Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
“Ma-maaf. Bolehkah saya bicara?”
Charlotte memberanikan diri untuk mengungkapkan pendapatnya. Dia harus mengatakan apa yang ingin dia katakana pada mereka. Walaupun rencananya sudah gagal untuk membuat mereka ilfeel padanya, tapi setidaknya dia tetap berusaha mencari cara lain.
“Ada apa Nak? Katakanlah.” Balas Tuan Abraham dengan suara lembut.
“Begini, emb.. bukannya saya menolak pernikahan ini. Tapi bukankah ini terlalu cepat?”
“Charlotte, apa yang kamu bicarakan!” sentak Susanto. Charlotte kembali menunduk ketika ayahnya membentaknya. Namun, berbeda dengan Tuan Abraham, dia tersenyum hangat dan membalas pertanyaan Charlotte.
“Terlalu cepat? Memangnya apa yang membuatmu khawatir?” tanya Tuan Abraham.
“Apa ada yang kurang dengan cucuku ini?” imbuhnya.
Charlotte menoleh pada Xavier yang tentu saja laki-laki tak mengalihkan pandangannya darinya seperti sebelumnya. Charlotte cepat-cepat menggelengkan kepala.
“B-bukan karena itu.” Jawabnya cepat.
“Lalu?”
“Ini tentang kuliah saya. Saya baru memulai semester pertama. Dan jika saya menikah sekarang, kuliah saya pasti akan berantakan. Saya tidak hal itu terjadi.” Ucap Charlotte.
Mereka semua yang ada disana terdiam. Memang jika menyangkut pendidikan bukanlah masalah sepele. Tuan Abraham juga sangat menomorsatukan hal itu. Dia juga baru sadar jika pernikahan ini terbilang tergesa-gesa bagi cucu temannya masa dulu. Umur Charlotte masihlah sangat muda. Dibandingkan dengan Xavier, yang sudah hampir kepala 3.
“Aku mengerti. Kita tunda pernikahan ini.”
“Tapi Tuan, pernikahan ini sudah direncanakan sejak dulu. Kita tidak bisa menundanya lebih lama lagi-“
“Aku tahu Santo. Aku juga belum selesai bicara.” Potong Tuan Abraham.
“Kita lakukan pertunangan lebih dulu. Pernikahan akan dilakukan setelah Charlotte lulus kuliah.” Imbuhnya.
Mendengar itu, Charlotte langsung merasa senang. Dalam hati dia bersorak karena saking bahagianya. Tidak masalah bertunangan dulu. Yang penting, penikahan ini akan dilakukan setelah lulus kuliah bukan? Setidaknya dia masih punya banyak waktu untuk berusaha menggagalkan pernikahan.
“Baiklah. Saya akan melakukan keinginan Anda.” Susanto tampak tertunduk lesu. Sebenarnya jika putrinya menikah dengan cepat, maka semua masalah diperusahaannya akan segera teratasi atas bantuan keluarga Xavier. Dia tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan Tuan Besar Abraham.
“Charlotte, aku mengijinkanmu meneruskan kuliah. Sekarang fokuslah pada pendidikanmu dan lulus dengan baik.” Ujar Abraham.
“Baik. Saya akan melakukannya seperti yang Anda katakan.” Balas Charlotte tanpa menyembunyikan rasa bahagianya. Senyuman manis merekah dibibir tipis gadis itu. Xavier yang melihat ekpresi Charlotte tersenyum smirk.
“Akan tetapi, aku ingin kalian tinggal bersama dalam satu rumah. Supaya memupuk perasaan kalian sebelum melakukan pernikahan.”
“Apa!!”
Charlotte sontak terbelalak mendengar keputusan Kakek Xavier. Tinggal bersama?!!
Xavier tertawa pelan tanpa seorangpun yang menyadarinya. Dia yakin, kakek pasti akan melakukan hal itu. Dia sangat hafal kebiasaan orang tua itu.
“Kenapa? Apa ucapanku ada yang salah nak?” tanya Abraham.
“Tidak ada Tuan. Charlotte pasti akan mengikuti keinginan Anda. Saya akan pastikan itu!” sela Susanto tegas. Charlotte terdiam dengan tubuhnya yang terasa lemas.
“Kakek, aku ingin kami tinggal di Mansionku di Kota Y. Mengingat pekerjaanku terpusat disana, itu akan lebih mudah untukku.” Ucap Xavier.
“Baiklah Xavi. Kakek setuju. Charlotte, nanti setelah pertunangan, kamu akan dibawa Xavier ke Mansionnya di Kota Y. Kamu juga akan berkuliah tanpa khawatir. Xavier akan menjagamu.”
Charlotte mengalihkan pandangannya pada Xavier. Menatap tajam laki-laki itu karena sudah membuat dirinya harus tinggal bersama. Setidaknya jika dia tidak menginginkan pernikahan ini, dia juga harus menolaknya!
Setelah keputusan sudah diambil, Tuan Abraham dan Xavier pamit pulang. Susanto mendekati Charlotte dan menyentuh pundak anak gadisnya. “Terima kasih untuk hari ini. Kamu pasti lelah. Tidurlah.” Charlotte hanya mengangguk dan berjalan naik keatas menuju kamarnya.
Keesokan harinya, Charlotte baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika melihat Fredy didalam kamarnya. Laki-laki itu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Charlotte. Secara mengejutkan Fredy langsung memeluk Charlotte.
“Maaf. Aku tidak tahu kau akan dipaksa menikahi laki-laki lain. Tolong maafkan aku.”
Charlotte segera melepas pelukan Fredy dan menatap tajam padanya. “Itu bukan urusanmu. Pergilah.”
“Ayo kita pergi bersama. Kita menikah jauh dari tempat ini.” Charlotte langsung menoleh kearah Fredy. Bertanya-tanya maksud perkataannya.
“Apa maksudmu?”
“Aku ingin mengajakmu melarikan diri dari sini. Kita menikah dan tinggal bersama.”
“Kau sudah gila Fred. Mana mungkin kau yang akan segera menjadi suamii adikku bisa melakukan itu? Kamu pikir aku bodoh!”
“Aku serius. Aku tidak peduli harus membatalkan pernikahan dengan Shinta. Aku selalu menyukaimu Char, percayalah.”