Bagaimana jadinya jika pernikahan yang telah dibina selama 10 tahun tak menghadirkan buah hati? Bagi sebagian orang itu sangat hampa. Tapi Bagi sebagian orang itu bukan masalah.
Seperti yang dialami pasangan suami istri, Agam dan Nisha. Mereka berdua seorang Dokter. Nisha terpaksa kehilangan rahimnya akibat kecelakaan 5 Tahun silam. Sampai sekarang Agam menerima itu. Cinta Agam pada Nisha tetaplah utuh. Namun Nisha malah mengambil keputusan, untuk mencari wanita yang mau melahirkan anak mereka lewat proses bayi tabung.
Bertemulah ia dengan Yasmine, seorang gadis muda berusia 25 tahun. Ia bersedia dengan tawaran Nisha. Namun saat harus mengandung anaknya Agam, ia malah memiliki perasaan pada adik kandung Agam yang mengalami redartasi mental,Lukka.
Mampukah Agam menepati janji setianya? Dan apakah Yasmine bisa menjaga perasaan Nisha?
Yuk, baca kisah mereka. Jangan lupa dukungan, kritik dan sarannya ya..😘😘❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wulan_zai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 : Inseminasi
"Kakak mau jadi teman Lukka?" Tanya anak itu lagi, saat Yasmine tak kunjung memberikan jawaban.
Yasmine terlihat kelu, sifat dan watak kekanakan Lukka tak menutupi ketampanan dan binar di wajahnya. Walau secara mental Lukka memiliki kekurangan, namun secara fisik Lukka sangat sempurna. Wajahnya menawan, tatapannya indah, serta senyumnya yang manis dan memukau. Membuat Yasmine lupa diri, bahwa ia tidak sedang bersama dengan pria dewasa pada umumnya. Jantungnya bahkan berdebar mendapat tatapan dari Lukka.
"Kak..?" Lukka mengguncang lutut Yasmine. Gadis itu sontak terbuyar dari pikiran melencengnya.
"hah..? Apa..?" Sahut Yasmine gugup, ia hanyut dalam imajenasi nya.
"Kalau Lukka tidak berteman dengan mereka, kakak mau menjadi teman Lukka?"
Anak itu dengan sabar mengulangi ucapannya, ia bahkan melontarkan tatapan penuh harap untuk Yasmine.
"m..mau.., lagipula kita tinggal satu rumah, berarti kira harus berteman kan?" Yasmine mengalihkan pandangan, ia tak mau Lukka menyadari bahwa ia bisa melihat.
"Hore...! Lukka punya teman baru." Lukka berdiri dan melompat kegirangan. Gantungan kunci naruto di tasnya sampai terombang-ambing.
Yasmine tertawa melihat itu. Tingkah Lukka benar-benar seperti anak kecil. Menggemaskan.
"Lukka, tunggu..." Seru Yasmine menyusul, ia kewalahan berdiri akibat terlalu lama berjongkok.
"Oh iya.., Lukka lupa kalau kakak tidak bisa melihat." Lukka kembali, dan meraih tangan Yasmine.
Bukannya fokus melangkah, Yasmine malah merasakan debaran hebat yang membuat tubuh nya meremang, karena bersentuhan dengan Lukka. Sungguh, ini pertama kali ia bergandengan dengan seorang pria, sejak kematian sang Ayah.
"Lukka penasaran deh, kenapa kakak tiba-tiba tinggal di rumah kak Agam? Memangnya kakak tidak punya rumah?" Lukka memang asal nyeplos saja bila penasaran akan suatu hal.
Yasmine sampai gelagapan di buatnya. Harus bagaimana ia menjawab, agar Lukka memahami?
"Kakak akan tinggal di rumah Kak Nisha, sampai melahirkan. Setelah itu kakak..."
"Kakak sedang hamil..?" Serobot Lukka membelalak. Ia bahkan menghentikan langkah, dan menatap perut Yasmine.
"aa... b.. belum sih. Tapi kakak akan segera hamil."
Ya, Yasmine memilih jawaban itu, agar kelak ketika perutnya membesar, Lukka tak penasaran.
Tapi ternyata salah, Lukka malah semakin menelisik dengan logikanya.
"Terus suami kakak mana? Bukankah orang hamil harus punya suami?" Cecar Lukka, membuat Yasmine mati kutu.
Gadis itu tampak menggigit bibirnya, memutar otak untuk mencari jawaban. Tidak mungkin kan ia bilang, kalau ia akan hamil anaknya Agam.
"Suami kakak merantau.. jauh sekali..." Ucap Yasmine asal. Lebih baik begitu, dari pada mengarang cerita yang mengundang rasa penasaran Lukka.
"ohhh.. suami kakak TKW." Lukka mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya, masih sambil menggenggam tangan Yasmine selayaknya teman sebaya.
Jarak antara sekolah Lukka dan rumah memang tidak terlalu jauh. Hanya 20 menit jalan kaki. Tadinya Lukka di antar jemput, di temani pengasuh. Namun belakangan ini Lukka menolak, karena ia tidak ingin di perlakukan seperti anak kecil.
...~~...
Pukul 21:30....
Rumah Nisha tampak sunyi seperti biasa, karena Lukka sudah tertidur pulas.
Nisha, Agam dan Yasmine tengah duduk di ruang tengah. Agam dan Nisha masih dengan baju kerja mereka, karena baru saja pulang.
"Jadi, kau tetap mau melanjutkan program bayi tabung nya?" Nisha tampak senang, terlihat dari kedua manik coklat yang berbinar.
Gadis berusia 25 tahun itu mengangguk, ia sudah memikirkan semuanya. Sulit juga baginya melanjutkan hidup dengan status gadis, namun terlilit begitu banyak hutang.
"Aku akan melakukannya, aku siap.." Ujar Yasmine meyakinkan.
"Bagaimana dengan inseminasi buatan?" Celetuk Agam datar dan canggung.
Sama seperti Nisha yang memikirkan rencana cadangan, bila Yasmine menolak. Agam ternyata juga memikirkan bagaimana cara ini bisa berhasil, sesuai keinginan Nisha.
"Apa itu...?" Yasmine tidak mengerti, ia tak banyak mengetahui hal-hal medis seperti itu.
"Tidak bisa, harus tetap menggunakan spekulum. Itu sama saja.." Gumam Agam kemudian. Spekulum pun hanya bisa di lakukan pada wanita yang tidak lagi memiliki hymen.
"Spek..apa..?" Yasmine terlihat bingung oleh ucapan Agam barusan.
"Itu, alat bantu untuk memasang kateter. Orang awam biasa mengenal dengan nama cocor bebek." Timpal Nisha menjelaskan.
"Tidak apa-apa, aku sudah memikirkannya dengan matang. Aku akan tetap melanjutkan ini." Yasmine memastikan, takkan ada lagi keraguan. Ia akan benar-benar melangkah ke dalam hidup Nisha dan Agam, sebagai ibu pengganti.
Nisha dan Agam saling menatap, raut wajah mereka seperti menunjukkan sesuatu, yang sulit di ucapkan.
"Kau bisa melahirkan secara caesar, jika masih mempertimbangkan itu. Aku akan mencarikan ahli bedah terbaik, agar bekas sayatan nya bisa pulih dengan cepat." Timpal Agam, sebagai Dokter ahli bedah, ia mengenal banyak profesor bedah yang andal dalam profesinya.
Yasmine terlihat bingung, padahal sampai kemarin Agam bersikeras menolak, bahkan terus-terusan ingin membongkar kebutaannya. Tapi kenapa sekarang tampak sangat mendukung.
"Baiklah, mari kita lakukan. Aku bersedia." Jawab Yasmine, keputusasaannya sudah bulat. Apapun prosesnya, ia akan menepati janji kepada Nisha. Untuk melahirkan seorang anak.
...~...
Pagi yang begitu teduh menyapa. Di ruas jalan yang ramai orang beraktivitas, tampak Lukka tengah berjalan girang menuju sekolahnya.
Anak besar itu tampak bersenandung ria dengan langkah jenjang, ia seolah memamerkan sepatu barunya pada semua orang.
"Lihat kebunku... penuh dengan ikan...
Ada yang merah.. dan ada yang putih...
eh, ikan bukannya di kolam..?" Gumamnya.
Sesampainya di persimpangan sekolah, beberapa anak SMA nakal tampak sudah menunggu kedatangan Lukka.
"Lukka..!" Seru salah satu dari mereka.
Tiga orang di antaranya, tampak memegang telur ayam. Mereka memainkan telur itu bak bola bisbol. Kita semua sudah tau, apa yang anak-anak itu rencanakan.
Ya, mereka akan melempar telur itu kepada Lukka, sebagai ganjaran karena kemarin tak membela mereka dari amukan si gadis buta. Pura-pura buta lebih tepatnya.
Sebagai orang yang berperangai layaknya anak kecil, dengan lugunya Lukka menyahut, dan menghampiri mereka.
"hai..., kalian belum masuk?"
Wajah riang Lukka semakin membuat anak-anak berandal4n itu senang. Artinya Lukka masih bisa mereka jadikan hiburan.
"Kau jajan berapa hari ini?" Ketua geng itu langsung merogoh saku celana Lukka. Ia tertawa lebar saat mendapati uang lembaran 100 ribu, sebanyak 3 lembar.
"wahh.. jajan mu lebih banyak hari ini."
"Jangan, itu buat bayar iuran. Jajan Lukka hanya 50 ribu, seperti biasa." Lukka berusaha meraih uangnya kembali, namun ketua geng tersebut malah melempar uang itu kepada temannya.
"Bilang pada Mama mu, uang mu hilang."
"Tidak.., Lukka tidak pernah berbohong. Kembalikan uang Lukka..."
Anak itu berusaha meminta dengan baik, ia bahkan menengadahkan telapak tangannya.
Namun apa yang terjadi, Lukka justru mendapatkan ceplokan telur tepat di dadanya. Seragam yang masih wangi dan belum kusut itu bau amis sudah.
hahahahha....
hahahha....
hahahha....
Para anak itu menertawakan Lukka, sementara Lukka malah tersenyum. Ia masih menganggap, selagi temannya tertawa, maka itu bagus untuknya.
"Uang Lukka..," ia masih menengadahkan tangan, kali ini lebih maju.
"Uang...? ch.. anak bodoh ini benar-benar tidak tau diri." Ketua geng itu menatap kesal, ia sangat dendam pada Lukka dan gadis buta itu. Tubuh mereka bahkan masih memar akibat amukan tongkat Yasmine.
"Ini uang mu..." Ucapnya seraya memamerkan uang Lukka, ia seolah hendak mengembalikan uang itu.
Dan saat Lukka berusaha meraih, ketua geng itu malah mendorong tubuh Lukka sangat kuat, hingga Lukka kehilangan keseimbangan dan tersungkur ke dalam parit beton sedalam satu meter.
...*********...
cerai aja
no teras po hlman blkang smbil dlok sawah maak... mo pilih yg mna... hyuu... kumpulin sklian reiders yg lain biar rame... 😁😁😁
biar emak semngat... 💃💃💃😘😘😘