"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"
~Anindita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSP ~ Bab 14
Tiga hari kemudian.
Bandung.
Sudah tiga hari Dita bekerja menjadi pengasuh Hanna. Meski baru tiga hari, tapi Hanna sudah sangat lengket dengan Dita, seolah-olah Dita sudah lama menjaga Hanna dan Dita sendiri sudah bisa memahami kemauan Hanna.
Hanna anak yang sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Hanna juga tergolong anak yang tidak rewel, kalau pun Hanna menangis itupun hanya karena mengantuk. Hannya juga tidak susah makan dan tidak pilih-pilih makanan, apa yang di masak Dita, Hanna selalu menghabiskannya.
Jam tidur Hanna juga sudah teratur, jam satu siang sampai jam tiga siang, Hanna tidur siang dan malamnya jam delapan malam Hanna sudah tidur. Jadi kalau Hanna sudah tidur, Dita pun sudah bisa beristirahat. Yah, walaupun Dita tetap harus berjaga kalau-kalau Hanna terbangun minta susu.
Pukul 20.00
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Hanna sudah tidur. Karena Hanna sudah tidur, Dita pun keluar dari kamar untuk makan malam.
Biasanya Dita tidak makan malam jam segini, hanya saja hari ini Mama Meri sedang pergi arisan, jadi dirumah hanya ada dirinya dan Mbak Erni. Ingin bergantian dengan Mbak Erni menjaga Hanna, tapi Hanna tidak mau, jadi mau tidak mau Dita menunggu Hanna tidur baru dia makan malam.
Dapur.
"Hanna sudah tidur Sus?" tanya Mbak Erni saat Dita memasuki dapur.
"Iya Er." jawab Dita.
Dita pun mengambil makanan untuknya.
Sambil Dita makan, sambil Mbak Erni mengajak ngobrol Dita.
Sebelumnya Dita dan Mbak Erni sudah saling berkenalan, tidak perlu waktu lama untuk mereka dekat karena mereka berdua sama-sama berteman dengan Nada. Dita mengenal Nada karena mereka satu yayasan penyalur baby sitter, sedangkan Mbak Erni mengenal Nada karena mereka satu kampung.
"Bu Maudy kapan pulangnya Sus?" tanya Mbak Erni.
"Kurang tau juga yah Er." jawab Dita.
"Memangnya Bu Maudy gak bilang kapan pulang?" tanya Mbak Erni lagi.
"Kemaren itu sih bilangnya dua mingguan lah, tapi mungkin juga lebih." jawab Dita.
"Oh." Mbak Erni hanya membulatkan mulutnya.
"Oh iya, Sus tau gak kalau Bu Maudy itu seleb tok-tok? Dia sering live loh." tanya Mbak Erni.
"Iya tau. Makanya waktu pertama ketemuan sama Bu Maudy aku kaget banget." jawab Dita.
"Sus gak takut gitu kalau misalnya nanti Hanna kenapa-kenapa terus Bu Maudy bikin konten untuk viralin Sus?" tanya Mbak Erni.
"Yah kalau kita gak ngapa-ngapain anaknya kenapa harus takut?" jawab Dita.
"Iya sih. Tapi kan ada orangtua yang gak terima kalau anaknya jatuh terus ada luka terus di sosmed bilangnya ini lah itu lah seolah pengasuhnya sengaja lalai." balas Mbak Erni.
"Gak lah Er, aku gak takut. Pokoknya selagi aku gak salah, aku gak takut." jawab Dita.
Mbak Erni hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar jawaban Dita.
Tak lama Dita teringat akan suami majikannya itu.
"Oh iya Er, dirumah ini gak ada foto suaminya Bu Maudy yah?" tanya Dita.
Dita masih penasaran dengan sosok Hendrik suami majikannya itu. Sebelum melihat wajah suami majikannya itu dia belum tenang dengan sosok yang namanya sama dengan laki-laki yang sudah menorehkan luka sangat dalam di hidupnya.
"Ada kok, di ruang keluarga. Foto pernikahan Bu Maudy sama Pak Hendrik gede banget disitu." jawab Mbak Erni.
"Oh..." Dita membulatkan mulutnya sambil menganggukkan kepalanya. Dalam hatinya selesai makan dia ingin pergi ke ruang keluarga untuk melihat foto yang di katakan Mbak Erni.
"Ngomong-ngomong ruang keluarganya dimana yah?" tanya Dita lagi. Maklum saja, dia baru tiga hari di rumah itu dan tempat yang dia datangi hanya seputaran kamar Hanna, ruang televisi, taman belakang dan dapur saja, dia tidak tahu kalau ada ruang keluarga di rumah itu.
Mbak Erni pun memberitahu dimana letak ruang keluarga pada Dita, yaitu sebuah ruangan di dekat tangga. Ruangan itu tidak seperti ruang televisi yang terbuka, ruang keluarga seperti sebuah kamar yang memiliki pintu, karena ruangan itu juga merupakan bioskop mini.
💋💋💋
Bersambung...
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁