Atika, gadis yang di paksa menjadi pengantin penganti di dalam pernikahan sepupunya. Gadis yang niat awalnya hanya memenuhi undangan yang didapatnya bersama ayah dan ibunya malah, menjadikan dirinya sebagai penganti sang kakak sepupu.
Lantas kehidupan rumah tangga seperti apa yang akan di jalani Atika bersama laki-laki yang seharusnya menjadi suami dari kakak sepupunya.
apakah rumah tangga itu berjalan dengan lancar atau malah sesuai dengan judul hanya sebatas penganti yang pada akhirnya harus kembali berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Pengantin pengganti
14
Flashback
Sepulang dari kantor Ragil, Savia mampir ke mall untuk membeli perlengkapan bedaknya yang sudah sangat menipis. Awalnya Ragil ingin menemaninya, hanya saja Savia melarang takut jika hubungan mereka nanti akan di ketahui orang-orang yang jelas sudah tahu jika Ragil sudah memiliki istri. Savia tidak ingin dicap sebagai pelapor meski memang itu kenyataannya.
"Sudah pulang Sayang? Gimana tadi ketemu sama Ragil? Apa dia marah Nak?" tanya Amel saat melihat sang putri yang berjalan menuju ruang tamu.
Savia duduk di samping sang ibu. Meletakkan belanjaannya diatas meja kecil didepan mereka. "Lancar kok Bun, tapi aku kecewa Bun," ujar Savia dengan raut wajah sedih yang tidak di buat-buat. Bagaimana pun dirinya sulit menerima kenyataan yang ada di depan matanya. Kenyataan yang membuatnya terpukul cukup keras.
"Kecewa? Kecewa kenapa Via?" tanya Amel bingung.
"Mas Ragil sudah menikah Bun, aku kecewa kanapa Mas ragil nggak nungguin aku sampai kembali. Aku kecewa kenapa saat itu aku sakit Bun. Padahal aku sangat mencintai Mas Ragil Bun, tapi lihatlah sekarang dia sudah menjadi suami orang." Air mata Savia mengalir. Jujur saja dirinya merasakn sesak dengan keadaan Ragil yang sudah memiliki istri.
Andai saja waktu bisa di putaran ulang dirinya tidak ingin sakit, dirinya ingin sehat sampai acara pernikahannya selesai.
"Kamu nggak lagi bohong atau ngeprank bunda kan, Via? Nggak mungkin Ragil nikah Via sedangkan kamu wanita yang dicintainya," ujar Amek tidak percaya.
Bagaimana bisa dirinya percaya jika Ragil, laki-laki itu begitu mencintai putrinya sudah memiliki istri. Bahkan bisa Amel lihat betapa besar rasa cinta yang diberikan Ragil untuk anaknya itu.
"Tapi memang itu kenyataannya Bun, sekarang Mas Ragil susah memiliki istri. Apa Bunda tahu siapa istrinya Mas Ragil?"
Amel menggelengkan kepadanya, jelas saja dirinya tidak mengetahui siapa istri atau kekalahan anaknya. "Tidak Sayang, eman siapa?"
"Atika? Bunda tahu Atika anaknya Tante Seina dan Om Restu?" Amel mengangguk dengan segera. "dia yang menjadi istrinya Mas Ragil, Bunda. Jika orang lain aku masih bisa terima Bun, tapi ini keluarga kita sepupuku sendiri yang menjadi penganti di hari pernikahan yang harusnya menjadi milikku Bun. Disini amat sakit Bun!!" tangis Savia kembali pecah. Bahkan Savia sampai memukul-mukul dadanya yang terasa sakit dan sesak.
"Kamu serius anaknya Seina yang menjadi menjadi penganti kamu Sayang?"
"Apa Bunda milihat jika aku sekarang tengah bercanda? Apa Bunda melihat aku tengah membuat lelucon yang tidak masuk akal? Aku berkata jujur Bun, itupun aku tahu dari Mas Ragil sendiri. Mas Ragil yang mengatakan kenyataan itu tadi di kantornya Bun." Savia kesal lantaran sang ibu meragukan ucapannya.
"Lalu bagaimana dengan hubungan kamu dengannya, Nak?" Amel tidak bisa menyalahkan Ragil atas semua yang terjadi saat ini.
Jika disalahkan Ragil dalam hal ini juga tidak bisa namun merekalah yang salah karena tidak memberikan kabar kepada keluarga Ragil karena putri mereka tengah sakit. Begitupun dengan Atika sepupu Savia yang jelas tidak ada hubungannya dengan sakit yang dialami Savia. Bahkan Amel bisa menebak jika pernikahan itu paksaan yang tidak bisa di ganggu gugat. Apalagi keluarga Ragil tidak hanya mengundang keluarga inti namun juga dengan kolega mereka.
"Kami masih berhubung Bunda, bukanlah kamu tidak mengatakn jika kamu n putus sebelumnya?"
"Kamu tahu jika Ragil sudah memiliki istri kenapa kamu masih mau berhubungan dengannya, Nak. Ada resikk yang nantinya harus kamu tanggung jika kedua orang-tua Ragil tahu Nak," ujar Amel cemas. Dirinya tidak ingin sang putri terlaku jauh masuk kedalam rumah tangga orang lain meski laki-laki itu laki-laki yang amat dicintai anaknya.
"Hanya kami bedua saja yang tahu Bun, tidak ada yang lain. Maka dari itu Bunda harus tutup mulut agar tidak bocor sama siapapun. Aku mohon Bunda jangan larang aku sama Mas Ragil, Bun. Dia laki-laki yang amat aku cintai Bun, aku nggak mau kehilangan Mas Ragil, Bun," mohon Savia sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada.
"Bunda nggak mau kamu akhirnya mendapat masalah Sayang, Bunda sayang sama kamu, jadi bunda mohon hentikan hubungan ini sebelum terjadi hal yang tidak kamu inginkan."
Savia menggeleng keras. "Tidak Bun, aku tidak akan berpisah dari Mas Ragil. Jadi Bunda jangan meminta aku untuk berpisah darinya karena Mas Ragil sendiri juga mau sama aku, Bun,"
Amel menghela nafasnya, dirinya sungguh tidak ingin putrinya akan mendapatkan masalah suatu hari nanti. Namun, melihat sang putri yang seakan kekeh dengan pendiriannya membuat Amel tidak tega.
"Baiklah Sayang, bunda juga tidak bisa memaksakan kamu. Jika memang itu yang terbaik bagi kamu, maka bunda akan nurut saja." pasrah Amel.
"Terima kasih Bun, aku menyayangimu,"
"Bunda lebih menyayangimu, Nak,"
TBC