Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aneh-aneh saja
Setelah dari rumah Anya, Rangga tidak langsung pulang. Dia pergi ke rumah sakit.
Dalam perjalanan, dia tidak henti-hentinya menggerutu. Dia begitu kesal atas apa yang dilakukan kakeknya.
"Dia benar-benar membuatku malu" ucap Rangga.
Sesampainya di rumah sakit. Rangga langsung menuju ke ruangan tempat kakeknya di rawat.
Dia melihat Rudi sedang berbicara dengan dokter di dekat ruangannya. Dia tidak mengindahkannya sama sekali. Bahkan melirik asisten kakeknya itu tidak.
Masuk begitu saja tanpa mengucapkan satu patah katapun.
"Kakek" ucap Rangga saat melihat kakeknya sedang berbaring setengah duduk di ranjang rumah sakit.
"Kau mengagetkanku saja. Ada apa?" Tanya Kakek Aprilio dengan tangan masih sibuk dengan hpnya.
"Apa maksud kakek?" Tanya Rangga to the point.
"Maksud apa?" tanya Kakek Aprilio.
"Kakek mau menjodoh-jodohkanku? Kakek pikir aku apa? Aku sudah bilang kek jangan ikut campur masalah ini. Kalau pun aku mau nikah, aku bisa cari sendiri" ucap Rangga.
Kakek Aprilio sedikit terkejut. Bagaimana bisa cucunya mengetahui tentang rencananya.
"Ba-bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Kakek Aprilio.
"Tidak penting aku tahu darimana. Yang terpenting sekarang, kakek jangan urusi masalah jodohku atau apalah itu" ucap Rangga.
Kakek Aprilio tidak menjawab. Dia memilih diam. Cucu nya memang sangat keras kepala. Jadi walaupun dia menjawab tidak akan menyelesaikan masalah apapun.
Setelah puas meluapkan emosinya. Rangga langsung pergi meninggalkan rumah sakit. Meninggalkan kakeknya yang masih terdiam karena ucapannya.
***
Saat pagi harinya, Anya masih memejamkan matanya. Dia sebenarnya mendengar mamanya sedang mengomelinya sekarang. Tapi dia memilih untuk pura-pura tertidur.
"Anyaaaaaaa, bangunnnnn, sekolaaaaahhhh" teriak Nadin.
Namun Anya tidak kunjung bangun. Dia malah semakin menenggelamkan wajahnya di bantal.
"Ma, aku tahu cara membangunkannya" ucap Altarez yang tiba-tiba datang ke kamar Anya.
"Bagaimana?" Tanya Nadin penasaran.
"Begini Ma" ucap Antarez kemudian mendekati adek satu-satunya itu. Memegang hidungnya kemudian memencetnya hingga membuat Anya kesulitan bernafas.
Anya berusaha keras menahan diri agar tidak membuka matanya. Tapi dia benar-benar tidak kuat. Hingga.
"Heyyyyyyyyyy" teriak Anya kemudian menendang kakaknya.
Namun beruntung Antarez langsung menghindar sehingga Anya hanya menendang angin.
"Sial, kau ingin membunuhku hah?" Ucap Anya yang emosi.
"Itu kan Ma, berhasil. Sekarang anak Mama sudah bangun. Antarez permisi dulu Ma. Weekkk" ucap Antarez kemudian menjulurkan lidahnya pada Anya.
"Heyyyyy, Ban****, Awas lu ya" teriak Anya.
"Hey, mulut dijaga" ucap Nadin sambil melotot pada Anya.
Anya langsung nyengir hingga memperlihatkan gigi-gigi nya.
Anya pun mendekati Mamanya, kemudian memeluknya.
"Maaaa, Aku nggak usah kuliah ya" ucap Anya manja.
"Nggak ada ya" ucap Nadin.
"Ma, kayaknya aku demam deh. Kemarin hujan-hujanan " ucap Anya kembali. Berusaha mencari alasan.
Nadin langsung memegang dahi Anya.
"Tidak panas. Jangan bohongi Mama Anya. Sekarang mandi, lalu kuliah. Kalau nggak uang jajan kamu untuk seminggu kedepan dipotong" ucap Nadin.
"Mamaaaaaaa, ya deh iya. Anya kuliah. Tapi uang jajannya ditambah ya" ucap Anya mencoba bernegosiasi.
"Iyaa, yang penting kamu kuliah yang rajin" ucap Nadin.
Anya langsung tersenyum bahagia.
"Oke Ma, Anya mandi dulu" ucapnya kemudian mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Setelah beberapa lama. Akhirnya Anya muncul di meja makan.
Semua mata langsung tertuju padanya.
"pfttt, Hahahah" Tawa Antarez langsung pecah melihat Anya.
Begitupun dengan Nadin dan Alex yang berusaha menahan tawanya.
"Diam Lo" ucap Anya sambil melotot ke arah Antarez.
"Lu mau kuliah atau mau ke sirkus. Itu rambut atau ijuk sih, keras banget" ucap Antarez lagi.
Hal ini karena penampilan Anya yang sangat berbeda. Bibir yang merah menor, dengan kaca mata hitam dan wik di kepalanya.
"Diam kak!!!" teriak Anya.
"Kamu sih Nya. Kenapa pakai wik segala sih. Dan itu bibir, astaga. Sana buka wiknya, terus hapus itu lipstik. Kamu aneh-aneh saja" ucap Nadin.
"Ini itu fashion zaman Now tahu Ma" ucap Anya lagi.
"Buka Anya. Papa aneh lihatnya. Anak papa yang cantik jadi aneh gitu. Jangan malu-malu in papa ya sayang" ucap Alex.
"Ya udah deh iya" ucap Anya kemudian kembali ke kamarnya.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu