Gadis cantik dari desa yang ambisius dengan segala lika liku kehidupannya, dimulai dari keluarga, karir, percintaan, hingga terbentuk "Selintas Imajinasi" yang seumur hidup akan terus menghantuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
"Ayy, katanya kamu lulusan SMA ya?" Tanya Rani kepada Ayu.
"Kenapa gitu Ran?" Tanya Ayu dengan serius.
"Tidak apa - apa sih hanya saja kok bisa gitu ya, aku saja S1 dulu baru bisa bergabung, kalo tahu lulusan SMA bisa bekerja di sini, mungkin dari dulu aku sudah masuk, seperti tidak ada bedanya gitu, gaji sama, divisi sama, rasa - rasanya tidak adil jika lulusan S1 harus di samakan dengan lulusan SMA" Ketus Rani kepada Ayu.
●●●
Ayu pun menghela nafas dan,
Biarkanlah mereka beranggapan seperti apapun, yang terpenting atasan di kantor mengetahui skill ku selama bekerja, masalah ijazah bisa menyusul.
Mereka - mereka yang terus menggunjing adalah sebagian kerikil kecil yang harus aku hadapi.
Jika mereka merasa pendidikan adalah tolak ukur posisi atas dan bawah, kenapa skeptis kepada aku yang hanya lulusan SMA? Bukankah tidak selevel ya? Jadi tidak perlu khawatir seharusnya, jalani saja dengan pembuktian bahwa ijazah memang mempengaruhi skill di dunia kerja.
Lagi pula bukan aku tidak ingin melanjutkan pendidikanku pada sewaktu dulu. Ya karena aku tidak memiliki biaya untuk kuliah.
Ah sudahlah. Tidak ada gunanya juga untuk memberikan penjelasan secara panjang lebar kepada orang yang hanya memandangku sebagai saingannya. Lebih baik menutup diri terhadap orang - orang seperti itu.
Karena kebutuhanku bukan lagi soal seberapa hebat karirku, seberapa banyak temanku, tapi apakah pekerjaan yang sedang aku tempuh ini mampu tidak untuk memenuhi kebutuhanku. Pikirku pada saat itu.
●●●
Di tengah kesibukanku dalam berkerja, tanpa aku sadari, pertama kali menginjakan kaki di perusahaan sudah ada orang yang memperhatikan aku.
Lucky, dia adalah kepala divisi di bagian call center.
"Hi, Ayu ya? Nanti ke ruangan saya ya" Ucap nya kepada aku yang pada saat itu sedang fokus bekerja.
Hari itu benar - benar hari yang teramat tegang, karena selama bekerja di perusahaan ini tidak pernah membuat kesalahan, apakah gara - gara ijazah lagi? Pikirku pada saat itu.
●●●
Alih - alih cemas, baik aku atau Lucky sama - sama terdiam.
"Mmm mulai dari mana ya" Tanya Lucky.
Aku sendiri heran. Dia yang meminta aku ke ruangannya, dia pula yang bertanya memulai dari mana.
"Ok, kita mulai ya" Ucap Lucky.
Aku pun bingung, mulai apa maksudnya.
"Mulai apa ya Pak Lucky?" Tanyaku kepadanya.
"Mmm gimana ya?" Tanya Lucky.
"Gimana gimana ya Pak?" Tanyaku dengan skeptis.
Lucky pun menghela nafas dan,
"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Lucky,
Aku yang pada saat itu sedang dalam kecemasan karena takut ada teguran yang mungkin tidak aku sadari. Pertanyaan Lucky pun membuatku menggeleng - gelengkan kepala.
"Maaf kenapa Bapak tanya itu ya? Bukan kah itu ranah pribadi yang sudah termasuk privasi?" Tanya aku kepadanya.
"Ya maka dari itu, aku bertanya langsung" Jawab Lucky.
Aku sendiri semakin heran, apakah dirinya ini sedang menguji aku atau memang betul - betul mempertanyakan hal tersebut dengan serius.
Aku pun menjawab pertanyaan Lucky dengan sangat hati - hati.
"Tidak, aku tidak memiliki pacar" Jawabku.
"Bagussss" Jawab Lucky dengan cepat.
"Mau gak Ayy, jadi pacar aku?" Tanya Lucky.
Aku yang semakin skeptis lantas menjadi ilfeel.
"Maaf Pak, Bapak meminta saya ke ruangan hanya untuk bertanya mengenai ini? Jika betul, di mohon untuk tidak di jam kerja ya Pak. Saya izin pamit" Jawabku dengan ketus.
Aku pun meninggalkan ruangannya.