Ica semenjak di tinggal oleh Azzam tanpa alasan akhirnya memilih menikah dengan pria lain, syukurnya pernikahannya dengan suaminya yang awalnya tak begitu di cintainya berjalan dengan harmonis dan bahagia.
Tapi ternyata Ica di tipu mentah-mentah oleh sikap baik suaminya selama ini, justru suaminya ternyata pria yang suka berselingkuh dan gonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsu birahinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Ica dan suaminya selanjutnya?
Apakah Ica tetap bertahan atau justru memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Jangan sentuh kakiku, Mas. Lebih baik kamu nikahi dia, kasihan dia lagi hamil" ucap Ica
Suaranya terdengar begitu tenang, tenang sekali. Ica menggerakkan kakinya agar suaminya melepaskan, namun Hendra malah memeluk. kedua kaki Ica dengan sangat erat. Membuat Ica tak bisa berbuat apapun, bahkan bergerak pun susah.
"Sayang, semuanya hanya salah paham. Aku bisa jelaskan semuanya, ini tidak seperti yang kamu sangka" ucap Hendra
Hendra bangkit dari simpuhannya lalu berdiri tepat di depan Ica, kedua tangan Hendra hendak meraih kedua tangan Ica. Namun Ica lebih dulu menghindar dan menyembunyikan kedua tangannya di balik punggungnya, kemudian Ica sedikit mundur.
"Jangan sentuh aku" ujar Ica yang terus menghindar dari jangkauan suaminya
"Sayang, dia hanya wanita gila yang ingin mendapatkan aku tapi aku selalu menolaknya. Di hanya ingin merusak rumah tangga kita, sayang"
Mendengar pembelaan Hendra tentu membuat Loli meradang, Hendra terlalu pengecut jika di katakan sebagai seorang pria. Loli berjalan ke arah Hendra dengan napas tersengal-sengal, dengan kuat Loli menarik lengan baju Hendra hingga membuat Hendra berhadapan dengannya.
"Jangan jadi pengecut kamu, Mas. Kamu sudah menghamili aku lalu bisa-bisanya kamu menyebutku wanita gila" hardik Loli yang tak terima dengan kata-kata yang di utarakan Hendra
Jika tadi saat pertama ketahuan oleh Ica wajah Hendra terlihat pucat dan gugup, tapi sekarang ekspresi wajahnya sudah berubah jadi biasa aja. Hendra hanya tersenyum sini ketika mendengar pembelaan yang di lakukan oleh Loli, bahkan Hendra tak takut sama sekali.
"Yakin itu anakku? Bukan kah kamu suka menampung semua pria"
Plak
Satu tamparan keras mendarat sempurna di pipi kiri Hendra, keras sekali Loli menampar Hendra saking keras meninggalkan bekas merah dan cap lima jari di pipi kiri Hendra itu. Tangan Loli gemetar, ini pertama kali dirinya menampar mantan kekasihnya itu.
Hendra yang tak terima segera mengangkat tangan kanannya hendak menampar balik Loli, namun sebelum tangan Hendra mendarat Ica lebih dulu menahan pergelangan tangan itu agar tak menyakiti wanita yang saat ini sedang mengandung benih Hendra.
"Jangan membuatku semakin muak melihat kamu menyakiti wanita" ucap Ica dingin
Sorot mata Ica sangat tajam menatap tepat kedua bola mata suaminya, tangan Hendra semula yang tadinya keras kini perlahan melemas dan akhirnya Ica pun melepaskan pergelangan tangan suaminya.
"Aku sudah tahu semuanya, Mas. Jadi tidak perlu mengelak, aku sudah tidak membutuhkan suami sepertimu dan begitu juga kedua putriku sudah tidak membutuhkan papa sepertimu. Lebih baik nikahi dia, dia jauh lebih membutuhkanmu" ucap Ica dengan dada yang bergemuruh
"Sayang......"
Belum sempat Hendra melanjutkan ucapannya, tangan kanan Ica lebih dulu terangkat mengisyaratkan suaminya untuk diam tak melanjutkan kata-kata yang semakin membuat Ica muak dan jijik, apalagi suaminya terus memanggilnya dengan kata sayang.
Ica berbalik, dirinya hendak melangkah pergi. Namun tiba-tiba Hendra menyusulnya bahkan dengan berjalan cepat lalu berhenti di depan Ica, tentu membuat Ica terpaksa berhenti juga. Ica melipat kedua tangannya di dada, lalu memutar bola matanya dengan malas.
"Sayang, jangan percaya dengan kata wanita jalang itu. Dia sama seperti seekor ular, dia wanita licik. Jangan dengar kan apa kata dia, aku mohon percaya lah padaku"
"Apa yang di katakan olehnya adalah fitnah?" tanya Ica
"Iya, sayang. Mana mungkin aku mengkhianati wanita sesempurna kamu, dia itu sudah gila" ucap Hendra yang terus memohon permintaan maaf pada istrinya yang sebenarnya sangat di cintainya
"Ohh ya!! Tunggu sebentar, terus ini apa?" tanya Ica yang merogoh HP-nya lalu memperlihatkan layar HP-nya ke arah suaminya.
Melihat banyak sekali foto mesra dirinya dengan wanita yang berbeda-beda yang tunjukan oleh istrinya, sontak saja membuat kedua bola mata Hendra membelalak. Ica menyeringai, karena suaminya tentu tak bisa lagi mengelak setelah memperlihatkan banyaknya bukti yang di miliki Ica.
"Gimana, Mas? Apa kamu masih mau mengelak? Coba lihat ini"
Ica kembali menarik HP-nya dari hadapan suaminya kemudian Ica berganti membuka folder video, Ica langsung memutar video vulg*r suaminya dan memperlihatkan kembali pada suaminya. Terlihat dalam video suaminya bermain di atas ranjang, dengan tiga wanita sekaligus.
"It---Itu"
Tenggorokan Hendra terasa tercekat, dirinya tidak menyangka kalau istrinya sudah mengetahui semuanya. Seketika tubuh Hendra menegang, kemudian Hendra bersimpuh kembali di kaki istrinya. Ketika hendak memeluk kaki istrinya, Ica bergerak mundur sehingga membuat Hendra tersungkur.
"Upp, sorry" ucap Ica
Tangannya menutup mulutnya yang tertawa, bagaimana tidak tertawa melihat suaminya tersungkur gara-gara dirinya menghindar dari suaminya yang hendak memeluk kakinya lagi. Melihat mantan kekasihnya terjadi, Loli segera mendekat dan membantu Hendra untuk berdiri.
.
"Lepaskan" ujar Hendra mendorong Loli setelah berdiri
"Sayang, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku seperti itu karena kamu dalam keadaan nifas, gimana aku melepaskan hasratku ketika kamu dalam pemulihan masa nifas?" ucap Hendra tetap berusaha melakukan pembelaan
"Mas, kamu pikir cuma kamu yang memiliki istri yang dalam keadaan nifas? Kamu pikir cuma kamu saja yang menahan hasrat? Mas, di luaran sana banyak yang menahan hasrat mereka saat istri dalam keadaan nifas tapi mereka masih setia. Sementara kamu celup sana celup sini, jijik aku sama kamu. Aku tidak menyangka kamu segila itu, Mas"
"Sayang, aku bisa jelaskan semuanya" ucap Hendra membuat Ica mendengkus
"Sayang"
"Cukup memanggilku sayang, tetap berdiri disitu jangan maju. Aku akan memanggil polisi untuk menjemput kamu, aku bisa melaporkanmu dengan gundikmu itu dengan kasus perzinahan. MENGERTI" bentak Ica dengan suara lantang
"Tunggu dan berdiri disini, atau aku laporkan kamu ke polisi"
Bergegas Ica masuk ke dalam rumah, dirinya ingin mengemasi semua pakaian milik suaminya dan mengusir suaminya dari rumah tersebut. Loli yang mendengar ancaman Ica tentu takut karena dirinya tidak mau masuk penjara, Loli merengek pada Hendra sembari melingkarkan tangannya di lengan Hendra.
"Semua ini gara-gara kamu, kalau saja kamu tidak datang kesini semua ini tidak akan terjadi" bentak Hendra dengan kedua bola mata melotot ke arah Loli dan Hendra yang jengah melepaskan tangan Loli dari lengannya dengan kuat sehingga membuat Loli tersentak
"Aku hanya ingin memperjuangkan hak calon anak kita, Mas" ucap Loli sembari mengelus perutnya yang membuncit
Hendra tersenyum sinis, kemudian mengulurkan tangannya ke arah perut Loli. Loli bergerak mundur, takut Hendra melakukan hal yang tidak semestinya.
"Demi anak kita?" tanya Hendra dengan nada pelan lalu mengelus perut Loli
"Iya, Mas. Aku tidak ingin anak kita tumbuh tanpa figur seorang ayah"
"Jangan harap aku akan mengakuinya" ujar Hendra lalu mendorong tubuh Loli dengan keras