NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru Sebagai Istri

Kehidupan Baru Sebagai Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang wanita muda bernama Misha, meninggal karena tertembak. Namun, jiwanya tidak ingin meninggalkan dunia ini dan meminta kesempatan kedua.

Misha kemudian terbangun dalam tubuh seorang wanita lain, bernama Vienna, yang sudah menikah dengan seorang pria bernama Rian. Vienna meninggal karena Rian dan Misha harus mengambil alih kehidupannya.

Bagaimana kisahnya? Simak yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran

Bulan mulai meninggi, pertanda malam semakin larut. Namun, kedua mata Misha tidak dapat terpejam.

Dalam pikirannya selalu terngiang-ngiang perkataan kedua orang tua Refan.

Misha menyentuh dadanya. Detak jantungnya tak beraturan. Semakin dia mengingat semakin cepat degupan tersebut.

"Ya Allah, ada apa ini? Perasaan apa ini? Kenapa gue selalu kepikiran masalah omongan Bapak Ibunya, Mas Refan? Apa gue sebenarnya juga menaruh rasa kepadanya? Tapi, gue tidak mau salah tangkap. Gue gak mau dibilang ke GeEran."

Misha menarik nafas dalam-dalam lalu dia hembuskan. Dia masih sibuk berpikir. "Sikap Mas Refan selama ini memang baik ke gue. Kebukti dia malah ngajak gue buat tinggal disini, padahal udah tahu kalau rumah gue udah berhasil gue dapetin lagi. Apa emang hanya karena gue kerja sama dia? Ya Allah, jauhkan kalau memang bukan jodoh tapi, dekatkan kalau memang dia jodohnya gue." Celetuk Misha.

Kalau dibilang maruk bukan maruk. Bukan juga ganjen, karena ini Mima bukan Misha. Yang berstatus suami istri Misha bukan Mima. Hanya karena raga Misha ditempati oleh arwah Mima. Jadi, apa salah kalau dirinya merasakan debaran asmara?

*****

Sinar mentari menyinari bumi. Misha sudah bangun dari subuh tadi. Seperti biasa dia berkutik di dapur, tentunya dibantu oleh beberapa pelayan.

Mereka terlihat asik mengobrol. Hingga terkadang mereka tertawa cengengesan.

"Iya, Mbak Misha. Dulu aku itu saking polosnya, disuruh jilat tahi ayam aja mau. Apa gak saking bucinnya itu, Mbak?" Ucap Iin.

"Ih itu mah loe bukan polos tapi, loenya aja udah bucin akut. Tahi ayam kok diicip, gimana rasanya tuh?" Ucap Misha merasa heran dengan kebodohan Iin.

"Ya kali dia kira coklat kali, Mbak? Jadi mau tahi ayam sih rasanya coklat." Sahut Lina.

Mereka bertiga tertawa.

"Tapi, loe beneran parah sih. Gue seumur-umur belum pernah yang ngrasain jatuh cinta. Jadi, ya wajar aja kalau gue ngetawain elo."

"Ihh, rasain aja deh Mbak besok kalau Mbak Misha sudah tersandung sama kobaran api cinta. Mbak Misha pasti bakal meleleh."

Misha tak bisa membayangkan kalau dirinya nanti juga merasakan hal seperti itu. Dekat dengan Refan saja jantungnya serasa tidak aman.

Obrolan mereka terhenti kala masakan sudah matang. Misha ijin ke kamar untuk bersih-bersih.

*****

Di ruang makan semua keluarga sudah berkumpul termasuk dengan Misha. Mereka duduk ditempatnya masing-masing.

"Pa, Ma. Ini semua masakan Misha loh." Ucap Refan memberitahu kalau semua hidangan yang berada diatas meja adalah masakan Misha.

Diatas meja ada masakan soto ayam, nasi krawu, dan juga gudeg.

"Loh, Mama kira masakan pelayan disini. Ternyata masakannya Nak Misha toh?"

"Iya, Buk. Semoga kalian suka ya. Maaf seadanya." Ucap Misha.

Misha mengambilkan nasi krawu ditambah dengan gudeg untuk Refan. Tak lupa dia meracikkan soto di mangkuk kecil. Hal tersebut tidak luput dari perhatian Ayu.

"Hemh, ini enak. Papa sudah lama sekali tidak makan masakan seperti ini. Berasa nostalgia. Iya gak, Ma?" Ucap Harja setelah mencicipi soto.

Ayu mengangguk.

"Bener, Pa. Bahkan ini lebih enak dari masakan, Mama. Bahkan itu ada gudeg juga. Mama sepertinya akan nambah ini, Pa."

Misha tersenyum mendengar kedua orang Tua Refan menyukai masakannya.

Mereka akhirnya sarapan dengan khidmat.

Setelah selesai sarapan, Refan dan Harja pergi ke Kantor. Sedang Misha dan Ayu berada di taman samping rumah.

Mereka bedua duduk di kursi bawah pohon. Pohon yang begitu rindang sehingga duduk dibawahnya terasa adem dan sejuk.

Tak lupa mereka juga ditemani secangkir teh dan beberapa potong kue brownies.

"Nak Misha, sudah berapa lama disini?"

Misha menatap Ayu. Wajah yang masih terlihat begitu terjaga, tak nampak tua seperti usianya.

"Saya disini sudah hampir 2 minggu, Buk. 3 minggu lagi saya akan pindah ke rumah saya sendiri."

"Kenapa harus pindah? Kamu tinggal aja disini. Syukur-syukur kamu mau jadi menantuku."

Misha menjadi ngelagapan.

"E, itu, Buk. Sebenarnya saya sedang proses cerai."

Ayu menatap Misha.

"Kamu sudah menikah?"

Misha mengangguk. Misha menceritakan perihal dirinya, tak ada yang ditutup-tutupi.

Awalnya Ayu tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan Misha. Namun, perlahan dia mengerti.

'Anak ini jujur dan apa adanya. Aku tidak peduli dengan latar belakangnya. Dari awal juga aku sudah menaruh hati dan mantep. Aku harus bisa membuat anak ini tidak punya pilihan. Semoga kalian memang berjodoh.' Batin Ayu.

"Aku mengerti sekarang. Aku tidak peduli kamu siapa dan bagaimana. Kalau begitu, setelah kamu resmi bercerai, jadilah menantuku. Apa kamu mau?"

Misha terperangah.

'Apa Mamanya Mas Refan baru saja nawarin gue buat jadi mantunya?' Batin Misha.

"Tapi, Buk!

"Tak ada tapi-tapian. Aku cocok denganmu. Lagian kamu tidak perlu menunggu hingga masa iddah. Aku juga yakin kalau anakku juga menaruh rasa kepadamu. Kamu mau ya? Pokoknya aku maksa."

Misha terdiam tapi, entah kepalanya malah mengangguk.

"Mulai sekarang, kamu harus manggil aku Mama. Mama tidak mau ada penolakan."

"Tap-"

"Mama tidak menerima penolakan. Titik."

Misha langsung menutup bibirnya. Tak dapat menjawab ataupun sekedar protes.

'Kalau gak boleh protes, terus buat apa Mama Mas Refan pakai nanya-nanya sama gue? Haiss, ini mah sama aja gue kejebak. Gue harap sih Mas Refan gak marah sama gue. Gue gak mau dikira kePedean atau keGeeran.' Batin Misha.

Bukan masalah mau atau tidak mau, Misha hanya tidak mau dikira keGeEran saja. Apalagi Refan belum pernah menyatakan rasa kepadanya. Dia tak mau sekalinya merasa jatuh cinta, sakitnya berlarut lama.

Baru saja tadi malam dia tidak bisa tertidur pulas, eh sekarang malah Misha dikejutkan dengan permintaan untuk menjadi mantu. Bisa makin mati kutu dia nanti kalau bertemu dengan Refan.

*****

Tanpa rasa malu, Tika kembali datang ke rumah Fani.

Satpam yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia merasa frustasi, bukan masalah melarangnya tapi, karena teriakan Tika yang membuat beberapa penghuni di komplek terganggu.

"Heh Fani, keluar kamu. Kamu jangan seenaknya sendiri mengekang Mas Ferdi. Didalam perutku ini ada anak Mas Ferdi. Jangan buat aku nekat. Cepat bukakan pintu gerbangnya."

Tika menggoyang-goyangkan pintu gerbang. Namun tak ada yang menanggapinya.

"Fani, keluar kamu. Kamu tul1 ya? Sadar diri kamu, kamu itu sudah tua m4ndul lagi. Jangan maruk kamu. Anakku juga butuh kasih sayang Ayahnya." Tika menjeda perkataannya, nafasnya semakin lama semakin tersenggal. Sepertinya bawaan hamil membuat Tika mudah lelah dan sesak. "Fani. Buka atau aku teriak dan sebarkan aib suami kamu." Imbuh Tika.

Satpam yang jengah pun mendekati Tika dari balik pintu besi tersebut.

"Mbak. Mending Mbak pergi. Tuan dan Nyonya tidak ada di rumah. Mereka sedang berlibur ke Hawaii selama 2 minggu. Jadi, Mbak ini percuma teriak-teriak. Sekali lagi, Mbak silahkan pergi."

Satpam ngomong masih dengan kesabarannya.

"Kamu jangan menutup-nutupi keberadaan majikan kamu. Aku gak percaya mereka pergi berlibur. Pasti mereka hanya berada di dalam." Ucap Tika dengan menunjuk-nunjuk kearah satpam.

"Ya wis kalau gak percaya. Terserah Mbaknya."

Satpam pergi meninggalkan Tika.

Tika yang emosi pun melangkah pergi, dia berjalan trotoar namun kerana dia tidak memperhatikan langkahnya, kakinya tersandung dan dia kehilangan keseimbangan sehingga dirinya terjatuh ke jalan aspal.

Brakk!

Tubuh Tika terpental dan berguling-guling di aspal karena tertabrak mobil yang memang saat itu sedang melaju kencang.

Wajahnya sudah tidak berupa karena darah keluar dari lubang hidung dan mulut, tangan dan kaki juga lecet-lecet, serta dibawah juga darah keluar dengan derasnya. Akhirnya Tika hilang kesadaran.

Suara tabrakan yang begitu keras tadi membuat warga yang tinggal disekitar kaget dan penasaran, sehingga mereka keluar untuk memastikan. Seketika jalanan tersebut ramai oleh warga penghuni komplek tersebut.

1
kalea rizuky
lanjt
kalea rizuky
salah sendiri bego gini nih MC tolol oon menye2
AgviRa: 😭😭 bego banget emang
total 1 replies
Nyai Suketi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!