Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
BAB 14.
Mereka kini sudah tiba di lobi William Medical Center.
“Iya,” hanya itu jawaban Riana, seraya mengulurkan tangannya, “mana resep vitamin untukku? aku akan menebusnya.”
“Biarkan Fabian yang menebusnya, sejak saat ini, aku ingin membiayai apapun yang dimakan anakku.”
Tanpa mengajukan protes kembali, Riana membuka pintu mobil, namun sesaat kemudian Brian kembali memanggilnya, “nanti malam aku ingin makan malam bersama anakku.” lagi lagi Brian menggunakan anaknya sebagai alasan, padahal sesungguhnya, ia ingin bisa makan lebih nyaman tanpa gangguan pusing dan mual.
Riana mengibaskan tangannya, seakan ia sedang mengatakan ‘terserah apa maumu’.
Brian terus menatap kepergian mantan istrinya dengan pandangan dingin, dari kejauhan ia melihat Riana berbincang akrab dengan seorang pria, bahkan Riana tertawa lebar bersama pria itu, kemudian pria itu memeluk pundak Riana seraya kembali berjalan masuk.
Brian tak peduli, terserah saja, Riana bebas berhubungan dengan pria manapun, asal ia bisa menjaga bayi dalam kandungannya dengan baik, toh pernikahan mereka kelak hanya demi status sang anak, karena Brian sendiri memiliki hubungan tanpa status dengan sekretarisnya, keduanya berhubungan karena sama sama membutuhkan kepuasan di ranjang, itu pun Brian tak ingat kapan terakhir kali mereka berhubungan, karena sebelum kencan buta, Brian berada di Kanada selama sebulan untuk urusan bisnis, setelah malam panasnya bersama Riana, ia belum berselera lagi untuk berhubungan dengan Grace atau wanita manapun, ditambah lagi dua minggu belakangan ia mual dan muntah, jadi Brian benar benar tak memiliki tenaga lebih selain untuk urusan pekerjaan.
Brian menatap Gustav.Inc yang berdiri megah di Gedung tinggi menjulang 50 lantai, perusahaan multi raksasa milik keluarga Gustav itu sebentar lagi akan berada di bawah kekuasaannya, selepas ia melepas kembali masa dudanya, dengan kembali menikah dengan mantan istrinya sendiri, ditambah bonus ia akan memiliki anak, yang selama ini ia idamkan, pers Etan dari rahim wanita mana anak itu berasal, ia akan menganggap anak itu adalah pengganti anaknya bersama Alicia yang meninggal setahun yang lalu.
Walau ia membenci mantan istrinya tersebut, tapi tak bisa Brian pungkiri, Riana memberinya banyak keuntungan yang selama ini hanya bisa ia impikan, yakni Gustav.Inc bersama dengan aset senilai miliaran dolar peninggalan sang papa, karena itulah ia sesumbar berani menyuruh Riana cuti dari pekerjaannya, dengan mengganti 5 kali lipat bahkan 10 kali lipat, dari gajinya di rumah sakit sebagai tunjangan pernikahan.
Pintu lift terbuka, Brian dan Fabian keluar dari sana, kemudian berjalan menuju ruangan Brian, Grace sudah menanti di depan mejanya, wanita bertubuh aduhai tersebut, tampak menggoda dengan kemeja ketat berwarna putih dan rok span dengan belahan yang menampakkan sebagian pa Ha dan kaki jenjangnya, Grace berjalan mengekori Brian yang langsung duduk di di singgasana nya.
“Fabian … carikan bingkai foto yang pas untuk gambar ini,” Brian memberi perintah seraya mengeluarkan lembaran hasil print out Ultrasonografi anaknya.
Fabian melirik foto tersebut, kemudian mengangguk paham, segera sesudahnya ia pamit untuk memesan bingkai foto melalui toko on line.
Lain Fabian lain pula Grace yang mulai melirik keberadaan foto tersebut, jujur saja Grace agak terusik dengan adanya foto tersebut, pikirannya mulai berkecamuk, foto apakah itu, kenapa Brian sampai harus memesan bingkai foto untuk gambar buram hitam putih tersebut.
Grace berjalan semakin dekat, ia meletakkan dokumen kerjasama yang nanti akan ditanda tangani oleh pihak Huang Corp bersama dengan Gustav.Inc.
Ketika Brian membaca lembar demi lembar dokumen kerjasama tersebut, Grace berjalan mengitari meja dan berakhir berdiri di samping kursi Brian, dan jemari lentiknya mulai beraksi, meraba dan membelai garis rahang pria yang pagi ini terlihat segar dan sangat tampan, Brian yang sudah terbiasa dengan sikap grace hanya diam membisu tanpa minat, “aku sedang tidak berselera,” ujar Brian terus terang.
“Tapi aku ingin,” bisik Grace dengan suara mendayu, gerakan tangannya semakin liar, kini ia bahkan sudah memposisikan dirinya di pangkuan Brian, bela Han d4 d4 nya terlihat jelas karena Grace sudah membuka tiga kancing kemeja nya, bahkan tanpa di buka pun siapapun bisa melihat kulit tubuhnya, karena kemejanya berbahan tipis hingga menampakkan kain berwarna hitam yang menutup d4 d4 nya. “sudah lebih dari dua bulan berlalu, sejak kita terakhir kali bercinta.” Grace terus berbisik manja, mencoba memancing hasrat pria yang sejak lama menjadi partner ranjangnya tersebut.
“Berdirilah sebelum aku hilang kesabaran,” ucap Brian dingin. “sudah kubilang aku tidak berselera, jangan merusak mood ku hari ini!!”
Tapi Grace terlihat bebal, ia justru menyambar bibir Brian, kemudian mulai mel****at nya dengan liar, namun Brian terlihat tak terpengaruh, ia hanya diam dan membiarkan Grace melakukan aksinya, bahkan ketika tangan Grace mengobrak abrik kancing kemejanya, Brian tetap diam, dengan tangan tetap menggantung di pegangan kursi.
Sejak pandangan pertama, Grace sudah mencintai Brian, namun kala itu ada banyak penghalang, yakni status pernikahan Brian dengan Riana, dan setelah Brian berpisah dengan Riana, Grace memiliki sedikit harapan, namun harapan yang baru saja tumbuh itu kembali pupus kala Brian kembali menikah dengan wanita lain, setelah kepergian Alicia, Brian sempat terpuruk, dan Grace mampu memanfaatkan momen, hingga menjalin hubungan tanpa status pun dia rela, asal bisa memeluk pria tersebut.
Karena sama sekali tak mendapat sambutan, Grace pun menghentikan aksinya, ia ter3 Ngah sementara lipstik nya nampak berantakan, "kenapa?" Tanya nya dengan rasa penasaran yang membumbung.
"Aku sedang berselera,"
"Kalau usai jam makan siang bagaimana?"
"Lupakan," jawab Brian.
Grace mulai tersinggung dengan penolakan Brian, ia kesal karena merasa keinginannya diabaikan, padahal jika Brian yang meminta, Grace nyaris tidak pernah menolak, kecuali jika jadwal periodenya tiba.
Brian menyambar tissue di atas mejanya, kemudian membersihkan lipstik Grace yang menempel di bibirnya, ia bahkan tak peduli pada keberadaan Grace yang masih dongkol akibat penolakannya.
Brian kembali menatap foto hitam putih diatas meja nya, pandangannya berubah teduh kala melihat titik hitam di gambar tersebut.
Grace melipat kedua lengannya di dada, merasa semakin kesal karena Brian nampak tersenyum menatap gambar tersebut, sementara dirinya diabaikan. "Boleh aku tahu, gambar apa itu?" Tanya Grace penasaran.
"Ini calon anakku." Jawab Brian super santai.
Mendadak wajah Grace pucat pasi, kalimat Brian membuat tubuhnya bagai dihempaskan dari gedung lantai 100.
"A … a … an … anak?" Tanya Grace memastikan.
Brian bersandar di kursinya, "Hmm …" begitulah jawaban Brian.
Grace sangat marah, sejak lama ia ingin hamil anak dari Brian, demi menguatkan posisi nya, dan demi menghapus kenangan Alicia, tapi pria itu tak pernah menyetujuinya, jadi Brian selalu bermain aman dengan menggunakan pengaman, ketika mereka berhubungan, dan kini mendengar Brian akan segera memiliki anak dari wanita lain membuat Grace semakin tak terima, karena ia merasa dirinyalah yang lebih pantas berada di sisi Brian.
"Siapa dia?" Tanya Grace, berusaha sekuat tenaga menahan amarahnya.
"Bukan urusanmu."
"Akan selalu menjadi urusanku jika itu menyangkut wanita lain di sekitarmu."
"Bukankah kita hanya sebatas partner?"
.
.
.
.
.
.
.
.
sudah mulai panas kah?? 🤭