Menikahi Tuan Penguasa
Disebuah rumah sederhana bercat biru, keluar seorang wanita muda. Dia adalah Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan tinggi, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Sangat menyukai uang dan suka menghamburkannya sesuka hati. Karena sifatnya yang serakah itu, Ibu tiri Charlotte ditipu oleh seorang rentenir agar mau meminjamkan uang dengan jumlah bunga sangat besar. Oleh sebab itu, Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki kaya raya namun seorang Gay.
Charlotte menentang keras keinginan Ibu Tirinya yang berniat menjadikan dirinya alat untuk membayar hutang pada rentenir. Saat ini, Charlotte berencana pergi dari rumah dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya sangat jelek dan menambahkan sebuah tompel palsu di pipinya. Rambutnya dikuncir kebelakang dan berponi. Kacamata hitam jadul bertengker dihidungnya yang mancung. Pakaian yang dia kenakan juga kedodoran. Dan hanya memakai flat shoes murahan. Dengan penampilan seperti itu, Charlotte keluar rumah demi menghindari perjodohan.
Beberapa jam kabur, Charlotte tiba disebuah Motel yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Dia berniat menginap disana untuk sementara waktu. Sampai dirinya sudah mendapatkan tempat tinggal yang layak. Namun ketika dirinya ingin membuka pintu Motel, tiba-tiba dari arah belakang, seseorang langsung menghunuskan sebuah pisau dilehernya. Hal itu sontak membuat Charlotte ketakutan. Charlotte melirik sekelilingnya, berniat menemukan orang untuk menolongnya, namun nihil. Lorong Motel itu sangat sepi. Charlotte semakin ketakutan dengan tubuh gemetar. Tiba-tiba saja, orang itu membisikkan sesuatu ditelinganya.
“Diam dan turuti perkataanku. Aku tidak akan menyakitimu jika kau mau tetap hidup. Sekarang masuk kedalam.” Titah orang itu yang ternyata seorang Pria. Charlotte mengangguk lemah, menyetujui permintaannya. Charlotte tidak punya pilihan lain. Dia melakukan apa yang diperintah laki-laki itu. Mereka berdua masuk kedalam kamar Motel yang sudah dipesan Charlotte sebelumnya.
“Aku sedang dikejar orang-orang yang ingin membunuhku. Sekarang, aku ingin kau membantuku dengan berpura-pura marah dan ingin bercerai denganku. Bisa kau melakukannya?” imbuhnya dengan penekanan.
“B-baik.”
Laki-laki itu menurunkan pisaunya. Charlotte bernafas lega. Dia langsung berbalik untuk melihat orang yang tengah mengancamnya atau lebih tepat meminta bantuannya. Dirinya dibuat tertegun saat melihat perawakan laki-laki itu. Bagi Charlotte, dia laki-laki yang memiiliki wajah rupawan. Namun raut wajahnya tertutup kekhawatiran dan nafas yang berat. Laki-laki itu sepertinya tertekan. Matanya tidak fokus. Berulang kali melirik kearah jendela kamar yang terbuka lebar.
“Kenapa diam? Ayo lakukan.” Perintahnya penuh desakan.
Charlote mengatur nafasnya agar lebih tenang. Lalu mulai melakukan perintah laki-laki itu. “Kenapa mengikutiku sampai kesini? Aku sudah bilang ingin bercerai darimu. Sekarang pergi dari sini!!” teriak Charlotte dengan suara lantang. Tubuhnya bergetar karena masih merasa ketakutan.
“Bagus.” Bisik pria itu.
“Jangan harap aku menurutimu sayang. Aku akan terus bersamamu! Camkan itu!” balas pria itu tak kalah kerasnya. Akting mereka harus terkesan menyakinkan orang diluar sana. Agar orang-orang itu pergi.
Suara mereka pasti terdengar sampai keluar. Charlotte berharap apa yang dilakukannya segera selesai. Dan laki-laki itu bisa lepas dari para pembunuh. Charlotte pikir, usahanya cukup dan berniat menjauhi laki-laki itu. Namun, langkahnya terhenti saat tubuhnya didorong hingga terjatuh diatas tempat tidur. Charlotte terkejut dan takut saat laki-laki itu mulai menindihnya. Kontak fisik keduanya sangat intim. Bahkan karena kedekatan itu, Charlotte mampu merasakan hempusan hangat nafas pria itu yang menerpa wajahnya.
“A-apa yang kau lakukan?” protes Charlotte.
“Diamlah. Biarkan seperti ini sampai mereka pergi.” Bisik pria itu.
Pria itu kembali melirik keluar jendela. Saat tidak melihat pergerakan apa-apa, ia bangkit dan menghampiri jendela kamar untuk memastikan para pembunuh itu telah pergi. Dan benar saja, orang-orang yang mengejarnya, sudah tidak ada disekitar motel itu. Pria itu menghela nafas lega.
Namun, ketika dirinya ingin pergi, kepalanya terasa sakit. Pandangan matanya berkunang-kunang. Tanpa diduga, tubuh pria itu terjatuh kebawah dan pingsan. Charlotte yang melihat kejadian itu langsung menghampirinya dan mengecek kondisi pria itu. Di tubuhnya tidak ada luka. Charlotte berpikir mungkin pria itu kelelahan. Dengan sisa tenaganya, Charlotte mengangkat tubuh pria itu ke atas kasur dan merebahnya disana.
Saat dirinya ingin mengambil tasnya, tiba-tiba saja tubuhnya terasa panas. Aliran darahnya berdesir hebat. Ia merasa gerah. Perasaannya begitu aneh untuknya. Charlotte tidak tahu kenapa dtubuhnya bereaksi seperti itu. Tapi terlintas pikiran gila bersarang diotaknya. Dia mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu ketika dirinya masih berada dirumah. Ibu Tirinya yang jahat itu tiba-tiba begitu baik membuatkannya minuman. Mungkinkah ada sesuatu yang sengaja dimasukkan kedalam minumannya oleh ibu tirinya? Mungkinkah obat perangsang?
Memikirkan hal itu membuat Charlotte kesal bukan main. Jika benar dugaannya, Charlotte butuh pelampiasan diri atas pengaruh obat perangsang itu. Dia melirik pria yang pisan tadi. Tubuhnya sudah tak bisa dikendalikan. Charlotte tak bisa menunggu sampai efek obat itu hilang. Charlotte mulai melepas pakainnya satu persatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
sansan
nana cayank... ak mampir nehh ke lapak mu... 😘😘😘😘
2023-08-02
0
Iin Karmini
hadiir..!!
eits kok serasa dunia terbalik ya🤣🤣 baru nyimak udh ada yg seru dan unik cowoknya ini yg mau d lecehkn kan?🤭
2023-01-29
0
Niarniarr 0301
menikah itu bukan hala yang baik
2023-01-24
0