NovelToon NovelToon
SANG PENJAGA

SANG PENJAGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / CEO / Persahabatan / Duda / Romansa / Dendam Kesumat
Popularitas:95.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

S2
Ketika dua hati menyatuh, gelombang cinta mengalir menyirami dan menghiasi hati.
Ini adalah kisah Raymond dan Nathania yang menemukan cinta sesungguhnya, setelah dikhianati. Mereka berjuang dan menjaga yang dimiliki dari orang-orang yang hendak memisahkan..

Ikuti kisahnya di Novel ini: "SANG PENJAGA "

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. 🙏🏻❤️ U 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. SP

...~•Happy Reading•~...

Raymond memikirkan dengan sungguh-sungguh langkah yang sudah ditetapkan. Agar tidak terulang dan jatuh di tempat yang sama. Kegagalannya dengan Belvaria menjadi pelajaran pahit dan manis untuk menentukan langkah baru.

"Pak Ray, mari makan dulu." Terdengar suara Nathania di teras paviliun. Raymond mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan mengganti kaos, lalu membuka pintu kamar.

"Terima kasih, Bibi." Raymond melihat Nathania dan Bibi sudah menyajikan menu di meja teras.

"Sama-sama, Pak." Bibi Sena berkata sopan dan merasa senang melihat sikap Raymond padanya.

"Kau tidak ikut makan juga?" Tanya Raymond yang melihat perangkat makan yang disediakan hanya untuk satu orang.

"Bibi, tolong bawakan piring lagi ke sini, ya." Bisik Nathania kepada Bibi. Dia tidak mau berdebat atau menolak ajakan Raymond. Agar tidak merusak hubungan mereka yang baru terjalin.

"Silahkan makan dulu, Pak." Nathania menggerakan tangan mempersilahkan, karena mengira Raymond sudah lapar.

"Sama-sama saja." Raymond menolak dan mau menunggu.

Nathania mengangguk lalu merapikan kursi, agar bisa duduk berhadapan dengan Raymond. Bibi segera kembali membawa perangkat makan buat Nathania.

"Silahkan, Pak. Selamat makan." Ucap Nathania.

"Thanks. Kita fokus makan dulu. Mungkin setelah kenyang, bisa temukan solusi yang tepat buat kondisi kita." Raymond masih terbebani dengan hubungan mereka.

"Iya, Pak... fokus buat sehat dulu." Nathania menyetujui. Baginya, sudah cukup yang dikatakan Raymond. Dia yakin, Raymond serius melamarnya.

Nathania bersyukur bisa merasakan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan akan dialaminya. Mereka makan dalam diam, tapi pikiran tidak diam. Masing-masing dengan pikiran dan perasaan yang sulit diselami.

Tidak lama kemudian, Raymond menyandarkan punggung setelah makan dan meja dibersihkan oleh Bibi. Suasana yang sangat berbeda dirasakan, melihat Nathania sudah kembali tenang. Seakan beberapa saat lalu dia tidak histeris dan terguncang.

"Bisa duduk temani sebentar di sini?" Raymond ingin menikmati malam pertama setelah berbaring di rumah sakit dan hampir di ujung kematian. Waktu jadi sangat berharga dan dia ingin habiskan bersama orang yang menyayanginya.

"Iya, Pak. Naikan kaki di atas kursi ini, biar lebih santai. Aku tinggal sebentar." Nathania segera meninggalkan Raymond yang menatapnya, tidak mengerti.

Setelah Nathania pergi, Raymond menaikan kaki untuk bersantai. Kemudian Nathania kembali dengan selimut dan bantal, juga Rara yang membawa kursi yang sama di kaki Raymond.

"Mari, Pak. Pakai ini, supaya lebih nyaman." Nathania meletakan bantal santai di punggung Raymond. Kemudian dia menutupi kaki hingga paha Raymond yang sedang selonjor dengan selimut tipis.

Raymond hanya diam sambil melihat yang dilakukan Nathania tanpa komentar. Kemudian Nathania duduk di kursi seberang meja dan menaikan kaki seperti dirinya. Nathania lakukan hal yang sama, duduk berselonjor kaki dan menutupi dengan selimut.

"Biar sama, Pak." Ucap Nathania sambil tersenyum melihat Raymond sedang memperhatikan yang dia lakukan.

"Kalau begitu, mengapa tidak menyingkirkan meja ini?" Raymond bertanya dan berharap Nathania lakukan yang diminta.

Nathania berdiri dan menggeser meja di antara mereka dan merapatkan kursinya ke dekat Raymond, lalu duduk di sampingnya. Raymond tersenyum dalam hati. Tanpa disadari, Nathania telah memindahkan sekat yang memisahkan mereka. Hingga bisa duduk bersisian.

"Saya mau lihat bintang juga, Pak. Siapa tahu, bisa lihat bintang jatuh." Nathania coba mengalihkan rasa grogi dan canggung, karena terus dilihat Raymond.

"Mau mengucapkan harapan, tidak perlu tunggu bintang jatuh. Jika mau, setiap saat bisa dilakukan. Harapanmu waktu itu sudah terkabul?" Raymond bertanya sambil lalu. Nathania hanya mengangguk, karena tidak mau mengatakan harapannya. Bisa bersama Raymond.

"Thania, aku ingin tahu sesuatu. Tapi kalau kau tidak mau menjawab, tidak usah." Raymond berkata pelan dan sudah tidak berbicara formal. Dia pun melepaskan sekat formal yang membuat jarak di antara mereka.

"Iya, Pak." Nathania mengiyakan, tapi tangannya menyentuh dada. Dia berharap, yang akan ditanyakan Raymond tidak merusak suasana hatinya. Agar mereka bisa duduk berdampingan sambil melihat langit malam yang bertaburan bintang.

"Baik. Aku tanya ini, menyangkut reaksimu tadi. Itu masih menggangguku. Bisa cerita kejadian yang terjadi di Mall waktu itu?" Raymond ingin tahu, karena ingin Nathania keluar dari traumanya. Jika perlu pengobatan, dia akan bantu merujuk ke dokter yang tepat.

Nathania memalingkan kepala ke arah Raymond yang sedang menunggu. "Bisa, Pak." Ucap Nathania pelan. Raymond mengangguk, lalu menggerakan mata ke arah tangan kirinya yang sudah dibuka ke arah Nathania.

Perlahan Nathania mengulurkan tangan kanan dan letakan ke telapak tangan Raymond. Tangan kiri dia letakan di dada untuk menenangkan detakan jantung, saat jari-jari Raymond menyentuh dan menggenggam jemarinya.

Raymond tetap diam menunggu dan mengukur emosi Nathania. "Orang itu, pacar saya, Pak." Nathania memulai sambil menunduk. Raymond diam.

"Hari itu, dia mengajak saya lunch. Tapi saat hampir tiba waktu istirahat, dia membatalkan, karena sedang meeting dengan bossnya."

"Jadinya, saya dan teman pergi lunch di Mall itu. Tahunya bertemu dengan orang itu di tempat yang sama."

"Tidak seperti yang dia bilang lagi meeting, tapi dengan wanita itu. Tadinya saya sangat marah, karena kira dia pacaran lagi. Tidak tahunya wanita itu tunangannya. Padahal saya sangat percaya semua alasan pembatalannya."

"Saya marah, tapi sangat malu. Pacaran dengan tunangan orang. Saya merasa jijik pada orang itu, karena berbohong. Jadi saat dia mau pegang tangan dan minta bicara, saya merasa jijik dan mengibaskan tangannya. Tanpa sadar pecahin ponsel Pak Ray." Nathania menarik nafas panjang setelah bisa menceritakan dan melihat Raymond.

"Itu'kah yang menyebabkan kau tulis kejahatan dan kebaikan bagaikan dua sisi mata uang?"

"Iya, Pak." Nathania mengakui.

"Ok. Jika kau anggap lamaranku adalah hal yang baik, sekarang pun kau sedang mengalaminya. Kejahatan Frans dan lamaranku menjadi dua sisi mata uang." Ucap Raymond tenang.

Nathania menatap Raymond dengan mata membulat. Dia jadi mengerti yang dimaksudkan Raymond. "Iya, ya. Ternyata..." Nathania tidak meneruskan. Dia jadi berpikir dari sisi yang dikatakan Raymond dan menemukan maknanya.

Raymond mengangkat tangan Nathania dan mencium sekilas dan lembut. Nathania menepuk dadanya untuk menenangkan detak jantung tidak teratur. "Thania, pengalaman adalah guru yang baik. Tidak perlu melupakan kejadian itu, tapi belajar dari peristiwa yang kau alami di waktu lalu."

"Dalam menjalin hubungan, kepercayaan dan kesetiaan adalah harga mati. Karena di dalamnya ada penghargaan dan penghormatan." Ucap Raymond serius, sambil menatap lurus ke depan.

"Seperti kita mau menjalin hubungan bisnis dengan seseorang, kita pilih yang bisa dipercaya. Demikan juga membangun keluarga. Karena kita akan menjalin berbagai hal dengan orang itu, saat berkeluarga."

"Bagaimana mungkin bisa merelakan diri tidur dengan orang yang tidak bisa dipercaya? Itu sama saja menyerahkan kepalamu untuk dijual murah atau jantungmu ditusuk perlahan." Raymond berbicara dari perjalanan hidupnya yang penuh kepalsuan dan pengkhianatan Belvaria.

...~_~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

1
🍁αℓєα❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
ehh Thania hamil kyknya ya🤭🤭ah asikk nih jd jugaa akhirnya RayThania junior
🍁αℓєα❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
nah mampus kau Frans🤕sudah tidak bisa ngelak lg smu Bukti sudah terpampng jelas didepan mata org banyak,bahwa Nike meninggal bukan krn kecelakaan semata😪tp memang krn ulahmu
Dew666
Hamil kali thania 🍒💎
Dew666
🌻🍦
🍁HER❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
mau ada junior nih ya. semoga benar deh. cepat beli tespek babang ray. jadi ikut gak sabar 🙊❣️
☠ ❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ🤎♨️
yuhuuuuu sepertinya Ray junior mau launching nih 🤭 Thania pasti belom menyadari dirinya hamil tapi ibunya Raymond langsung tanggap terhadap kondisi mantunya congratulation aja yakin dah itu tekdung muda
🍁𝐒𝐄𝐌𝐄𝐒𝐓𝐀 ❣️
mantap pak jacob cari bukti yang akurat.. dan akhirnya si frans mendekam dipenjara.. se umur hidup.. keren nih pak jacob dan pak Samuel.. kinerja kalian sangat bagus..
🍁𝐒𝐄𝐌𝐄𝐒𝐓𝐀 ❣️
yeey tanda tanda nih ada debay, kaget ya mas Ray.. tiba tiba thania jadi manja,,
Mundri Astuti
kannn...jahat beud si frans
Arieee
semoga hamil🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
parei kaget kok thania manja nya begitu kan aneh🤣mamah nya pengalaman pasti tahu tuh thania kenapa🤣
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
rasain kau frans yang salah pasti ketahuan ada cctv banyak menangkap kejahatan mu🤣penjara seumur hidup atau hukuman mati🤣
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
wuuihh keren kata kata nya bagus ray kena telak vania makan tuh pelakor🤣🤣🤣
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
tunggu saja vania di marahin Raymond jangan senang dulu
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
ketahuan kan marahin saja ray si vania biar kapok
🍁𝐘𝐖❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
Mamah gercep ngomong gitu y 🤭🤭🤭
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
ternyata ngumpul buat gosipin si Frans🤣tentang kejahatan frans
❤️⃟Wᵃf🤎M𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ §͜¢ᴳᴿ☘𝓡𝓳
keluarga bahagia thania sama Raymond bikin iri ya🤭
🍁𝚄mma❣️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
Kelihatannya ada tanda-tanda mau launching Reymond dan Nathania junior ini
Arieee
wahhhhh pembunuh😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡hukuman seumur hidup aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!