NovelToon NovelToon
Gelora Cinta Sahabatku

Gelora Cinta Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yunita Karim

Kisah dua orang sahabat Mikhail dan Ashenda yang 'laksana bayangan' antara satu dan lainnya tak bisa terpisahkan. Namun orang bijak pernah berkata, tidak akan menjadi sahabat antara laki-laki dan perempuan melainkan akan tumbuh rasa yang lain, karena telah terlanjur merasa nyaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Karim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Membenci Diriku

Pov. Mikhail Alferov

---

.

.

.

Blam!

Ku banting pintu dengan keras. Lalu ku lempar tas ku begitu saja ke sembarang arah hingga tanpa sengaja telah menghantam lampu tidur di sisi ranjang. Akibatnya lampu tersebut pecah berkeping-keping dan berserakan di lantai.

Aku berdiri di depan sebuah cermin besar di sisi pintu kamar mandi, menatap pantulan wajah ku dan tubuh ku secara keseluruhan. Di dalam penilaian ku pribadi, aku memiliki wajah yang lumayan dan postur tinggi tegap.

Bahkan aku merasa nyaris tak menemukan kekurangan pada diriku. Namun entah sejak kapan aku pun tak tahu pasti, aku mulai membenci sosok yang ku lihat di cermin. Karena sosok itu ku nilai telah gagal dalam banyak hal. Terlebih dalam hal percintaan.

Dari semua yang telah ku alami, aku kini menjadi faham, tak ada gunanya wajah yang rupawan, tak ada artinya fisik yang tinggi tegap sempurna, tak ada gunanya perhatian dan cinta agung yang selama ini aku punya.

Aku tetap tak memiliki arti yang istimewa bagi dia yang ku anggap segalanya di dalam hidupku.

... Lo gak perlu lagi menampakkan diri di hadapan gue. Selamanya....

Kalimat pedas dan terkesan menghakimi itu tak berhenti mengalun di telingaku. Bertalu-talu seolah menerorku. Lama kelamaan terasa semakin menusuk dan merasuki pikiranku tanpa ampun.

Aku masih sulit percaya bahwa kalimat itu terucap dari bibir manis yang dulu selalu ukir senyum terindah untukku. Bibir yang selalu mengalirkan kebahagiaan dan ketenangan dalam batin ku. Aku tak percaya ia sampai membenciku sedalam itu.

Prang!!

Cermin besar di hadapanku pecah dan hancur berkeping-keping, dan pecahannya luruh jatuh berserakan di lantai setelah ku hantam dengan tinju berkekuatan penuh. Aku benci melihat wajahku sendiri, aku muak melihat diriku. Karenanya, ku hancurkan semua cermin di kamarku, bahkan kaca jendela juga tak luput dari sasaran amukanku.

" Mas Mikhaa ...!" Mbak Lasih berteriak kaget demi melihat isi kamarku yang berantakan luar biasa.

Sementara aku tak menghiraukan panggilannya.

" Ya ampun mas kenapa jadi begini? Tangan mas Mikha berdarah. " ku dengar mbak Lasih menangis tersedu. Sesaat kemudiam Ia terburu berlari ke luar lalu kembali lagi dengan kotak obat di tangannya.

" Gak usah mbak. " Aku menolak saat mbak lasih ingin membersihkan lukaku.

" Mas udah mas ... Mas Mikha ikhlaskan aja kalo memang mbak Ashen gak bisa diajak balikan lagi. Kalo memang jodoh pasti akan bersatu lagi gimanapun caranya." mbak Lasih sangat mengerti kekalutanku. Karena memang ini bukan yang pertama kali ia melihatku dalam kondisi seperti ini.

Aku memang tak lagi bisa kuasai diriku saat kekesalanku memuncak. Bagaikan ada dorongan kuat dari dalam sana untuk melampiaskan amarah pada apapun di sekelilingku. Karena hanya dengan cara itulah aku bisa menemukan ketenangan walau itu cuma berlaku sesaat saja, karena sewaktu-waktu dorongan itu kembali hadir dengan atau pun tanpa pemicu dan sebab yang pasti.

" Kasian sama ibu Sofia, mas. Ibu berjuang sendiri untuk kebahagiaan mas Mikha. Tolong jangan hancurkan harapannya." Mbak Lasih kembali bersuara lirih meskipun tak mendapat respon dariku sedikitpun.

Tak lama kemudian Mama muncul dengan tergesa, ia menghambur memelukku sambil menangis sesenggukan.

" Mama sudah bilang agar kamu pindah aja ke Moscow. Disana kamu gak akan melihat dia lagi" ucap mama masih dengan suara parau, ia genggam tanganku dengan maksud memberiku dukungan dan kekuatan.

" Gak ma, masih ada urusan yang harus kami selesaikan. Minggu depan dia harus aku buat kalah taruhan. Aku yang akan unggul di olimpiade sains. Dan aku gak akan mengampuni dia!" Tekad ku penuh ambisi.

" Mama selalu dukung keputusanmu nak. Semoga kamu yang menang." Mama memberiku semangat seperti biasanya sambil mengusap-usap punggungku dengan lembut.

***

" Dia siapa ma?." Tanyaku melihat mama datang bersama seorang pria kira-kira sebaya dengannya.

" Perkenalkan, saya dokter Ilham." Ujar pria berkacamata itu sambil mengulurkan tangannya ke arahku yang ku sambut dengan perasaan curiga.

Apa mungkin pria ini adalah pacar baru mama???

" Mikhail." Ucapku singkat sambil mengulas senyum tipis. Untuk sementara waktu aku perlu menutupi kecurigaanku sebelum terbukti kebenarannya.

Aku, mama dan dokter Ilham duduk di gazebo di rooftop sambil berbincang ringan. Diam-diam aku memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. Namun sejauh ini belum berhasil ku tangkap sinyal-sinyal yang menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan istimewa.

" Silahkan diminum, pak dokter, bu Sofia." Ucap Mbak Lasih setelah meletakkan secangkir kopi dan teh di atas meja.

" Mas Mikha mau minum apa nanti saya bikinin?." Mbak Lasih beralih padaku, padahal satu jam lalu aku sudah menolak saat ia menawarkan hal yang sama.

" Aku mau kopi juga dong mbak. Tapi airnya harus diambil dari Sungai Volga di Rusia sana." Jawabku bercanda namun dengan nada seperti serius serta tak ada sedikitpun senyum di wajahku.

" Yey Mas Mikha ngaco aja nih. Bilang aja kalo pengen pulang kampung." Mbak Lasih malah balas meledekku.

" Jadi gak bisa bikinin kopinya?." Tanyaku.

" Ya mana bisa mas kalo harus ambil airnya dari Rusia dulu. Keburu mabok udara saya terbang seharian gak turun-turun. Hmm." Protes Mbak Lasih cerewet.

" Ya udah kalo gak bisa. Gak usah ditanya lagi!." Tegasku sambil agak melotot ke arahnya.

" Dokter, maaf saya tinggal dulu sebentar ya, silahkan ngobrol dulu sama Mikhail. Nanti saya kembali." Pamit Mama setelah sempat menyeruput tehnya.

" Baik, bu Sofia." Sahut Dokter berwajah Arabian itu sambil tersenyum manis.

Aku dan Dokter Ilham duduk hampir berseberangan, karena terdapat dua buah bangku panjang yang terbuat dari kayu jati dilengkapi dengan jok panjang yang empuk. Sebuah meja panjang berukir dengan kaca tebal di lapisan paling atas memisahkan jarak antara kedua bangku.

" Kalo boleh tau, itu tangannya kenapa, dek?." Ku dengar Dokter Ilham mulai membuka obrolan karena aku sebagai tuan rumah malah tak berinisiatif untuk membuat betah sang tamu dengan mengajaknya sekedar mengobrol.

" Gak pa-pa dok. Cuma luka kecil." Ku sembunyikan tanganku yang kondisi lukanya masih kelihatan basah karena memang darahku tergolong tipe yang lambat mengering.

Ku lihat ia manggut-manggut, entah percaya atau tidak atas jawabanku.

" Kirain abis berantem gitu sama temen di sekolah." Dokter Ilham nampaknya berniat memperpanjang bahasan.

" Aku gak suka berantem dok. Sakit." Aku berdalih seolah menegaskan bahwa aku anak baik-baik.

" Ya, syukurlah kalo kamu punya pikiran kayak gitu. Itu artinya bu Sofia gak perlu mengkhawatirkan putranya." Tanggap Dokter Ilham ikut senang kelihatannya.

" Tapi kalo emang perlu, ya terpaksa berantem juga dok. Apa lagi kalo pacar saya ada yang ganggu, wajib turun tangan." Lanjutku.

" Oh jadi kamu sudah punya pacar rupanya. Ya wajar sih soalnya tampang kamu memang di atas rata-rata. Apa lagi punya prestasi yang gemilang. Saya yakin banyak cewek yang ngejar kamu." Dokter itu terus menyampaikan opini.

Aku tiba-tiba terdiam.

Banyak cewek yang ngejar?

Aku membatin.

Memang banyak yang mengejar, tapi aku hanya menginginkan 'dia' seorang. Memang banyak yang lebih cantik, namun bagiku dia lah yang paling cantik. Itu karena hatiku telah tertutup untuk semua cewek di muka bumi,

YuKa/ 220324

1
Yunita Karim
Jauh ketinggalan😀
Yunita Karim
Jauh ketinggalan😀
Yunita Karim: iyaa 🥰
Deni Saputra: maaf ya/Silent/
total 2 replies
Deni Saputra
mantap ni ceritanya🤭
Yunita Karim
makasih😀
Deni Saputra
serunya
Deni Saputra
klau istriku enggak marah tapi istriku cari peganti diriku😭
Yunita Karim: Ya kan kalo sama2 suka ngapain dipertahankan😛
total 1 replies
Deni Saputra
menarik bangat ceritanya😍😍😍
Yunita Karim: thanks🥰
total 1 replies
Deni Saputra
siip
Deni Saputra
keren ni😘🥰
Deni Saputra
seru banget ceritanya 😍😘
Deni Saputra
seru
Deni Saputra
next/Drool/
Yunita Karim
🔥
Yunita Karim
Makasih supportnya kka🙏😍
Shoot2Kill
Karakternya juara banget. 🏆
Yunita Karim: Makasih kka 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!