante Ratih membuat suaminya langsung bergidik ngeri.
"saya heran, apa kamu gak di ajarkan oleh ibu mu untuk jadi perempuan baik-baik sampai harus menjadi simpanan dari lelaki beristri?" tanya Tante Ratih pada Niken yang masih meringis kesakitan.
"bukan urusan mu itu nenek peot!!" kata Niken membuat tante Ratih semakin mengencangkan tarikan rambutnya.
"apa kamu bilang? Nenek peot! Kau tau siapa nenek peot ini? Nenek peot ini lah orang tang uang nya kau gunakan untuk bersenang-senang dengan suami ku, nenek peot ini lah yang suami nya kau rebut. Heh, kau masih mau dengan dia? Silahkan, ku ikhlaskan mulai dari sekarang! Dan kau, bersiaplah kau untuk menjadi gembel lagi!!!" kata tante Ratih sambil melempar Niken ke arah suami nya yang justru terbengong.
"tap,, tapi,,,"
"tidak ada tapi-tapian, kembalikan kunci mobil hingga kartu kredit dan kartu debit perusahaan. Cepat!!!" teriaknya membuat semua pengunjung berhenti dan mengarahkan mata ke arah mereka bahkan ada beberapa yang merekamnya, baik secara live maupun tidak.
Suami tante Ratih pun langsung mengeluarkan dompet dan kunci mobil dari saku celananya dan memberikannya pada rante Ratih, Andine dan tante sulis yang melihat itu hanya menggelengkan kepala sambil berdecak sinis.
"ternyata mokondo tan!" bisik Andine yang langsung mendapat jawaban anggukan kepala dari tante sulis.
"Ayo kita pergi!" kata Tante Ratih mengajak tante sulis dan juga Andine setelah mengambil kunci mobil dan juga semua kartu yang di pengang oleh mantan suaminya.
Andine dan tante sulis pun saling berpandangan, keduanya pun meninggalkan resto itu setelah membayar makanan mereka yang belum tersentuh semua.
"jadi,,, dia suami ku tih?" tanya tante sulis setelah mereka sampai di salah satu restoran steak yang masih berada di mall itu hanya beda lantai.
"yaa dia suami ku, tepatnya suami kedua setelah Mas Radit meninggal dunia" kata Tante Ratih membuat tante sulis menganggukan kepala.
"jadi, selama ini kau tak pernah menghubungi ku karna kau sudah menikah lagi? Sejak kapan?" tanya tante sulis lagi.
"beberapa tahun yang lalu, dia itu mantan office boy di kantor peninggalan mendiang suamiku. Setelah kepergiannya aku yang mengurus perusahaan itu sampai akhirnya aku bertemu dia dan mencintai dia, makanya kami menikah. Ternyata dia hanya seorang mokondo, menyesal aku memberikan kepercayaan pada dia menjalankan perusahaan. Mana saat ini perusahaan ku di ambang ke bangkrutan karna ulah dia!" jawab tante Ratih dengan Nada kesal membuat Andine dan tante sulis saling berpandangan.
"kamu yang sabar yaa,,, maaf kami tadi hanya bisa diam, yaa seperti yang aku bilang tadi kalau perempuan itu calon mantan adik ipar keponakan ku karna saat ini keponakan ku tengah mengurus perpisahan mereka." kata tante sulis pada tante Ratih.
"huuh,, apa kah satu keluarga seperti itu sampai keponakan mu pun mau menceraikan suaminya?" Tanya tante Ratih.