Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Pasien pertama
Dokter Kayla Putri Anindya?”
Seorang perawat mengetuk kaca ruang staf.
Kayla menoleh sambil merapikan jas putih barunya. “Saya, Mbak.”
“Pasien pertamamu di ruang VIP 1. Tolong kamu yang handle. Sudah tiga dokter ditolak.”
Kayla mematung. “Ditolak? Kenapa?”
Perawat menunduk. “Karena pasiennya… galak banget. Cerewet. Dan katanya, kalau salah pegang, dia bisa suruh keluarkan staf dari rumah sakit.”
“Pasien biasa?” tanya Kayla
Perawat pelan-pelan menjawab, “Pemilik saham terbesar rumah sakit ini.”
Kayla: “…”
Ruang VIP 1
Kayla berdiri di depan pintu. Ia menarik napas panjang, lalu mengetuk pelan.
“Masuk aja! Mau nunggu saya mati dulu baru masuk?!” seru seseorang dari salam dengan kesal
Kayla membuka pintu dengan pelan. Seorang pria tua duduk di kursi roda elektrik, memelototinya.
Wajahnya keriput tapi matanya tajam. Di meja sampingnya, ada setumpuk koran dan iPad.
“Siapa kamu?! Dokter baru ya?” tanya pria tua itu
“Selamat siang, Pak. Saya dokter Kayla. Saya akan mendampingi pemeriksaan harian Bapak.” ujar Kayla sopan
“Dokter?! Kamu kelihatan kayak anak kuliahan!” ujar pria tua itu
Kayla tersenyum tipis. “Saya memang baru selesai profesi, Pak. Tapi saya di sini untuk bantu Bapak… bukan ikut lomba tua-tuaan.”
Pria itu memelototinya. “Kamu berani, ya.”
Kayla tetap tenang. “Berani karena sayang, Pak. Kalau Bapak gak suka dokter yang sok jaga image, saya juga gak suka pasien yang galak kayak ayam kampung lagi ngambek.”
Si kakek nyaris tersedak… lalu tertawa pelan.
“HAH. Baru kali ini saya ketemu dokter muda yang ngomong blak-blakan. Duduk sini.” kakek itu pun menghela nafas
Kayla duduk, lalu mulai memeriksa tekanan darah, denyut jantung, dan mengisi catatan.
“Bapak masih pusing sejak kemarin?” tanyanya.
“Sedikit. Tapi lebih mual tiap lihat dokter datang. Mereka semua terlalu sok pintar.” ujar kakek
Kayla menatapnya. “Kalau saya?”
“Kamu? Bodoh.” jawab kakek itu
“Hah?” Kayla mengerutkan kening.
“Bodohnya manis. Maksud saya, kamu polos tapi tidak pura-pura.” jawab kakek lagi
Kayla tertawa geli. “Pujian paling aneh sepanjang karier saya.”
Beberapa jam kemudian, Kayla keluar ruangan. Seorang direktur RS menghampirinya.
“Kayla?” panggilnya
“Iya, Pak?”
“Pak Albert bilang… kamu satu-satunya dokter yang boleh memeriksanya setiap hari mulai sekarang.” ujar direktur RS
“Pak Albert… yang pasien VIP itu?” tanya Kayla
“Iya. Dan juga… pemilik 60% saham rumah sakit ini. Bahkan direktur pun nggak berani bicara banyak padanya.” jawab direktur RS
Kayla menganga. “Astaga.”
Direktur tersenyum. “Tapi entah kenapa, dia cocok sama kamu. Katanya kamu ‘berani tapi sopan, dan punya tangan yang hangat’.”
Keesokan harinya…
Kayla kembali ke ruang Pak Albert dengan semangat.
“Dokter bodoh sudah datang,” sapa si kakek sambil senyum.
Kayla tertawa. “Pasien keras kepala masih semangat rupanya.”
Mereka tertawa bersama. Dan sejak hari itu, Kayla bukan hanya dokter muda… tapi juga satu-satunya yang bisa menaklukkan pasien paling sulit — dengan ketulusan, keberanian, dan senyum seadanya.
...----------------...
Pagi itu, Kayla melangkah ke ruang VIP 1 dengan langkah ringan.
Ia membawa satu kotak kecil berisi kue basah buatan tangan.
Setelah pemeriksaan rutin, ia meletakkan kotak itu di meja Pak Albert.
“Ini apaan?” tanya kakek Albert
“Klepon, kek. Saya buat sendiri semalam.” jawab Kayla
“Dokter sekarang doyan masak?” tanu kakek Albert heran
“Daripada stres mikirin tugas shift malam, saya bikin bola gula merah.” jawab Kayla dengan senyumnya
Pak Albert memandangnya, lalu mengambil satu dan menggigit.
“Enak.” puji kakek Albert
“Makasih, kek.” jawab Kayla
“Lain kali bawa satu loyang.” perintah kakek Albert
---
Setelah pemeriksaan selesai, Kayla hendak pamit. Tapi Pak Albert menahannya.
“Nanti sore, kamu ikut saya ya.” pinta kakek Albert
“Ke mana, kek?” tanya Kayla
“Sudah ikut aja. Jangan tanya-tanya.” jawab kakek Albert
“Saya masih ada jadwal poli umum.” ujar Kayla
“Sudah saya atur. Saya ini pemilik rumah sakit, ingat?” ujar kakek Albert sombong sedikit dan itu membuat Kayla tersenyum lucu
---
Sore hari
Sebuah mobil sedan hitam menunggu di depan lobi rumah sakit. Kayla berdiri kikuk dengan ransel dan jas putihnya.
Pak Albert muncul dengan kursi roda otomatisnya.
“Naik!” ujar kakek Albert
“kek, saya belum tahu mau dibawa ke mana.” ujar jayla
“Kalau kamu saya culik, saya yakin RS langsung kerahkan tim SWAT.” ujar kakek Albert
Kayla tertawa sambil naik mobil. “Kakek ini…”
---
Mereka tiba di sebuah rumah besar di pinggir kota. Villa modern dengan taman luas.
“Selamat datang di rumah kosong,” kata Pak Albert datar.
“Ini rumah kakek?” tanya Kayla
“Dulu ramai. Sekarang hanya saya dan dua pembantu.” jawab kakek Albert
Kayla membantu mendorong kursi rodanya masuk.
---
Di dalam, Kayla disambut dengan ruang tamu bergaya hangat. Ada foto-foto keluarga di dinding, sebagian besar sudah menguning.
“Itu istri saya. Sudah meninggal dua tahun lalu.” ujar kakek Albert
“Anak-anak kakek?” tanya Kayla
“Luar negeri semua. Sibuk bisnis, sibuk cari warisan, lupa orang tua.” jawab kakek Albert dengan kesedihan
Kayla menunduk pelan.
“Kakek sendirian?” tanya Kayla dengan hati hati
“Ya. Sampai… ketemu kamu.” ujar kakek Albert
Kayla memandangnya.
“Dokter muda yang sok keras kepala. Tapi kamu satu-satunya yang duduk di sini sambil bercerita sambil kasih saya klepon.” kakek Albert memandang Kayla
Kayla tertawa pelan. “Saya juga bukan punya siapa-siapa, kek.”
Pak Albert mendesah.
“Mau saya angkat jadi cucu?” tanya kakek Albert
“Hah?” Kayla nyaris terbatuk.
“Saya serius. Kamu gak punya ayah, gak punya ibu. Saya gak punya cucu. Dunia adil kalau kita tukar nasib.” jelas kakek Albert serius
Kayla terdiam. Air matanya menetes pelan.
“kek…” panggil Kayla
“Saya gak minta kamu jadi penjaga rumah ini. Saya cuma ingin, sebelum saya mati… saya punya satu orang yang bukan karena uang… tapi karena tulus duduk di samping saya.” jawab kakek Albert penuh kesedihan karena merasa sendiri walau harta berlimpah.
---
sejak hari itu tanpa di ketahui siapa pun Kayla Putri Anindya resmi menjadi cucu angkat dari kakek Albert, pengusaha kaya raya.
Suatu malam, Kayla menulis di jurnalnya:
“Aku dulu anak yang dibuang.
Hari ini, aku diminta jadi bagian dari hidup seseorang yang punya segalanya, tapi merasa sendiri.
Ternyata… hati manusia itu sama. Sama-sama butuh dicintai, bukan dikasihani.”
Bersambung
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....