sekuel dari suami dadakan..
Ini babnya banyak ya, karena authornya gila up pas ongoing🤣🤣.. yg penasaran tapi enek duluan pas liat bab ratusan, bisa cek kolom komentar. Bagian pertengahan bab banyak kejutan. ✨✨✨
ini novel komedi romantis jadi tiap part pasti gak monoton.
Bisa mampir kesana dulu ya biar paham alurnya ceritanya 🙏🙏
Ini hanya kisah hasil halu emak-emak kaum rebahan jadi bijaklah dalam berkomentar karena hatiku tak sekuat bangunan yang di cor pake mobil molen 😂😂😂
🍂🍂🍂
Menikah muda karna sebuah kesalahpahaman namun berujung dengan cinta yang tak pernah terungkapkan.
Air dan Hujan..
pasangan suami istri yang saling melengkapi, sifat Air yang manja sangat bergantung pada Hujan yang tegas dan galak.
Hari-hari mereka lalui dengan warna tersendiri, meski tetap di selingi dengan perdebatan kecil.
Apakah Hujan akan tetap bertahan dengan sikap Air yang posesif, manja dan pecemburu di tengah tekanannya sebagai calon dokter?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
💞💞💞💞💞💞💞💞
Jan.. Jan Hujan deres.
Sunahan yuk?
Air yang hanya memakai handuk sebatas pinggangnya datang menghampiri sang isteri yang masih tertidur dengan lelap.
Dengan posisi menelungkup di atas kasur yang sama ia malah memainkan daun telinga Hujan.
"Jan, bangun" bisiknya.
"Woy... Lo tidur apa pingsan?"
Air mengguncang bahu istrinya dengan keras sampai gadis itu akhirnya menggeliat di balik selimut.
"krok..krok..krok bunyi Hujan di atas kasur, ilernya turun tidak terkira, cobalah tengok pipi kanan dan kiri basah semua, hahahaha"
Pemuda itu malah bernyanyi sambil memencet hidung istrinya yang kembang kempis.
"Ini kalo ada kebakaran Lo bisa gosong, Jan. Tidur kaya orang mati" ucapnya lagi.
Kini kedua wajah mereka saling berhadapan begitu dekat bahkan hidung mancung Air dan Hujan nyaris saja bersentuhan.
Ia tatap dengan seksama garis wajah Istrinya yang baru tiga hari ia nikahi secara resmi.
Ia belum bisa memastikan perasaanya sendiri, baginya Hujan adalah sosok gadis yang bisa mengacak-acak hatinya dalam waktu yang bersamaan.
Ia yang tak menyukai gadis cengeng selalu tertantang saat Hujan memasang wajah galak padanya.
Semakin jahil ia menggoda tentu Hujan semakin murka padanya. Dan ternyata dari sanalah rasa nyaman itu hadir.
"Jan, gue lagi bingung" lirihnya masih dengan posisi yang sama.
"Kepala gue sakit" tambahnya lagi, kali ini ia berkata dengan malu-malu karna ada senyum kecil di sudut bibirnya.
"Ya ampun, Lo gak denger gue ya?"
Dengan lembut ia mengusap pipi sang istri yang semenjak halal tak hentinya ia ciumi dengan gemas.
"Jan, bangun! tolongin gue"
Gadis itu mengerjap saat dengan isengnya Air menggigit pelan daun telinganya.
"Hem, apa?" jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Sunahan yuk?" ajaknya lagi, kali ini tatapannya begitu sendu dan hangat membuat Hujan mengernyitkan dahinya bingung.
"Sunahan apa?" tanya Hujan, kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul membuat otaknya lambat berpikir.
"Itu loh, Kata mbak Aish kalo hubungan suami istri itu namanya Sunahan, kan kita udah suami istri" kata Air dengan menaik turunkan alisnya.
"Emang Lo anggep gue istri?" tanya Hujan.
"Cih, kurang asem amat Lo!" sungut Air mulai kesal.
"Sunahan aja sana sama Pisang Lo itu, Adu Pisang Sana sekalian" ujar Hujan, ia yang memang sudah belajar hal seperti itu sedari sekolah sudah paham tentang permintaan suaminya.
"Gue normal, Jan Hujan"
Hujan mengeratkan lagi pelukannya pada bantal guling kemudian bersiap kembali untuk tidur.
"Hayu, Jan" rengeknya manja.
"Udah geleng geleng nih, angguk angguk gak jelas. Dia nyariin Lo" Kekeh Air dibalik bantal pisangnya untuk menutupi wajah dari rasa malunya.
"Emang Lo bisa?" tanya sang istri dengan mata terpejam.
"Ntar gue nanya dulu ya" jawabnya sambil meraih ponsel di atas nakas.
Mendengar hal itu tentu membuat Hujan langsung membuka matanya.
"Mau nanya sama siapa?, mbak Aish?" tanya gadis itu yang di Jawab dengan gelengan kepala.
"Enggak, malu ah nanya sama dia, ntar cerita sama Nisa bisa bisa gue bisa kena bully" ucapnya sambil sibuk dengan ponsel.
"Terus Lo mau nanya sama siapa?" Hujan mulai panik.
"Nanya sama Mbah Google"
Air yang tetap fokus pada benda pipih itu terkadang menunjukan gurat wajah berbeda, kadang tersenyum, tertawa bahkan terkejut.
"Ini gue ngetiknya gimana?, kok malah banyak banget sih?" gumamnya yang terlihat Kebingungan.
"Emang Lo nyarinya apa?" tanya Hujan
"Sunah Air dan Hujan" sahutnya tanpa menoleh.
"Ampe lebaran pocong juga gak bakal ada!" sungut Hujan kesal bercampur gemas.
"Terus apa dong?" dengan wajah polos ia menoleh kearah sang isteri. Tak ada ketegangan yang ia lihat dari gadis itu semuanya nampak santai.
"Carilah pake bahasa yang bener" kata Hujan, ia kembali menutup matanya.
"Au ah, kesel" umpatnya lalu bangun dari tidur.
"Gak jadi sunahannya?" goda Hujan saat melihat Air hendak turun dari tempat tidur.
"Enggak" sahutnya malas.
"kenapa?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Udah lemes!!!!
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Astagfirullah si kakak..
Lo kelamaaan sih makanya keburu bobo lagi jagoannya.. belom juga perang 🤭🤭🤭
Nanti coba lagi ya pas lagi geleng geleng 🤣🤣🤣
Like komen nya yuk ramai kan ❤️
Jangan pke Bahasa yang penting...
Menikah itu sdh Ada 2 Hati Dan 2 perasaan jgn mo seenak udel dhewe..
#bocah..
#sy lelaki yg jauh Dr kata baik tp pas nikah ya mesti jaga Hati istri, spe reuni ja g pernah dateng krn ada mantan di situ