Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Penyesalan Satria
Satria sampai di rumahnya untuk menjemput Jingga. Terukir indah senyuman manisnya sa'at ia membayangkan reaksi Jingga. Satria masuk kedalam kamar Jingga namun Satria tidak bisa menemukan Jingga. Satria keluar dari kamar dan pergi ke rumah utama untuk mencari Jingga namun tidak ada juga.
"Maryati dimana Jingga?" tanya Satria kepada pelayan.
"Bukankah dikamar Den, saya dari tadi disini tidak melihat mbak Jingga" kata Maryati.
Degh... Satria pun terkejut yang mendengar ucapan dari Maryati lalu Satria pun menelpon Jingga tetapi nomornya tidak aktif. Satria langsung pergi kekamar Jingga kembali dan melihat baju-bajunya namun masih ada lalu Satria tidak melihat laptop Jingga yang biasa ditaruh diatas meja.
"Kemana Jingga pergi apa dia menginap di rumah orang tuanya? Tapi kenapa tidak memberitahuku?" gumam Satria. Lalu Satria pergi ke kamar Eyang.
Tok... Tok... Satria mengetuk kamar Eyang Putrinya. Satria pun tidak sabaran Ia langsung masuk kedalam.
"Ada apa malam-malam kesini?" tanya Eyang yang sudah tertidur dan terbangun kembali.
"Eyang Jingga tidak ada, apa Jingga Izin sama Eyang kalau dia akan pergi kerumah orang tuanya?"
Eyang putri mengerutkan kedua alisnya. "Tidak ada Jingga kesini dan minta Izin. Memangnya kamu sudah mencarinya dikamarnya atau kamu telpon dia"
"Sudah Eyang tapi tidak ada dimana pun nomornya juga tidak aktif" Sahut Satria.
Plaaak... Eyang putri menampar Satria. "Bodoh kamu! Suami macam apa kamu ini Satria istrimu pergi tidak tahu" seru Eyang dengan kesal. Satria hanya menunduk.
"Sana cari sampai ketemu!" pekik Eyang putri. Satria mengangguk dan langsung pergi untuk mencari Jingga.
Satria pergi menuju rumah orang tua Jingga ______ "Sudah Jam 11 malam, aku tidak enak mengetuk pintu tapi aku harus memastikan apa ada Jingga disana atau sebaliknya" gumam Satria lalu turun dari dalan mobilnya.
Satria memencet bell pintu rumah orang tua Jingga. Tidak lama kemudian Wina pun membukakan pintu rumahnya.
"Den Satria?"
"Jangan panggil itu, Panggil saja Satria! Bu apa Jingga menginap disini?"
"Jingga? Tidak ada." Sahut Wina. "Memangnya Jingga tidak ada di rumahmu?" tanya Wina dengan khawatir.
"Tidak ada bu, ya sudah Ibu jangan khawatir aku akan mencarinya, aku pergi dulu"
Wina pun mengangguk Ia begitu khawatir dengan putri tunggalnya. "Kemana Jingga? Kenapa dia pergi tidak bilang sama suaminya apa dia sedang bertengkar?" gumam Wina.
Satria menelusuri jalan untuk mencari Jingga. Tidak lama kemudian ponsel pun berdering. "Batalkan semuanya! Istriku kabur dan bilang sama Bayu kerahkan anak buahku yang lainnya untuk mencari Istriku, ke terminal ke bandara dan pelabuhan!" perintah Satria.
"Baik tuan akan segera kami laksanakan" jawabnya. Satria pun mematikan sambungan telponnya lalu melanjutkan mencari Jingga.
Tiga jam kemudian. ______ Satria sudah menelusuri jalanan dan tempat-tempat namun tidak ada hasilnya. Bahkan ia sudah mengecek cctv depan rumah namun tidak dapat menunjukan apa pun.
"Ini aneh sekali Jingga bagaikan ditelan bumi begitu saja, apa ini semua sudah di rencanakan olehnya? kalau iya pintar sekali aku sampai tidak bisa menemukan petunjuk apapun, bahkan anak buahku saja kesulitan mencarinya di seluruh terminal dan bandara, aku yakin dia kabur dibantu orang tapi siapa? aku tidak pernah melihat dia mempunyai teman" gumam Satria dengan bingung dan Prustasi.
Lalu Satria pun kembali kerumah. Tampak jelas kesedihan di dalam raut wajahnya sa'at ia sudah benar-benar menyadari perasa'annya Jingga justru pergi meninggalkannya.
"Mana Jingga?" tanya Eyang dengan emosi yang tidak bisa tidur kembali setelah mendengar Jingga pergi.
"Sorry Eyang, aku tidak bisa menemukannya" sahut Satria.
"Kau apakan dia sampai dia kabur?"
"Sudah Eyang tidur, ini sudah dini hari nanti aku akan mencarinya lagi" kata Satria lalu melenggang pergi.
***
Jingga sudah berada di Singapore. Ia sedang berada di rumah Mr Wang. "Aku senang kamu bisa bekerja sama dengan perusahaanku Jingga, kamu mempunyai bakat dan ide-ide yang luar biasa berkatmu sahamku naik drastis."
"Jangan berlebihan Sir, aku hanya bekerja sesuai apa yang Sir minta" ucap Jingga.
"Hm... Kau Special Jingga, Ini Apartement mu semua pasilitas sudah aku siapkan beserta mobilnya, Istirahat lah ini sudah malam."
"Aku tidak bisa menyetir" ucap Jingga dengan jujur.
Tidak lama kemudian. Ada seorang lelaki bertubuh tinggi dan besar masuk kedalam rumah ia adalah putra dari Mr Wang. Ia adalah seorang CEO. Dylan Wang mempunyai perusahaannya sendiri di bidang Farmasi Bio-Medical.
"Dylan." panggil Mr Wang.
"Yes Dad." sahutnya.
"Tolong antarkan Jingga ke apartemennya! dia dari Indonesia dan baru sampai di negara kita kasihan mungkin Jingga lelah." kata Mr Wang.
Dylan mengangguk. "Ayo Miss." ucapnya.
"Thank you, panggil saja Jingga." ucapnya.
Dylan tersenyum tipis lalu mereka pun pergi. "Alamatnya dimana?" tanya Dylan.
Jingga pun membuka ponselnya dan menunjukannya. Dylan pun membacanya dan ia langsung tahu dimana tempatnya.
Semuanya tidak ada yang berbicara. Jingga melihat ke arah jalan raya ia mengingat kembali tentang Satria.
"Mungkin sekarang kau sedang bersenang-senang mas bersama mantanmu itu sungguh ini menyakitkan sekali rasanya" batin Jingga dengan mata berkaca-kaca.
"Sudah lama kamu bekerja dengan Daddy?" tanga Dylan.
"Sekitar 3 bulan" kata Jingga dengan singkat. Ia merasa risi jika ada orang bertanya dan dekat-dekat dengannya karena ia memang benar-benar menyukai sendiri.
Dylan hanya mengangguk sambil melirik ke arah Jingga yang sudah terlihat cuek dan dingin.
"Baru kali ini aku bertemu dengan perempuan yang begitu cuek, biasanya perempuan yang dekat denganku akan mencari perhatian dan mengajak berbincang tapi perempuan ini lain" batin Dylan sambil mengemudikan mobilnya.
Tidak lama kemudian. ______ Jingga sampai di apartement nya. "Terima kasih Sir" kata Jingga.
"Jangan memanggilku Sir panggil saja Dylan aku masih 25 tahun dan mungkin kita akan sering bertemu semoga saja kita bisa jadi teman"
Jingga hanya mengangguk lalu turun. Dylan pun ternganga atas apa yang ia saksikan. "Aku bicara panjang lebar dia hanya mengangguk saja apa dia lelah untuk berbicara" guman Dylan sambil menjalankan mobilnya kembali.
Jingga memasuki kompleks apartementnya. "Sir Wang berlebihan sekali dia menyiapkan apartement yang begitu mewah aku tahu disini itu tidak ada yang murah, kebaikan apa yang sudah aku lakukan sampai bertemu dengan orang baik seperti Sir Wang. Tapi tetap saja aku harus hati-hati karena orang baik tentu saja suka ada maunya" gumam Jingga sambil memasuki kompleks Condominium.
***
Di dalam kamar Satria pun tengah berkutat dengan laptopnya ia masih mencari jingga dan menelusuri media sosialnya Jingga namun hasilnya nihil.
"Fuck... Dia benar-benar kabur dariku dengan cara yang begitu teliti, siapa orang yang ada di belakangnya" gumam Satria sambil menggusar rambutnya dengan prustasi.
Satria terbayang wajah Jingga yang sendu dan tidak ada senyuman dari wajahnya hanya terlukis senyuman tipis yang nyaris tidak terlihat. "Aku baru sadar sekarang selama berbulan-bulan menikah dengannya dan tidur dengannya aku tidak pernah melihat dia tersenyum. Aku terlalu sibuk dengan pekerja'anku dan masalahku dengan Viona sialan itu! sampai aku abai kepada Istriku. Aku akui aku memang terpaksa menikah dengannya tapi setelah tidur dengannya aku merasa sudah terikat olehnya dan tanpa aku sadari aku ada rasa cinta didalamnya sering kali aku menepisnya dengan perasa'anku dan akhirnya ada hati yang tersakiti atas ke egoisan ku ini. lalu sekarang aku harus bagaimana?" gumam Satria dengan penuh penyesalan.
"Aku tidak akan menyerah, aku akan terus mencarinya sekali pun ke ujung Dunia dan aku akan memperjuangkan rasa cintaku kepadanya sampai dia mau mema'afkanku dan menerimaku kembali"
putus asa nya di nikmatin dulu wkwkwk🤣
ntar kalau sudah waktu nya mb jingga bakalan balik kok mas duda 🤭
mb jingga jangan nangis atuch sini aku cerita in kalau mas duda mu merindukan mu 🤣
kamu jangan pulang dulu yaw tunggu dulu sampai kamu sukses 😍😍😍
akhirnya mas arya dan mb gea selamat yaww😍😍
pak sat aku bahagia kamu lagi galau 🤭🤭
istri kecil mu akan sukses kamu akan semakin galau 🤣
akhirnya kang arya dan mb gea akan berlabuh juga nich kapal ahh gak sabar 😍😍😍
mb jingga semangat ya buat bang duda ini makin klepek klepek sama kamu 😍😍😍
bang duda sich salah sendiri bikin mb jingga marah besar kan 🤣
kesempatan ya arya di dalam kesempitan 😍😍😍
kesempatan bisa nikahin pujaan hati nya 😍😍😍
ayoo arya gasss💪💪
pak sat nikmatin dulu noh galau nya 🤣
aku puas pak sat kamu galau salah sendiri istri kecil nya di cuekin 🤭