kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Sebastian mulai mengerti maksud ucapan Brian, kakinya melemas seperti jely dia ambruk kelantai.
kemudian dia merangkak kearah Brian dengan menangis " Brian.. tidak maksudku Tuan Brian aku salah, aku bidoh tidak mengenalimu ,maafkan aku Tuan Brian ."
Brian terkekeh " bukankah keluarga Sasongkomu itu bisa menyelesaikan sampah sepertiku?!"
Tatapan Brian mengintimidasi dia melanjutkan " asal kamu tahu Restoran yang menganggap kamu pelanggan VIP adalah milik Axel Capital, sekarang kamu tahu di atas langit masih ada langit !!"
Sebastian masih merengek " Tuan Brian aku salah ,beri aku kesempatan !, aku bisa di bunuh ayahku ,aku mohon !"
Brian mendengus kesal " itu bukan urusanku, sayang ayo kita pergi !"
Brian melirik Bernard " masukan tagihannya ke Martin !"
Bernard membungkuk Hormat " Baik Tuan Axel !"
Brian meninggalkan sebastian yang masih duduk tak berdaya, sebastian merasa dunianya sudah hancur berkeping - keping.
Bernard mencemooh Sebastian " aku tidak tahu jika pewaris keluarga Sasongko ternyata sebodoh kamu !"
Bernard kemudian memanggil keamanan " Usir dia !!"
Satpam datang menyeret Sebastian ,dia hanya bisa pasrah tidak memberi perlawanan.
Di dalam mobil Tanti yang dari tadi diam berbicara " sayang.. apa kamu tidak terlalu berlebihan ?"
Tanti pasalnya tahu jika keluarga Sasongko hancur, pebisnis kecil yang terlibat pasti juga akan merasakan dampaknya, maka dari itu Tanti khawatir.
Sindi menimpali " iya sayang.. takutnya nanti orang - orang yang tidak bersalah akan kena imbasnya !"
Brian tersenyum menatap mereka melalui kaca spion " kalian tenang saja, Martin akan mengurusnya dengan Baik, mungkin juga keluarga Wijaya akan menjadi keluarga pertama di brebes menggantikan Sasongko !"
Tanti bingung dengan ucapan Brian dia kemudian bertanya " maksud kamu sayang ?".
Brian menjawab " nanti juga kamu tahu !"
Sindi yang notabenya lulusan S1 Ekonomi langsung mengetahui rencana Brian, dia tidak menyangka akan menaikan drajat wanitanya, Sindi hanya bisa mendesah ,andai keluarganya tidak merundung Brian waktu itu.
Brian mengantar mereka berdua,ke rumahnya masing - masing , kemudian Brian menuju Axel Capital untuk menemui Martin.
Di Axel Capital ruangan Martin.
Brian duduk di Sofa menyilangkan kakinya " Martin Beli semua saham Sasongko grup , ubah kepemilikin Saham pada Tanti Wijaya !"
Martin Menggrlengkan kepalanya dan tersenyum " apa itu tujuanmu menghancurkan Sasongko grup ?"
Martin selalu meminta alasan pada Brian jika dia menyuruhnya melakukan sesuatu, Martin tidak mau Brian menjadi ditaktor bisnis, seperti atasannya dulu.
Brian terkekeh menjawab pertanyaan Martin " hahaha... kamu tenang saja ,aku tidak bermaksud seperti itu, aku cuma bermaksud menyelamatkan perusahaan kecil yang bernaung di Sasongko grup, lagi pula tidak ada salahnya jika aku memberikan perusahaan itu pada keluarga istriku !"
Martin menghela napas " huh.. dengan kata lain membunuh dua burung dengan sekali lempar ,begitukan maksudmu ?"
" kamu memang yang paling tahu dengan jalan pikiranku !" Brian tersenyum kearah Martin.
Brian benar - benar beruntung mendapatkan partner kerja seperti Martin, pasalnya Martin selalu tahu apa dan bagaimana perusahaan yang Brian inginkan.
Contohnya proyek di kalimantan, Brian hanya berbicara sedikit dia sudah menangkap semuanya ,dan Brianpun tidak ikut campur dengan pembangunan perusahaan Tersebut .
" aku hampir lupa, kemarin partner kita dari inggris Tuan Green Graham ingin bertemu denganmu ,membahas rencana pembangunan di sana, kapan kamu punya waktu luang ?" Martin mengingatkan Brian.
Brian mengerutkan keningnya " apa tidak bisa di wakili kamu, lagi pula aku tidak bisa bahasa inggris !"
Martin tertawa keras " hahaha... aku lupa kalau bos besar Axel Capital hanya lulisan sekolah dasar !"
Martin tertawa terbahak - bahak sampai memgangi perutnya karena sakit, dia tidak tahu jika semua orang mengetahui ,jika pemilik Axel Capital lukusan Sekolah Dasar.
Brian mencebik kesal " iya iya Tuan Lulusan sarjana, aku cuma lulusa SD."
Martin mencoba menahan tawanya dia kemudian berbicara " maaf Brian .. dia mau bertemu denganmu langsung , Nanti aku juga ikut dengan asistenku untuk menjadi penerjemah kamu !"
" ya sudahlah.. urus saja apa baiknya ,aku ikut kamu aja !"
Brian menyerahkan semuanya pada Martin, toh selama ini juga yang menjadi ujung tombak Martin, Brian hanya penanam Modal, jadi dia percaya dengan Martin 99% yang satu persen buat jaga - jaga.
setelah mereka selesai bicara Brian meninggalkan Axel Capital ,Brian melajukan mobilnya kerumah.
Ke esokan harinya Berita Bangkrutnya Sasongko grup menyebar di kalangan pebisnis.
" Axel Capital benar - benar menakutkan ,dalam Satu hari Sasongko grup langsung gulung tikar !"
" Tuan Martin memang bagaikan dewa bisnis !"
" begitulah Axel Capital, jika mereka menekan sebuah perusahaan ,otomatis perusahaan kecil yang ingin di lihat oleh Axel Capital pasti langsung ikut menekan perusahaan tersebut !"
" benar.. lebih baik mita tidak menyinggung mereka ! "
belum mereda berita tentang Bangkrutnya Sasongko , Media di alihkan dengan berita saham Sasongko grup yang beli oleh keluarga Wijaya .
Di kediaman keluarga Wijaya , Mereka sedang berkumpul di ruang Rapat keluarga.
Sandi wijaya berbicara " apa ada keluarga Wijaya lain di kota ini, mereka mampu membeli Semua saham Sasongko grup!".
" kakak benar .. aku juga tidak pernah mendengar tentang keluarga wijaya lain di kota ini !" adik Sandi ,Beni wijaya Menimpali.
Bima Wijaya ayah Sandi yang ikut Rapat juga berbicara " kenapa kalian masih berpikir seperti orang yang baru mengenal bisnis, apa kalian lupa siapa calon menantu Cucuku, dan siapa yang menargetkan Sasongko grup, Benarkan ucapan kakek Tanti ?"
Bima Wijaya biasanya hanya berdiam diri di rumah tuanya ,mengurus kebun yang ada di halaman, dia sudah menyerahkan perusahaan pada anak - anaknya, tetapi saat dia mendengar Wijaya membeli Sasongko Grup dia langsung bersemangat ,dia langsung datang di rapat keluarganya, pasalnya mimpi dia untuk menjadi keluarga nomor satu di Brebes akan terwujud.
Tanti bingung dengan pertanyaan kakeknya "emm.. aku tidak tahu kek, tapi kemarin waktu kita bersama Brian berkata padaku kalau keluarga Wijaya akan jadi nomor stu di Brebes , entahlah.. aku juga tidak paham maksudnya. "
" astaga Tanti jadi itu benar ?!" Sandi terkejut dengan ucapan Tanti.
Beni menimpali " Selamat Tanti ..!"
sanak Saudara yang mengikuti Rapat ,mereka semua bersuka cita dan mengucapkan selamat pada Tanti.
Bima terkekeh " hahahaha ... cucuku memang paling beruntung ,mendapatkan pria yang begitu cakap !"
Tanti masih bingung dengan pembicaraan mereka, pasalnya dia tidak suka dengan bisnis, jadi dia lambat untuk mencerna semua itu.
Hingga tiba - tiba Asisten sandi tergopoh - gopoh masuk keruang Rapat " Tuan Sandi ada Tuan Martin di depan ingin bertemu dengan anda !"
Sandi menatap ayahnya , kemudian menyuruh asistennya untuk membawa Martin Masuk " jangan buat dia menunggu ,cepat suruh Tuan Martin masuk !"
Mereka tidak peduli dengan Rapat keluarga lagi, bagi Mereka Martin adalah tamu kehormatan, mereka tidak akan menyia - nyiakan orang besar yang mau berkunjung ke wijaya grup yang notabenya hanya perusahaan kecil.
Asisten menjawab " Baik !!" dia langsung pergi menyambut Martin.