Terjebak Dalam Tubuh Istri Yang Dibenci

Amber mengedip-ngedipkan matanya tak mengerti, ia berpikir lama apa yang dimaksud dia memperkosa Eric. Ia lalu mengingat kembali kejadian yang terjadi padanya karena ulah Delon.

Bummm!!! Ingatan tentang ia menjerat tubuh Eric, memaksa pria itu...! Hah! Gue memaksanya?! Sial!

Wajah Amber berubah gugup, Eric tau wanita itu sudah mengingat kegiatan panas mereka semalam di atas ranjang. Ia maju mendekat, "Amber, kau mempunyai bukti sebuah bantal yang belum bisa dibuktikan saat aku akan menyerangmu. Tapi aku mempunyai bukti nyata semua penyeranganmu, ada DNA-mu di punggungku bekas dari cakaran kukumu, ada juga gigitan di lenganku itu adalah DNA-air liurmu. Kini, kau sudah menjadi tersangka, Amber Browsel!"

"Aku keberatan atas tuduhannya!" tolak Amber.

Eric menaikkan sebelah alisnya, "Keberatan?"

"Saat melakukan penyerangan aku setengah tak sadarkan diri karena pengaruh obat, itu adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan diri!" jawab Amber.

"Tapi aku sudah menawarkan kau untuk mandi air es, tapi kau malah menarikku dan mulai menyerangku. Amber... aku tidak ingin mempermasalahkan penyerangan mu, hanya saja aku ingin meminta kompensasi darimu."

"Kompensasi?"

Eric tersenyum, ia naik ke atas ranjang. Amber mengetatkan selimut yang membelit tubuhnya, jika Eric menyerangnya sekarang ia takkan sanggup melawan karena tubuhnya terasa remuk.

Tangan Eric menggapai maju menyentuh wajahnya, jantung Amber bergemuruh gugup saat Pria itu membelai pipinya, "Layani aku setiap aku menginginkanmu, apa kompensasi ini memberatkan? Jika memberatkan, aku akan segera melakukan visum dan kau bisa dipenjara karena penyerangan secara fisik. Lagipula si pemilik tubuhmu ini sudah pernah dipenjara, jadi sepertinya polisi akan percaya karena Katlin adalah mantan narapidana," Eric sekuat tenaga menahan rasa gelinya.

Wajah Amber berubah pucat, Penjara?!

"A-ku akan memenuhi permintaan mu, jangan laporkan aku," Amber bergetar ketakutan, niat ingin memenjarakan Carl dan Betrix, kini masa harus dia yang dipenjara.

"Baik, mulai sekarang layani aku seperti suamimu sendiri. Urus semua keperluanku, keinginanku, melayani hasratku. Bagaimana?"

Amber dengan cepat mengangguk, "Ok. Tapi berikan aku kebebasan untuk bekerja, kau tau aku adalah seorang desainer. Biarkan juga aku mengurus tentang kematianku."

"Baiklah, deal. Sekarang ayo lanjutkan kegiatan kita semalam, dengan.... kondisi sadar." Eric mulai mendekatkan bibirnya, Amber menutup matanya.

"Apa kau tidak sakit?" Eric menghentikan tindakannya, seketika mata Amber terbuka kembali.

Mata Amber berkaca-kaca, ia memang benar-benar kesakitan. "Sakit, Eric.... huhuhu..." seketika ia menangis seperti anak kecil.

Eric tercengang, mendengar Amber menangis seperti anak kecil ingin sekali memeluk menenangkannya tapi sekaligus ingin sekali tertawa. Dimana wanita buas yang menyerangnya tadi? Apalagi selama ini Amber adalah tipe wanita kuat, ia tak menyangka kini wanita itu menangis terisak-isak.

"Ekhm, apa kompensasi nya ingin ditunda?"

Amber seketika mengangguk, isak tangisnya mulai mereda.

"Baiklah, aku memberimu waktu untuk sembuh 1 hari. Besok kau harus mulai melayani semua keinginanku."

"Baik, hiks."

"Berhenti lah menangis, aku yang kau perkosa kenapa kau yang menangis?!" Eric mengangkat tubuhnya menjauh dari Amber dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tapi kepalanya melongok kembali keluar menatap Amber, "Hei, tunggu aku membersihkan tubuhku. Kau akan kesakitan ketika bangun, tunggu nanti aku yang akan membersihkan tubuhmu."

Amber hanya diam, apa maksudnya dia akan membersihkan tubuhku?

Eric tersenyum nakal, lalu ia melanjutkan membersihkan tubuhnya dari aroma persetubuhan panas tadi, bibirnya tak henti-hentinya tersenyum senang.

Setelah melilitkan handuk di sekitar pinggangnya, Eric mengisi bathtub dengan air hangat untuk mandi Amber. Ia keluar kamar mandi berkeliling di dalam kamar mencari obat pereda nyeri sendi, dan menaruhnya di atas nakas pinggir ranjang.

Eric berputar ke sisi ranjang tempat wanita itu terbaring lemas, "Kaitkan kedua tanganmu, aku akan menggendongmu ke dalam kamar mandi. Ingat, turuti semua keinginanku."

Amber dengan cepat mengaitkan kedua tangannya di leher Eric, saat pria itu mengangkat tubuhnya selimut jatuh ke atas ranjang memperlihatkan tubuh polos Amber.

Kepala Amber seketika menunduk malu, Eric menatapnya, "Apa kau malu? Kenapa? Amber... tubuh telanjangmu ini bahkan bukan milikmu."

Amber mengangkat kepalanya, dengan matanya yang kembali berkaca-kaca ia menatap mata Eric. "Aku tau, jadi apa sekarang aku benar-benar tidak mempunyai tubuhku sendiri, Eric?"

Perkataan Amber menyadarkan nya, bahwa wanita yang kini ia sukai tidak mempunyai tubuh asli. "Jangan dipikirkan, ayo bersihkan tubuhmu." Eric membawa Amber di dalam gendongannya ke dalam kamar mandi.