FAKE MARRIED

#bagi teman-teman yang sudah membaca chapter sebelumnya diharap untuk membaca ulang ya, karena sudah aku revisi terima kasih#

Pagi itu aku memulai aktivitasku seperti biasa. Kali ini aku berusaha untuk membuang semua pikiran negatif ku tentang Mas Rendy dan juga Darius. Sekarang tujuanku hanya satu yaitu menyelesaikan kontrak pernikahan ini. Aku juga ingin bersikap profesional dan tidak memakai perasaan dalam menyelesaikan kontrak ini.

Seperti biasa pagi ini aku menyiapkan sarapan pagi. Ku lihat Darius keluar dari kamar bergandengan tangan dengan Mas Rendi.

"Pagi Dev?" sapa Darius

"Pagi," jawabku singkat

Setelah memasukkan bekal ku kedalam kotak nasi aku buru-buru pergi meninggalkan meja makan.

"Wow, sepertinya kamu buru-buru sekali," ucap Darius

"Iya aku ada jam pagi," jawabku bergegas pergi

"Apa perlu aku antar?"

"Tidak usah repot-repot Mas, aku sudah memesan ojek online," Aku segera masuk ke dalam kamar dan menyambar tas ranselku dan bergegas meninggalkan rumah.

Mengamati ku saat aku pergi menggunakan ojek online. Tapi apa urusan ku, aku tak peduli.

Hari ini Aku sengaja menyimpulkan diriku di kampus dan memilih pulang saat larut. hal ini sengaja aku lakukan agar aku tidak bertemu dengan mas Rendy.

Begitupun saat di kampus aku. Aku selalu menjaga jarak dengannya. Aku hanya bertemu saat menjadi asistennya saja. Selebihnya aku menghabiskan banyak waktu di perpustakaan.

Hal ini memang membuat beberapa orang bertanya-tanya, dan mengira jika hubungan kami tidak baik-baik saja. Begitupun dengan mas Rendi. Baru tiga hari saja aku bersikap dingin kepadanya, namun sepertinya ia tidak suka dengan sikap ku. Hal ini juga yang membuat Mas Rendy malam itu sengaja menungguku pulang dan mengajakku berbicara.

Aku tampak kikuk saat ia menungguku di lobby dan mengajakku pulang bersama.

Tentu saja aku langsung berpikir pasti ada sesuatu. Karena aku tahu Mas Rendy tidak akan pernah mengajakku pulang bersama jika tidak ada sesuatu yang ingin Ia bicarakan.

Selama perjalanan pulang suasana tambak canggung dan tegang. Tak ada pembicaraan dari kami berdua.

Aku memilih fokus bermain dengan ponselku sementara Mas Rendy juga harus fokus menyetir.

"Sebenarnya apa yang kamu rencanakan?" tanyanya mulai membuka perbincangan

"Tidak ada," jawabku singkat

"Ayolah Dev, aku sudah mengenalmu kamu dulu tidak seperti ini. Kenapa kamu seperti menjauhiku?" tanyanya lagi

"Aku tidak menjauhi mu Mas, Aku hanya ingin bersikap profesional dan tidak melibatkan perasaan seperti dulu," jawabku

Kulihat Mas Rendy menepikan mobilnya. Ia tersenyum sinis menatapku. Aku tahu dia pasti menertawakan ku, atas apa yang aku lakukan. Atau sebaliknya dia kesal karena merasa diabaikan oleh ku.

"Apa kamu tahu, kalau yang kamu lakukan ini justru membuat semua orang akan mengetahui bahwa hubungan kita tidak baik-baik saja. Dan mungkin mereka juga akan mengira jika pernikahan kita adalah pernikahan palsu," ucapannya dengan nada tinggi

Dalam hati aku ingin menjawab, "memang itu yang aku mau!".

Hanya saja aku tidak punya nyali untuk mengatakannya. aku seperti seorang pengecut yang tidak bisa menyakiti hati Mas Rendy. Padahal ia sudah menyakiti ku.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanyaku geram

"Kembalilah jadi Dev yang dulu. dan yang selalu pujian kepada Rendi tanda yang selalu tersenyum dan ingin selalu berada di dekatku,"

Seketika aku tertawa mendengar ucapan Mas Rendy. Aku seperti sedang melihat sebuah drama dimana Mas Rendy sedang memerankan tokoh antagonis yang membuat aku muak dan kesal.

"Baiklah, besok aku akan melakukannya," jawabku

"Ok," jawabnya begitu singkat

Mas Rendi kembali melajukan mobilnya setelah mendengar jawabanku.

Setibanya di rumah aku langsung menuju ke kamar. Ku rebahkan tubuhku untuk melepaskan penat. Aku bahkan terlelap sejenak hingga suara ketukan pintu membangunkan ku.

Aku segera beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu. Ku lihat Mas Rendi berdiri di depan pintu.

"Kamu sudah tidur?"

Aku mengangguk pelan. Ku lihat raut kecewa di wajah Mas Rendi.

"Kalau begitu lanjutkan saja tidurmu," ujarnya

Saat ia hendak membalikkan badannya ku dengar perutnya berbunyi.

Apa dia lapar???

Apa dia datang ke mari untuk memintaku membuat makan malam untuknya??

Tapi bukankah dia tidak pernah mau makan makanan buatanku??

Begitu banyak pertanyaan dalam benakku hingga aku memutuskan untuk mengikuti Mas Rendi.

Ku lihat ia menuju ke dapur. Benar saja, ia membuka lemari es dan mengambil bahan makanan.

Ku beranikan diri untuk menghampirinya.

"Biar aku saja yang masak mas," ucapku

Mas Rendi segera menoleh kearah ku dan memberikan pisau yang di pegangnya kepada ku.

Kali ini aku akan membuatkan nasi goreng kesukaan mas Rendi. Aku masih ingat resepnya yang di ajarkan oleh mamah Rahayu.

Ku lihat Mas Rendi menunggu di meja makan sampai ia tertidur.

"Bangun Mas, makanan sudah siap,".l Ku bangunkan pelan-pelan agar mas Rendi tidak terkejut

Perlahan mas Rendi membuka matanya. Aku segera menuangkan segelas air putih untuknya dan ia pun segera meneguknya.

"Selamat makan," ucapku

"Kamu tidak makan?" tanyanya

"Aku tadi sudah makan sebelum pulang," jawabku

"Kalau begitu kamu harus makan lagi, karena aku tidak mau makan sendirian,"

Mas Rendi menuangkan nasi untukku.

"Terimakasih,"

Malam itu untuk pertama kalinya kami makan bersama, dan mas Rendi mau memakan masakan buatan ku.

"Wow, masakanmu begitu mirip dengan buatan mamah," ucap Rendi menatap ku

"Memang mamah yang mengajariku, dia bilang itu nasi goreng favorit mu, jadi aku belajar untuk membuatnya," jawabku malu-malu

"Jangan bilang waktu itu juga kau yang memasak nasi goreng untuk ku?" telisik mas Rendi

Aku hanya mengangguk.

"Ah ternyata kamu dan mamah sudah bersekongkol untuk menipuku," ucapnya dengan nada kecewa

"Maaf Mas,"

"Ok tidak masalah, yang penting jangan di ulangi lagi!"

Meskipun sedikit canggung saat harus makan berdua dengannya entah kenapa rasanya aku begitu senang. Meskipun aku tahu tidak ada yang spesial tetap saja aku senang bisa akur lagi dengannya.

Malam itu aku bisa tertidur dengan nyenyak. Mungkin karena Darius tidak ada di sini, atau karena mas Rendi yang mulai baik padaku.

Pagi harinya seperti biasa aku langsung bangun dan menunju ke dapur untuk membuat sarapan. Namun saat aku masuk ke dapur, ku lihat seorang pria sedang sibuk m memasak.

Tidak mungkin itu Mas Rendi, postur tubuhnya memang mirip tapi ia kurang tinggi untuk ukuran mas Rendi.

"Selamat pagi Dev,"

Aku begitu terkejut saat ia membalikkan badannya dan tersenyum menyapaku.

"Darius??"

"Kenapa dia ada di sini lagi, apa yang akan dia lakukan???"