Apa yang kamu pikirkan tentang Stalker?
takutkah? atau benci? atau malah jijik?
Seorang gadis mengikuti seorang pria yang dia sukai selama 5 tahun tanpa ketahuan sama si pria. hingga gadis itu menghilang lima tahun demi melupakan si pria tapi tetap tidak bisa
saat pertama kali ketemu setelah perpisahan itu hanya satu yang di tanya kan si wanita pada pria.
"berpacaran denganku atau berciuman dengan ku?" apa yang akan kau lakukan jika ada wanita yang tiba tiba mengatakan itu padamu?
Apa si pria akan lari atau melakukan salah satu yang diminta oles si wanita?
clara mendedikasikan dirinya menjadi stalker Alvaro selama 5 tahun, dia tau semuanya dari makanan, minuman, kebiasaan pria itu sampai ke dalaman sekalipun, tapi clara tidak mau di katakan sebagai stalker dia hanya mengawasi dari jauh tidak mengganggu si pujaan hati, tapi lebih memberi bantuan.
bagaimana kisah cinta antara stalker pujaannya? akankah berjalan lancar atau penuh hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seulmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Bertemu lagi
“iya bang, ara udah share lokasi ara ke abang! Abang cepat datang Ara takut”
Di depan terlihat air dari kali ciliwung yang begitu tenang tapi menghancurkan banyak rumah rumah sering terendam karena kali itu meluap, Alvaro menepikan mobil nya di sana setelah gadis itu memaksanya untuk meminta di bawa kemana saja. Gadis itu duduk di bemper mobil Alvaro sementara Alvaro masih di dalam mobil, ia melihat High Heel yang hanya tinggal sebelah.
“wahhh dasar, merepotkan sekali” Alvaro mengambil sekotak Tissue yang selalu siap sedia di dalam mobil nya bukan untuk hal hal aneh ya jangan salah paham lo pada yang baca.
Clara masih terisak menangis ia tak bisa menghentikan air matanya yang keluar itu, sambil menatap kali yang ada di depan nya. Rasanya ia ingin menjerit tapi tidak bisa, tangan nya malah bergetar dan berharap Bagas segera datang padanya. Suara pintu mobil lalu terdengar, Clara bahkan belum mengucapkan terimakasih pada Pria yang menolong nya sepanjang jalan ia hanya sibuk menangis dan menutup mata nya.
“Apa kau baik baik saja?” suara bass itu sedikit mengusik pendengaran Clara tapi karena ketakutan dan masih dalam keadaan syok clara belum mampu menebak suara siapa yang terdengar familiar itu.
Pria itu berdiri di hadapan Clara yang tengah menundukan kepalanya tanpa melihat lagi ke depan, Clara hanya mengangguk ia masih menangis dan tak mau menampakan wajah nya. eyeliner nya pasti berantakan sekarang dia sangat yakin akan hal itu.
“Kau tidak kedinginan, dengan pakaian seperti ini?” tadi baru saja hujan makanya alvaro bertanya begitu, udara akan terasa dingin kalau hujan membasahi bumi. Alvaro mengambil beberapa lembar Tissue ia kemudian berlutut untuk mencapai kaki Clara, terlihat kaki nya yang kotor mungkin karena berlari tanpa alas tadi. Dengan perlahan Alvaro memegang pergelangan kaki nya dan membuat Clara terkejut.
“A-apa yang kau lakukan?” Clara hanya bisa melihat kepala pria itu, ia takut jika pria itu melakukan hal buruk padanya.
“Jangan bergerak, aku sedang membersihkan kaki mu” Terasa usapan lembut di telapak kaki nya, Clara terdiam melihat kepala pria itu.
“Apa kau seorang Cinderella?”
Setelah selesai membersihkan kaki nya dengan Tissue, Alvaro kembali berdiri dan memegang High Heel Clara yang tersisa hanya satu. Saat itu juga mereka saling pandang, sama sama terkejut dan membulatkan mata setelah melihat wajah masing-masing.
“K-k.kau?” Clara tak percaya dengan siapa yang berada di depan nya sekarang, ia jelas masih ingat wajah itu. Wajah yang selalu di perhatikan nya selama lima tahun.
“K-kau? Matamu, wajah mu—“ Alvaro juga terkejut, ia melihat gadis di depannya itu sudah berantakan oleh eyeliner yang rusak karena air mata. Ia lalu tertawa kecil dan kembali mengambil selembar tissue.
“Mau aku yang bersihkan, atau kau yang bersihkan?” Tanya Alvaro setelah menunjukan Tissue itu. Clara masih membeku, nampak nya Alvaro tidak mengenali Clara semua itu terlihat dari sikap Alvaro yang terlihat biasa saja. Bukan terkejut melihat Clara malah terkejut dengan Make up Clara yang berantakan.
“A-aku saja” Dengan cepat Clara mengambil Tissu nya, ia memalingkan wajah dan membersihkan nya sendiri. Tak lama Bagas datang, ia keluar dari mobil nya dan menghampiri Clara.
“Clara kau tidak apakan? Apa yang terjadi?” Terlihat ekspressi khawatir dari wajah Bagas, Alvaro hanya memperhatikan mereka berdua.
“Nanti saja aku cerita, bawa aku pulang sekarang” Clara merengek pada Bagas, ia mengerti lalu bagas segera menggendong clara di punggungnya karena melihat Clara yang tidak menggunakan sesuatu di kakinya.
“Kau yang menolong nya? Terimakasih ya” Ucap Bagas pada Alvaro, Ia hanya tersenyum dan mengangguk. Bagas lalu membawa Clara ke mobil nya, mereka lalu pergi dari pandangan Alvaro. 45 Menit sudah berlalu tidak terasa Alvaro menemani perempuan itu menangis sedari tadi hingga ia lupa dengan kencan buta nya.
“Seperti nya aku kenal dia—“ Pikir Alvaro , ia mencoba mengingat wajah yang tidak asing itu.
...🏸🏸...
Setelah mendengarkan kronologi yang diceritakan oleh Clara, nampak nya Bagas tak bisa diam saja. Mereka tengah dalam perjalanan menuju kantor polisi untuk melaporkan kasus ini.
“kenapa kau ceroboh sekali? Harusnya kau lebih teliti perusahaan mana yang dengan cepat memanggil untuk interview!” Bagas terus mengomel ia tak habis pikir bagaimana bisa adik nya di per bodohi seperti itu.
“apa yang tadi itu benar Alvaro? Aku yakin itu Alvaro, matanya ,telinga nya dan juga senyuman nya masih sama tapi—“ gumam clara dalam hati.
“Lagi pula Gisella dapat info itu dari mana? Ceroboh sekali dia memberikan info itu padamu” Lanjut Bagas, lain di bagas lain di clara, Bagas sibuk marah marah tapi Clara malah sibuk memikirkan Alvaro dan tak mendengarkan sedikitpun omelan Bagas.
“Jika itu Alvaro, dimana dia sekarang tinggal? Kerja dimana? Apa dia sudah menikah? Ah tidak dia baru 27 tahun mana mungkin sudah menikah—“ gumam clara dalam hati.
“Clara” Bagas menyentuh bahu Clara dan membuatnya tersadar
“Huh ya abang? kenapa?”
“Kita sudah sampai” Bagas menunjukan ke arah pintu masuk kantor polisi, Clara baru sepenuh nya sadar. Bagas lalu memberikan sendal yang ia taruh di dalam mobil untuk Clara pakai mereka lalu masuk ke dalam untuk membuat laporan.
“Namamu siapa?” Petugas polisi itu menatap ke arah laptop nya, Clara malah menganga melihat adanya petugas polisi yang muda dan juga tampan.
“Dia kehilangan kesadaran nya sejak tadi, melamun terus, mungkin syok. Nama nya Clara Putri Auriga dia adik ku” Bagas menggantikan Clara untuk menjawab pertanyaan petugas itu, Clara lalu tersadar setelah mendengar suara kakak nya. Bagas gak tau aja Clara bukan Syok sama kejadian yang baru dia alami tapi syok melihat Alvaro yang sudah lama tidak dia temui.
“Aaah? Kalian tidak mirip—“Kalimat nya berhenti karena tatapan Bagas, petugas itu kembali mengetik di laptop nya.
“pak polisi siapa nama mu? berapa umur mu? apa kau baru lulus kuliah? Kenapa kulit mu seperti nya lembut sekali, kau mirip aktor Lee Hyunwoo, itu actor yang ada di korea” Clara malah sibuk menanyai polisi itu ia lalu tersenyum dan membuat Clara semakin kagum.
“apa??” tanya petugas polisi itu tampak kebingungan.
“Ah iya aku belum memperkenalkan diri? Namaku Adi nugroho, banyak yang bilang aku mirip Aktor korea itu” Lanjut nya setelah beberapa saat.
“Tuh kan! Benar dugaan ku, kau memang mirip Lee Hyunwoo ya ampun aku kira Lee Hyunwoo sudah beralih professi sekarang. Apa kau seumuran dengan Lee Hyunwoo?”
“iya benar aku kelahiran Tahun 93” Jawab petugas polisi bernama Adi Nugroho Itu
“Keren! Kau lebih muda dari ku ya ampun Cute sekali” Bagas menggelengkan kepalanya melihat adik nya yang malah asyik mengobrol hal yang tidak ada hubungan nya dengan kasus tadi.
“Adi jangan dengarkan dia, cepat tulis saja laporan nya” Ujar Bagas.
“Ah benar maaf bang” Adi kembali mengetik di laptop nya setelah Bagas menceritakan kronologi yang terjadi, setelah laporan selesai Bagas kembali mengantar Clara pulang.
“Bang apa kau kenal baik dengan polisi tadi?” Clara seakan lupa dengan kejadian mengerikan tadi dan malah sibuk menanyai soal polisi itu.
“iya, dia adik tingkat ku saat kuliah” Jawab Bagas yang masih fokus menyetir.
“Boleh aku minta nomor ponsel nya?”
“Tidak dia sudah punya pacar”
“huh bukan untuk itu!!”
“Lalu untuk apa? Kau terihat jelas tertarik padanya” Bagas sesekali menoleh pada Clara yang terus merengek meminta nomor ponsel Adi.
“ya sudah, lupakan saja” Clara bersender di jok mobil Bagas, tiba-tiba dipikiran nya terlintas begitu saja. Bukankah polisi bisa mengakses dan mengetahui data diri pemilik mobil dengan hanya menyebutkan nomo plat nya saja? Clara ingat dengan plat mobil milik Alvaro dan ia berpikir Bogum bisa membantu nya. Ternyata tadi clara menggodanya bukan karena tertarik pada pria itu tapi lebih tertarik pada hal lainnya.
“Bang soal kejadian ini jangan ceritakan pada bunda ya, bilang saja aku gagal interview” Lanjut Clara setelah hening beberapa saat.
“hmm” Bagas mengangguk lagi.
...🏸🏸🏸🏸🏸...
happy end 🥰 lanjut ke karya selanjutnya, semoga lebih menarik lagi, sehat n semangat terus ya, Thor 👍💪💪💪💙💖💞