Diva seorang siswa yang dikenal Bodoh sehingga sering tidak naik kelas. Dia terpaksa harus pindah sekolah agar bisa naik kelas. Berharap menjadi lebih baik di sekolah yang baru, Diva justru malah berubah menjadi seorang siswa yang tomboi dan garang.
Bersama dua orang berandals di sekolahnya Diva berhasil merubah hidupnya menjadi lebih menyenangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIVA Fourteen
Diva berjalan mengikuti para pria itu. Dru dan Hara menatap cemas kearahnya. Sedangkan Sammy segera menghampiri istrinya dan mengajaknya pulang bersama dengan Rakha tanpa menoleh kearah Diva.
Hara yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan Diva berusaha membuntuti mobil yang membawanya dari kejauhan.
Meskipun Hara sudah melarangnya namun Dru tetap bersikeras ikut menyelamatkan Diva.
Mobil yang membawa Diva berhenti di sebuah bangunan tua. Diva turun dengan santai dan berjalan masuk mengikuti para pria itu tanpa beban sedikitpun.
Ia langsung duduk di sofa dan meminta segelas air setibanya di sana.
"Kalau bisa aku mau air dingin berwarna terus manis," ucap Diva
Tidak lama seorang pria keluar dari sebuah ruangan dan menghampirinya.
Ia menatap lekat wajah gadis mungil itu tanpa berkedip sedikitpun.
"Kenapa Om, apa ada yang salah?" tanya Diva
"Kau sama sekali tidak mirip dengan ayahmu, apa benar kau putri kandung Rachel dan Aditya??" tanya pria itu
"Kalau secara administrasi sih iya, tapi kata mamah sebenarnya ayah aku bukan dia," jawab Diva berhasil membuat pria itu seketika memucat saat mendengarnya.
"Jangan bohong," jawab Pria itu tampak berkaca-kaca
"Bukan hanya ibu yang mengatakan itu, aku juga pernah bertanya kepada papah Adit untuk memastikan perkataan Ibuku. Terus papah Adit juga bilang katanya meskipun aku bukan putri kandungnya ia akan tetap menyayangiku seperti anak kandungnya sendiri," jawab Diva dengan polosnya
Saat seorang pria membawakan minuman untuk Diva lelaki itu justru mengambil dan menghabiskannya.
"Aduh Om, kok dihabiskan kan itu punya Diva!" seru gadis itu tampak kecewa
"Cepat buatkan lagi!" suruh pria itu dengan nada tinggi
"Baik Bos,"
"Sekarang apa maksud Om membawaku ke sini. Aku harap Om tidak menyakiti keluarga Om sammy lagi karena mereka tak ada hubungannya dengan aku dan mamah," jawab Diva
Lelaki itu kemudian bertanya lagi kepadanya tentang Ibu dan ayahnya.
Diva menjawab semua pertanyaannya dengan wajah tegas. Bahkan saat pria itu menanyakan pekerjaan ibu dan ayahnya ia pun menjawabnya dengan lugas tanpa menutupinya sedikitpun.
"Apa kau tidak takut saat tahu ibumu adalah seorang pembunuh bayaran??" tanya pria itu
"Tentu saja tidak, lagipula tugas ibu membunuh para penjahat jadi tidak masalah. Aku bahkan bercita-cita ingin menjadi sepertinya?" jawab Diva
"Bahkan setelah ayahmu meninggal karena ibumu kau masih membelanya??"
"Hidup mati seseorang sudah di gariskan oleh Tuhan dan tidak ada hubungannya degan orang lain. Jadi aku yakin jika Ayah Adit meninggal bukan karena mamah, tapi karena takdir Tuhan. Ia bahkan selalu memintaku untuk tidak menyalahkan mamah, jadi tentu saja aku juga harus berpikiran yang sama dengannya bukan,"
Pria itu tampak tertegun mendengar jawaban Diva. Ia tak mengira jika gadis sekecil itu bisa berpikiran dewasa.
Lelaki itu bahkan menangis saat melihat bagaimana Diva menghabiskan minumannya.
"Apa kau masih sekolah??"
"Aku kelas XI Om," jawab Diva bersemangat
"Kenapa baru kelas XI, harusnya kau sudah kelas XII," jawab pria itu
"Itu karena aku mirip ayahku, itulah sebabnya ibu tak pernah marah meskipun aku sering tidak naik kelas," kembali pria itu terlihat sedih saat mendengar ucapan Diva
"Kalau begitu sebaiknya kau cepat pulang," jawab pria itu mengusap air matanya
"Tapi aku laper Om, apa aku boleh makan dulu?" jawab Diva
Lelaki itu tampak menghela nafas, sebelum akhirnya mempersilakan Diva untuk mengikutinya ke ruang makan.
"Kamu mau makan apa?" tanya pria itu
"Aku mau makan pakai telor ceplok aja Om, jangan lupa gorengnya pakai mentega dan kasih garam dan gula,"
Lelaki itu kemudian membalikkan badannya dan segera menuju ke kompor. Beberapa anak buahnya menawarkan diri untuk membantunya, namu ia tak menolaknya.
"Biar aku saja yang akan memasakkan makanan untuknya," jawab pria itu
"Baik Bos,"
Selesai menggoreng telor, pria itu kemudian merebus mi instan dan membuatkan sambal kecap untuknya.
"Wah bagaimana Om bisa tahu kalau aku suka makan telor ceplok dengan mie rebus dan Sambal kecap?" tanya Diva penasaran
"Sebaiknya jangan banyak tanya dan cepat habiskan makanannya," tegas pria itu
"Baik Om,"
Sementara itu Dru dan Hara yang semakin cemas karena Diva belum keluar dari rumah itu berusaha menerobos masuk saat para penjaga lengah.
Namun karena penjagaan gudang itu begitu ketat mereka berhasil di tangkap oleh penjaga lain.
Hara berusaha melawan para preman itu meskipun tubuhnya masih terluka. Sedangkan Dru memilih menyerah karena ia tahu melawan mereka adalah hal yang sia-sia.
Mendengar keributan membuat sang Bos keluar.
"Siapa mereka!" seru pria itu dengan suara tinggi
"Sepertinya mereka teman-teman gadis itu Bos!" jawab salah seorang anak buahnya
"Punya nyali juga kalian, apa kalian tahu dimana kalian berada?"
Hara dan Dru langsung menggelengkan kepalanya.
"Karena kalian tidak tahu maka aku akan memberitahu kalian sedang berada dimana?"
Pria itu kemudian menyuruh anak buahnya untuk mengikat keduanya.
"Ikat mereka!"
hara kemana ya 🤔🤔🤔