Seorang mahasiswi yang terjerat pernikahan dengan dosennya sendiri.
Karena ditipu oleh saudaranya sendiri, Almira kehilangan uang dan rumahnya. Ia jadi Luntang lantung tidak memiliki tempat tinggal. Namun siapa sangka pertemuannya dengan sang dosen merubah segalanya. Ia terpaksa menikah dengan sang dosen agar ia aman dan bisa memiliki tempat tinggal.
Bagaimana kisah nya? nantikan kelanjutannya yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Apa harus pergi?" Tanya Irfan pada Almira.
Malam ini adalah acara perayaan keberhasilan pekerjaan mereka, dan Dimas mengadakan acara di sebuah cafe. Semua karyawan Dimas hadir termasuk juga Almira akan ikut serta.
"Iya pak, jangan khawatir, saya udah gak papa kok." Sahut Almira smabil memutar pergelangan kakinya, ia merasa sudah jauh lebih baik. "Lagian kan ada pak Irfan yang jagain saya " Sambung Almira tertawa.
Irfan pun menuntun Almira memasuki mobil, kemudian ia juga masuk dan menghidupkan mesin mobilnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan kini sampailah mereka pada sebuah cafe dimana tempat mereka mengadakan acara.
"Hati-hati" Ucap Irfan membantu Almira turun dari mobil.
"Makasih pak" Sahut Almira tersenyum.
Irfan pun membantu Almira berjalan hingga masuk ke cafe dan menghampiri dimana semua karyawan Dimas berkumpul. Dimas memesan menyewa cafe private room, sehingga mereka tidak akan terganggu dengan pengunjung lainnya.
"Hallo Al" Sapa mereka satu persatu.
"Hallo". Sahut Almira membalas.
"Bagaimana keadaan kamu Al?" Tanya Dimas.
"Sudah sangat baik pak." sahut Almira.
Dimas menarik kursi untuk Almira namun dengan cepat Irfan menarik kursi dan mendudukkan Almira di sampingnya.
Dimas tersenyum kaku melihat Irfan. Mata mereka kini sedang beradu seperti memancarkan aliran listrik permusuhan.
"Al, siapa yang datang bersama mu?" Tanya salah satu karyawan wanita pada Almira.
Almira langsung menoleh pada Irfan Begitupun dengan Irfan. Irfan ingin tahu apa jawaban Almira pada teman kerjanya.
"Em.. sepupu. ya sepupu saya." Jawab Almira terbata smabil menatap Irfan.
"Wahhh.. sepupumu tampan banget Al. Apa dia masing singel?" Tanya yang lain pula. Mereka penasaran dengan irfan. Bisa Almira tebak pasti mereka jatuh hati pada Irfan. Wanita mana sih bisa menolak pesona seorang Irfan Wiliam.
"Saya sudah menikah" Jawab Irfan sambil menatap Almira. Tentu saja Almira senang dengan jawaban Irfan, ia tersenyum malu mendengarnya.
"Yah..." Keluh para wanita disana, mereka sangat menyayangkan ternyata Irfan sudah menikah.
Dimas terus melihat ke arah Irfan dan Almira secara bergantian. "Sudah-sudah. Kita mulai saja acaranya." Timpal Dimas memecah gumaman kekecewaan para karyawan nya.
"Mari kita bersulang atas keberhasilan ini." Ucap Irfan mengangkat gelas nya.
"Mari" Sahut para karyawan Dimas sambil mengangkat gelas mereka.
"Al, ini." Ucap Dimas memberikan gelas berisi anggur.
"Almira hanya minum air putih." Cegah Irfan mengambil gelas yang berisi anggur itu kemudian memberikan gelas yang berisi air putih pada Almira.
"Baiklah tidak apa." Sahut Dimas memaksakan senyumnya.
"Mari kita bersulang" Ucap Dimas lagi sambil mengangkat gelasnya. Dan karyawan lainnya juga mengangkat gelas mereka.
"Cirs". Ucap mereka kompak bersulang kemudian meneguk minuman mereka.
selesai makan dan minum mereka bernyanyi, semua sibuk bernyanyi serta bergoyang, sedangkan Almira dan Irfan hanya menjadi penonton. Berulangkali lampu di ajak oleh teman kerjanya tetapi ia tidak mau. Ia tidak suka bernyanyi apalagi dengan di depan orang ramai seperti ini.
"Ayolah Al, jika kamu tidak mau bernyanyi bagaimana kita dansa saja". Ajak Dimas pada Almira.
"P.. pak Dimas sa_" Belum sempat Almira menyelesaikan ucapannya Irfan sudah memotong.
"Tidak bisa, Almira tidak bisa berdansa. Kaki nya masih sakit." Ucap Irfan mencegah Dimas memaksa Almira untuk berdansa.
"Oke baiklah." Sahut Dimas mengerti. Kemudian dia kembali bergabung dengan karyawan nya.
"Ayo kita pulang, tempat ini tidak cocok untukmu" Ucap Irfan sembari berdiri.
"He'em.." Balas Almira juga ikut berdiri, ia juga sebenarnya lelah dan ingin istirahat. Mereka pun pergi tanpa memberitahu Dimas dan yang lainnya.
**
Di kampus Almira sedang bersama Kiara, sedangkan Julian tidak bersama mereka karena masih ada kelas.
Almira menceritakan semua kejadian saat acara perayaan kantor Dimas kemarin pada Kiara, termasuk soal Irfan.
"Menurut gue, pak Irfan itu menyukai Lo Al." Ucap Kiara, bisa ia lihat bagaimana sikap dan perilaku Irfan dari cerita Almira. Ia yakin jika Irfan menyukai sahabatnya itu.
"Benarkah?" Sahut Almira tersenyum bahagia, ia memang mengharapkan hal itu namun ia tidak mau mengharap berlebihan, takutnya akan semakin sakit jika mengetahui kebenaran yang tidak sesuai dengan yang ia impikan.
"Tapi sepertinya tidak Ki, gue ragu kalau pak Irfan juga menyukai gue." Sambung Almira ragu.
"Dari cerita Lo ya, gue yakin banget." Kiara menguatkan jika pemikirannya benar.
"Kalau dia menyukai gue kenapa ia tidak mengatakannya?" Almira jelas bingung, seperti film-film kebanyakan yang ia tonton, jika seseorang menyukai wanita pasti mereka akan mengungkapkan nya. Itu sebabnya ia ragu jika Irfan juga menyukai nya. Mungkin saja sikap perhatiannya selama ini hanya karena sebagai tanggung jawab Irfan sebagai suami.
"Tidak semua pria akan mudah mengungkapkan perasaan nya pada seorang wanita al. Ada sebagian pria yang kaku dan gengsi untuk menyatakan perasaannya. Ya mungkin pak Irfan salah satunya." Jelas kiara.
"Besok kan ulang tahun Lo, kita lihat. Jika pak Irfan memberikan kejutan yang spesial buat Lo, maka fiks dia menyukai Lo Al." sambung Kiara.
Disisi lain Irfan meminta saran sahabatnya bagaimana dan apa yang harus ia lakukan untuk memberikan kejutan ulang tahun seseorang.
Meski Irfan datar dan kaku, ia juga memiliki sahabat lain. Dan sahabat nya itu adalah asisten nya di perusahaan nya. Irfan bukan hanya seorang dosen tetapi ia juga memiliki perusahaan, dan perusahaan itu adalah perusahaan ayahnya dan sekarang dia yang melanjutkan untuk memajukan perusahaan itu. Sewaktu ia masih kecil neneknya lah yang
menjalankan perusahaan itu fan setelah Irfan dewasa ia melanjutkan meneruskannya.
"Hahaha...gue kira seorang Irfan tidak akan bisa bersikap manis dan romantis." Ejek Indra sambil tertawa. "Cinta memang bisa merubah segalanya ya " Sambung Indra lagi yang masih tertawa.
"Kamu menertawakan saya?" Ucap Irfan melempar Indra dengan pulpen, bukannya mengeluh justru Indra semakin tertawa terbahak.
"Baiklah, besok kamu gak usah masuk kerja lagi." Ucapan Irfan berhasil membuat Indra berhenti tertawa.
"Hey, tidak bisa begitu dong." Kaget Indra tidak terima.
"Bisa lah, kan saya bos kamu, jadi terserah saya mau memecat kamu kapan pun itu." Sahut Irfan santai.
"Hey bro. Jangan suka mengancam seperti ini dong." Balas Indra merangkul Irfan.
"Lepas." Irfan menepis tangan Indra dari bahu nya. Irfan risih dirangkul seperti itu.
"Cepat beri saya ide jika kamu masih mau bekerja disini." Ucap Irfan.
Indra pun memberikan ide bagaimana memberikan kejutan untuk Almira dan irfan hanya mendengarkan tanpa mau menyela. Setelah Indra selesai bicara barulah Irfan angkat bicara.
"Kamu yakin seperti itu?" Tanya Irfan menaikkan satu alisnya.
"Yakinlah." Sahut Indra yakin.
"Kenapa seperti berlebihan gitu." timpal Irfan.
"Wanita sangat suka hal yang berlebihan jika soal beginian fan, mereka gak akan suka dengan pria kaku seperti kamu begini." Sambung Indra.
"Saya tidak akan melakukan yang kami sarankan." Ucap Irfan kemudian beranjak pergi dari ruangannya.
Indra melongo dan menggeleng dengan sikap Irfan. Dia yang meminta pendapat tapi tidak menerima ide yang Indra berikan. " Dasar kanebo". Gumam Indra.
.
.
Bersambung
lanjut thor 🥰🥰🥰🥰🥰
launching clonnya Julian Thor..segera/Smirk/
❤❤❤❤❤❤
Harusnya Irfan juga cerita ke Almira tetang kerjasama sama mantan biar ga terjadi salah paham
Semoga cpet datang brita bgus buat nenek.../Kiss/
jodoh Julian mungkin nih y Thor mgkin Kiara TPI kasian Julian,Kiara gk peka,bikin Kiara cemburu ajh Thor ../Grin/