NovelToon NovelToon
Psycopat

Psycopat

Status: tamat
Genre:Tamat / Iblis / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Risdajulianti

just read it!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risdajulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Fort menjemput sky di rumah gilang dan tidak ada perkelahian atau semacamnya karena gilang yang sangat takut kepada fort, sky juga tidak banyak bertanya meskipun sebenarnya ada banyak cerita dan pertanyaan yang ingin ia keluarkan.

Selama di perjalanan mereka berdua saling diam. Bukan karena marahan, itu karena sky yang sudah tertidur lebih dulu.

Fort fokus mengemudikan mobilnya dan sesekali menengok ke arah sky ,memastikan bahwa selimutnya tidak jatuh atau tidak berada dalam posisi tidur yang salah.

Selama 25 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di rumah. (Rumah yang mereka tempati bukan rumah surga milik fort).

Fort keluar dari mobil dan berjalan ke arah pintu samping, membuka pintu itu dan menatap wajah polos nan teduh itu sebentar sebelum menggendongnya ala bridal style.

Saat berada di depan pintu, fort sedikit kesusahan untuk meraih knop pintu karena kedua tangannya membawa sky.

Untung saja penjaga (keamanan) rumah datang dengan cepat ,atau tidak ! Bisa-bisa ia diamuk oleh tuan besarnya.

Dengan langkah perlahan, fort berjalan dan menaiki satu-persatu anak tangga menuju lantai 2.

Fort menidurkan tubuh sky dan menyelimutinya.

Fort mencium kening sky , ia juga membuka baju pakaian sky dan menggantinya dengan piyama berwarna kuning bergambar one piece. setelahnya fort berlalu ke kamar mandi.

15 menit kemudian, fort keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama yang senada dengan yang dipakai sky.

Fort menaiki ranjang berukuran sedang itu dan menyelimuti dirinya sendiri, memeluk tubuh yang lebih kecil itu ,menghirup aroma manis dari sky .

Karena terlalu lelah dan pusing yang menyertai, fort akhirnya menyusul sky ke alam mimpi dan masih dengan tangannya yang melingkar di pinggang ramping itu.

Suara alarm yang tidak terlalu keras itu membuat salah satu dari dua pria yang semula tertidur kini terusik, tangannya meraih dan mematikan alarm ponsel yang berada tak jauh darinya ,kemudian menggeliat pelan.

Dirasa susah untuk bergerak, ia membuka matanya perlahan. Begitu terbuka, ia sedikit tertegun tapi juga senang karena melihat wajah yang selama ini ia rindukan.

"Paman" cicit sky dan mengelus wajah pria yang masih menutup matanya.

Benar !pria yang bangun lebih dulu adalah sky dan saat ia membuka matanya. Antara percaya atau tidak ,senang dan terkejut.

Orang selama ini ia nantikan pesannya, telfonnya, kabarnya, kini berada di depan matanya. Wajahnya saat sedang tidur terlihat lebih teduh dan nyaman.

Sky juga mengingat-ingat bagaimana dia bisa berada di kamarnya dan juga berpikir mengapa pamannya tidur di sampingnya !

Mereka memang sering melakukan hubungan int** , tapi mereka melakukannya di kamar sang paman atau ruangan lainnya. Saat ia bertanya, pamannya akan menjawab ! Kamarnya tidak menarik dan juga tidak cocok dengannya).

Tangan sky menumpu kepalanya ,terus mengelus wajah itu dan menatapnya dengan senang.

"Paman terlihat tampan saat tidur, tapi terlihat lebih tampan saat bangun" ucapnya pelan saat tangannya berhenti di hidung pria itu.

"Apa paman tidak merindukan sky?

jadi paman tidak pernah menghubungku ?" Tanyanya pada diri sendiri.

Pandangan mata sky berhenti saat tangannya berada pada bibir tebal dan sedikit berwarna itu.

Tangannya mengelus bibir itu atas dan bawah, sorot matanya pun terus menatap bibir itu dengan intens.

Fokus sky buyar saat sebuah tangan memegang tangannya dan menaruhnya di pipi pria itu.

"Sudah puas ?"

Mendengar suara serak dan seksi itu membuat kesadaran sky sepenuhnya kembali, dengan spontan ia menarik tangannya yang digenggam itu dan bergerak mundur.

Kepala sky menabrak meja, membuatnya meringis karena nyeri.

Melihat itu, fort bangun dengan cepat dan menghampiri pria yang terduduk dan mengeluh itu. Ia berjongkok di depan sky dan menatapnya.

"Sakit ?"

"Tidak" jawab sky singkat

"Bisa berdiri kan ?"

"Bisa"

Setelah mendengar jawaban yang lebih muda, fort berdiri dan berjalan dengan pelan menjauh darinya.

"PAAMAANN"

Fort berbalik dan melihat pria yang masih dalam kondisi duduk itu. Ia tersenyum tapi senyuman itu hanya ia yang tau.

"Paman mau pergi gitu aja ?apa paman tidak punya perasaan dan pe ri ke ma nu si a a wan "

"Perikemanusiaan" sanggah fort

"Iii iihh,, tolongin kek gitu, sakit nih "

"Katanya tadi baik-baik aja dan bisa berdiri"

"Peka paman, pekaaa!" Sky mulai merajuk

Fort yang sudah tidak bisa menahan gemasnya itu, langsung tertawa sesaat kemudian menghampiri sky dan menggendongnya.

Fort mendudukkan sky di atas ranjang dan memeluknya erat.

"Morning kiss" pinta yang lebih dewasa.

"Udah"

Fort tidak menjawab tapi meresponnya dengan pelukan.

"Paman, sky tanya boleh ?"

"Mmm" jawab fort tidak menatap wajah sky dan masih setia dengan pelukannya.

"Kenapa selama sebulan ini paman tidak pernah menghubungi sky ? Bahkan pesan-pesan sky tidak di balas, paman seolah-olah menjauhi sky. Apa paman membenci sky ?".

"Paman tidak membenci sky. Dan soal paman tidak ada kabar, itu karena ponsel paman rusak dan paman baru melihatnya tadi malam"

Mendengar penuturan itu, sky hanya diam begitupun dwngan fort, mereka saling berpelukan menguarkan rasa rindu masing-masing.

Alarm berbunyi dan menunjukkan angka 8, membuat pelukan itu terlepas.

"Paman akan berangkat kerja, kamu di rumah aja, jangan kemana-mana. Kalau butuh sesuatu atau ada hal penting, kabari paman lebih dulu" ucap fort dan mengusap rambut sky. Dibalas anggukan oleh yang lebih muda.

"Satu lagi" fort berbalik, sky hanya diam dan melihat fort dengan wajah kebingungan dan mata yang terus bergerak (menutup dan membuka).

"Paman minta jatah paman malam ini, jadi persiapkan dirimu "

Fort berlalu meninggalkan sky yang masih memasang wajah lucu tanpa menunggu jawaban darinya.

########################

Fort yang baru saja memasuki ruangannya setelah melakukan rapat dan meeting selama 3 jam.

Wajahnya terlihat sedikit pucat dan duduk di kursi kebanggaannya dengan lemah.

"Bos, apa bos baik-baik saja ?" Tanya aron yang melihat prubahan kondisi atasannya.

"Mmmm" angguk fort dan memijat kepalanya pelan dengan mata yang tertutup.

"Apa bos muntah lagi ?pusing ?" Tanya aron.

Ia sudah tau keadaan bosnya, bagaimana tidak ? Ia ikut dengan bosnya selama itu dan juga ia yang menguru bos nya saat pusing, demam, mual dan muntah itu menghampiri sang majikan.

"Sedikit pusing dan mual saja"

"Mau ke rumah sakit ? Mungkin saja bos menderita penyakit mematikan"

setelah mengeluarkan kata-kata itu, sebuah pulpen terlempar dan mengenai keningnya, tapi ia tidak mengeluh dan hanya mengusapnya sebentar kemudian mengambil dan memberikan pulpen itu kepada bosnya.

Ia sedikit menunduk saat mata abu-abu itu menatap tajam ke arahnya .

"Kau mendoakan ku mati ?" Sarkasnya yang masih memijat kepalanya.

"Tidak bos! kalau bos mati, aku akan mati lebih dulu sebelum itu"

"Kau mau mati ?"

Aron hanya menyengir dan tersenyum melihat wajah tak berdaya di depannya.

Orang yang mengetuk itu masuk ke ruangan setelah mendapat persetujuan dari bosnya.

"Ada apa ?"

Bukan fort yang mengeluarkan suara itu tapi aron, dan fort tidak masalah karena saat ini ia benar-benar tidak baik.

"5 menit lagi, tuan fort ada janji temu dengan klien dari jepang di restoran asbr******"

"Tidak bi___"

"Okei, keluarlah" potong fort dan sang sekretaris mengikuti perintah bosnya untuk meninggalkan ruangan itu.

"Tapi bos, bos kan lagi sakit. Dan juga pertemuan hari ini tidak penting, hanya makan bersama"

"Bersiaplah" pinta fort.

Saat membuka pintu ruangan, aron berbalik karena mendengar suara. Ia panik dan khawatir saat melihat bosnya sudah tidak sadarkan diri dengan kursi yang menimpa kakinya.

"BOS"

Aron berlari, menjauhkan kursi itu dan mengangkat tubuh bosnya.

Semua mata melihat ke arahnya saat aron berjalan dengan cepat sambil membopong tubuh fort.

Nasib baik ia selalu ikut gym dengan bosnya, jadi ia bisa mengangkat tubuh itu.

Aron mengemudikan mobil milik bosnya ke rumah sakit terdekat. Tak lupa juga ia menghubungi seseorang untuk memberitahu keadaan sang bos.

Aron mengabaikan perintah bosnya untuk tidak memberitahu kondisinya kepada orang tersebut. Kalau melanggar, maka saat itu juga ia akan menerima amukan dari si bos.

Dikediaman sky

Sky yang sedang asik menyiram tanaman yang dirawatnya berhenti karena panggilan dari ponselnya.

"Hallo" ucap sky begitu panggilan tersambung.

"........"

"Dimana ?"

"........"

"Okei, aku akan kesana "

Sky mengakhiri panggilan itu dan berlari ke kamar untuk bersiap.

.

.

.

.

To Be Continue. !!!

1
I'da
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!