Tidak pernah terpikirkan dalam benak Aurora akan menjadi pelakor dalam hubungan rumah tangga seseorang notabene nya rumah tangga keluarga nya sendiri? bagaimana tidak dirinya pernah melakukan ' ONE NIGHT STAND ' dengan seorang pria bernama Arthur dan pria itu menjadi ayah tirinya.
Kaget dan tidak percaya itu yang Aurora Gabriella Vincci rasakan dan dia berpikir Arthur sudah melupakan kejadian satu tahun yang lalu itu namun semuanya salah.
Ternyata Arthur menikahi ibu Aurora karena memiliki tujuan tertentu bukan memikat hati Aurora. awalnya Arthur kaget ternyata sang anak tiri nya wanita yang selama ini dia cari-cari.
Karena tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman Aurora memutuskan untuk pergi ke Kota J berkarir disana agar terhindar dari jeratan Arthur yang semakin menggila padanya.
Tapi suatu hari Arthur menemukan keberadaan nya dan meminta Aurora untuk menjadi istrinya sebagai bentuk tanggung jawab dan kerja sama dalam mengungkapkan penyebab kematian Allard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Laura
" Rora! " seru Jennifer kaget melihat kehadiran Aurora di hari pernikahan nya sedangkan Hadwin tampaknya tidak terkejut sama sekali karena memang dirinya yang mengundang mantan kekasihnya.
" Ku kira kau tidak akan datang kemari. " sapa Hadwin pandangan nya teralihkan saat Arthur menggenggam tangan Aurora.
" Tentu aku akan datang ke pernikahan mantan pacar dan mantan sahabat ku sendiri. "
" Selamat atas pernikahan nya, aku belum menyiapkan kado apapun pada kalian aku akan mengirimkan nya berikan saja alamat kalian pada asisten ku. " sambung Aurora memberikan nomor asisten nya pada kedua mempelai pasangan itu.
" Kau bagaimana bisa kau kemari? " tanya Jennifer menjaga Image nya dihadapan para tamu undangan termasuk dihadapan Arthur.
" Suami mu yang mengundang ku dan kebetulan Arthur juga di undang jadi kami pergi bersama. " jawab Aurora dengan senyuman manisnya.
" Ah, kalau boleh tahu hubungan Nona Aurora dengan Tuan Silvano apa ya? " tanya Hadwin penasaran.
" Dia calon istri ku, kami sudah bertunangan satu bulan yang lalu. " jawab Arthur merangkul bahu Aurora yang sejak tadi Hadwin melirik ke arah bagian intim itu membuat Arthur geram dan tidak suka wanita nya dilirik pria manapun.
Mata Aurora mendelik menatap kearah Arthur disampingnya pandangan matanya sudah melotot saking tidak terimanya.
" Enak saja calon istrinya sampai kiamat pun aku tidak akan sudi menikahi lelaki tua sepertinya. " batin Aurora menggerutu kesal.
" Ah, kenapa kau memberitahu orang lain begitu cepat, seharusnya dirahasiakan saja dulu sampai hari pernikahan kita tiba nanti. " jawab Aurora tersenyum mengesalkan sembari memeluk pinggang pria itu dan mencubitnya begitu kuat tanpa orang lain sadari.
Arthur tidak bereaksi sama sekali ia tetap memasang wajah senyum tanpa dosa nya kepada pasangan pengantin itu dan dirinya.
" Bagaimana bisa?! ah-maksudku aku tidak menyangka kau secepat itu Move-on dari mantan pacarmu. " ucap Jennifer tergagap.
" Buat apa aku harus gamon sama lelaki yang sudah beristri bagiku itu sangat rendahan sekali. " ucap Aurora sarkas.
" Sudahlah Jen, jangan memancing masalah di hari bahagia ini. " ucap Hadwin menengahi.
" Kalau gitu aku sama Arthur pergi dulu semoga kalian berbahagia hingga dihari tua. " ucap Aurora memasang senyuman yang tidak bisa diartikan sama sekali.
" Kami permisi dulu Tuan Hadwin dan Nyonya Jennifer. " sahut Arthur.
" Terimakasih atas kehadiran nya Tuan Silvano. " balas Hadwin.
Arthur langsung menyusul Aurora yang sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkan nya.
" Kau tidak ingin makan dulu? " tanya Arthur saat langkahnya sejajar dengan Aurora.
Sedangkan Aurora memasang wajah kesal nya ia tidak mengindahkan ucapan Arthur sama sekali. Arthur yang merasa diabaikan menarik tangan Aurora membuatnya berhenti menatap ke arah Arthur.
" Lepas! aku ingin pulang. " jawab Aurora menyentak tangan pria itu ia melangkahkan kakinya lebih cepat dan menuruni LIft meninggalkan Arthur yang diambang pintu sendirian.
Sepanjang jalan Aurora tidak berhenti mengumpat entahlah dirinya begitu kesal hari ini dan marah dengan dirinya sendiri.
Aurora segera memasuki mobil dan membanting pintu itu keras.
BRAK...
" Kau harus ganti pintu mobil ku jika itu rusak. " celetuk Arthur setelah memasuki mobil.
" Kenapa kau harus bilang ke mereka aku tunangan mu! " tunjuk Aurora marah.
" Memang nya kenapa? seharusnya kau bersyukur mendapat pasangan setampan diriku. " balas Arthur tampak tenang melajukan mobilnya.
" Seharusnya kau sadar diri, kau suami Laura! " pekik Aurora kesal.
" Aku juga bagian keluargamu, apa salahnya aku membantu citramu. apa kau mau di kira sahabatmu kau belum melupakan pria brengsek itu. " tanya Arthur melirik tajam.
Aurora terdiam dia tidak bisa menjawab sama sekali. ia membenarkan ucapan Arthur hanya saja kenapa harus bertunangan kan bisa berpacaran itu sudah cukup. Sial!
" Kalau kau ingin membantuku seharusnya kau katakan saja kita berpacaran bukan tunangan, wanita gila itu pasti akan berkoar-koar ke semua orang nantinya! bagaimana kalau para wartawan mengetahui nya hah! " ucap Aurora.
" Kau tidak perlu memikirkan nya, biar itu menjadi urusanku. " jawab Arthur.
" Itu juga urusan ku! kalau Laura sampai tahu suaminya bermain dengan anaknya apa yang akan ku lakukan nantinya hah! dia pasti begitu membenciku hubungan ku dengan nya akan retak karena mu! Sial!!! " umpat Aurora membuka pintu mobil dan membantingnya keras.
BRAK...
Aurora melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah setelah mobil yang dikendarai Arthur terparkir rapi di halaman depan rumah.
" Rora! ada apa?! " tanya Laura mendengar suara pintu mobil di banting kuat hingga Laura tergesa-gesa keruang tamu.
" Tidak ada apa-apa ada sedikit masalah dengan pekerjaan ku. " jawab Aurora mencoba menenangkan emosinya yang meluap naik.
Aurora tidak ingin sampai Laura mengetahui hubungan nya dengan Arthur terutama masalah menjadi tunangan sialan itu.
" Kau habis dari mana pakaian mu begitu bagus? " tanya Laura menelisik dari atas sampai bawah.
" Aku habis mengantarnya ke pernikahan mantan pacarnya. " sahut Arthur dari belakang memasuki rumah.
" Ah, dan kau juga ikut menemaninya begitu? " tanya Laura curiga.
" Tentu saja, kebetulan calon pria nya berbisnis dengan ku di perusahaan. " jawab Arthur.
" Ah aku mengerti sekarang. " ucap Laura menatap kepergian Aurora tanpa menolehkan kepalanya sama sekali.
BRAKK...
" Kalian bertengkar? " tanya Laura melihat Arthur yang tampak tenang namun gerak-geriknya seperti gelisah.
" Entahlah, sepertinya dia tidak suka pergi dengan ku. " ucap Arthur.
" Maafkan sifat kekanakannya, dia memang seperti itu tidak biasa dengan kehadiran orang asing yang baru dia temui. " ucap Laura memasang wajah sendu.
" Tidak masalah, aku mengerti kok. " jawab Arthur.
" Aku harus pergi ke kantor lagi. " sambung Arthur lagi melirik arlojinya.
" Baiklah, aku akan memasak makan malam untukmu. " ucap Laura mengelus dada bidang Arthur sensual.
" Tidak perlu, malam ini aku akan makan dengan Clien ku. " ucap Arthur dengan wajah datarnya.
" Baiklah. " jawab Laura melepaskan pelukannya yang dibalas Arthur mengantar pria itu hingga menghilang dari pandangan nya.
Laura segera menghubungi seseorang sembari menatap ke pintu kamar Aurora di lantai 2.
" David aku punya tugas untukmu. " ucap Laura menelepon seseorang.
" Ada apa Nyonya Laura. " tanya David diseberang sana.
" Awasi semua kegiatan Arthur laporkan pada ku. " perintah Laura.
" Baik Nyonya akan saya laksanakan. " ucap David mematikan sambungan telepon.
Laura menatap kembali ke pintu kamar Aurora curiga.
" Sepertinya ada sesuatu yang tidak ku ketahui. " batin Laura menelisik tajam.
...✿ ✿ ✿ ✿...
PERUSAHAAN LEVELEX GROCERY
" Kenapa kau memanggil ku. " tanya Bobby memasuki ruangan direktur.
" Apa mereka masih mengawasi kita. " tanya Arthur melirik ke jendela besarnya yang hanya bisa di lihat dari dalam saja.
" Tentu saja, anak buah wanita itu tidak akan menyerah sebelum mendapat bukti kuat yang bersangkutan dengan nya. " jawab Bobby.
" Kita ubah rencana B. " sahut Arthur.
" Kau yakin? " tanya Bobby sedikit ragu.
" Tentu saja, untuk sementara waktu saja jangan melakukan pergerakan apapun jangan sampai anak buah wanita itu mengetahui gerak-gerik kita. " jelas Arthur.
" Tapi sebelum kau mengatakan itu, aku mendapat informasi baru dari mantan anggota bawahan Jacob. " sahut Bobby.
" Sejak kapan kau berkhianat seperti ini Bob?! " tanya Arthur melipat tangan nya.
" Hei, tidak perlu marah padaku dia dengan sukarela memberitahu ku saat aku ke kantor polisi kemarin. " ucap Bobby jujur.
" Katakan. " ucap Arthur.
" Mungkin kau akan sedikit terkejut mendengar cerita ini. " ucap Bobby.
" Ck, cepat katakan kau semakin membuat ku penasaran setengah mati. " ucap Arthur mendelik kesal.