Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjualmu Kepadaku dengan Harga Tinggi
Sesampainya di depan Barbara Club—tempatnya membuat janji dengan Li Yunhan, Su Wanwan berniat menghubungi sang tunangan agar pria itu menjemputnya di luar.
Bagaimanapun, dia tidak terbiasa, bahkan tidak pernah memasuki tempat seperti itu.
Namun, niatnya itu harus diurungkan ketika tiba-tiba seorang wanita berseragam warna hitam les oren yang terlihat seperti pelayan, datang menghampirinya. Wanita itu tersenyum pada Su Wanwan dengan senyum ramah di wajahnya, lalu bertanya dengan nada suara yang terdengar lembut dan sopan. “Nona Su?”
Su Wanwan mengangguk canggung, dia tidak mengenali wanita itu. Jadi, tidak bisa membalas sikap ramahnya.
Senyum sedikit pun tidak luntur dari wajah wanita itu saat dia mengatakan, “Nona, mari ikuti saya. Tuan Li sudah menunggu di dalam.”
Su Wanwan sedikit kecewa begitu mengetahui Li Yunhan tidak menjemputnya sendiri dan malah membiarkan orang lain yang melakukannya. Bahkan, pria itu juga membiarkannya berangkat ke club sendirian. Padahal, selama ini Li Yunhan akan menjemputnya ke mana pun mereka akan pergi.
Su Wanwan tersenyum miris.
Tidak hanya dirinya yang sudah berubah, Li Yunhan juga sama!
Dia jadi berpikir, benarkah Li Yunhan sudah berubah atau pria itu memang tidak pernah mencintainya?
“Nona, silahkan.” Wanita itu membuka pintu untuk membiarkan Su Wanwan masuk ke dalam sebuah ruangan yang tidak terdapat siapa pun di sana.
Su Wanwan enggan masuk karena melihat tidak ada orang di dalam ruangan itu, terutama Li Yunhan. Dia bertanya, “Di mana Li Yunhan?”
“Tuan Li meminta saya membawa Nona Su ke sini dan dia akan segera datang memberikan kejutan untuk Nona,” terang wanita itu dengan senyuman yang semakin lebar seolah-olah dia mengetahui apa kejutan yang akan Li Yunhan berikan dan ikut merasa bahagia untuk itu.
Su Wanwan sama sekali tidak curiga karena keramahan yang wanita itu suguhkan untuknya, dia masuk ke dalam ruangan itu setelah mengucapkan terima kasih.
Namun, seketika Su Wanwan merasakan jantungnya berdetak tak beraturan saat mendengar pintu ruangan yang baru saja dia masuki dikunci dari luar. Su Wanwan sungguh takut, entah kenapa tiba-tiba berbagai macam pikiran buruk menghantui pikirannya.
Terlebih, Li Yunhan saat ini tidak ada didekatnya. Bahkan, nomor pria itu pun sudah tidak aktif lagi saat dihubungi.
‘Mungkinkah ini semua adalah bagian dari rencana kejutan Yunhan?’ Su Wanwan masih mempunyai pikiran baik tentang Li Yunhan meskipun perasaannya saat ini sudah tak menentu.
Setelah hampir sejam penuh menunggu dalam keadaan panik, akhirnya pintu terbuka hingga wanita itu segera menghambur dari sofa menuju pintu.
“Yunhan.” Wajah Su Wanwan sudah mengumbar senyuman meskipun masih dalam keadaan sedikit gelisah.
Namun, Su Wanwan langsung mundur ke belakang saat mendapati bukan Li Yunhan yang masuk ke dalam ruangan itu dan kepanikan pun semakin melanda bersamaan dengan detak jantungnya yang semakin laju, “Si—siapa kau? Di mana Yunhan?”
Su Wanwan berjalan mundur, tetapi pria bertubuh tinggi dengan aura jahat yang mengelilingi berjalan mendekatinya sambil menyeringai.
“Untuk apa kamu mencari pria yang sudah menjualmu padaku?” tanya pria itu dengan senyum miring yang terbit di wajahnya.
“A—apa maksudmu?!” Su Wanwan terkejut hingga bola matanya hampir saja bergelinding dari rongganya.
“Apa ucapanku kurang jelas?” pria itu menaikkan sebelah alisnya, menatap Su Wanwan dengan tatapan remeh. “Baiklah, kalau begitu aku akan menjelaskannya padamu dengan lebih detail.”
Anton Xia—pemilik Barbara Club—berjalan ke arah sofa tunggal, duduk di sana layaknya bos sembari menatap Su Wanwan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Su Wanwan merasa tidak nyaman dengan cara Anton menatapnya seolah-olah dia tengah dilucuti hanya dengan tatapan asusila pria itu. Dia pun beringsut menjauh dan menatap Anton dengan tatapan waspada.
“Li Yunhan, calon suami yang kau cintai itu sudah menjualmu kepadaku dengan harga tinggi hanya untuk membangun kembali bisnisnya yang hampir rata dengan tanah,” terang Anton tanpa beban.
Anton Xia bahkan tertawa tanpa dosa, tidak tahu apakah sedang menertawakan nasib Su Wanwan yang mendapatkan calon suami sebrengsek Li Yunhan, atau malah menertawakan kebangkrutan temannya itu.
“Awalnya aku cukup keberatan dengan harga yang dia tetapkan,” Anton mencebik saat menceritakan bisnis jual-belinya dengan Li Yunhan pada Su Wanwan seolah-olah wanita itu adalah temannya, bukan wanita yang saat ini sudah dijual kepadanya.
