STOP PLAGIAT!!
Kisah Seorang gadis 23 tahun bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel kesayangannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anviqi Park, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12. Berburu
-o0o-
Acara dimulai dengan meriah, para pemburu mulai menaiki kuda mereka. Karena banyak mata yang menonton tidak satupun kegiatan yang terlewatkan, teriakan histeris menggema saat salah satu bangsawan merespon sapaan mereka.
Freya membuang nafas pasrah mengingatkan nya dengan momen para penggemar bertemu artis idola, sama sekali tidak ada bedanya walaupun sudah berada pada dimensi yang berbeda.
"Yang Mulia kuda anda sudah siap". Ucap salah satu kesatria pengganti Chaiden karena pria itu ditugaskan untuk menjaga Ray di istana.
Sekali lompatan Freya berhasil naik tidak lupa membawa pedang dan panah. Tubuhnya saat ini memang bukan milik Veronica tapi Freya Grizelle. Jadi meskipun dirinya belum pernah berburu tapi insting dan bakat alami Freya sangat tajam dan itu bisa menguntungkannya.
"Apa anda gugup, Yang Mulia?".
"Sedikit. Bagaimanapun juga ini pertama kalinya aku ikut".
"Jika anda mau saya akan mengawal dari kejauhan".
"Tidak perlu". Sejenak Freya terdiam.
"Sebagai gantinya lakukan sesuatu untukku"
-o0o-
Sepuluh menit kemudian suara tembakan terdengar tanda pemburuan dimulai. Sontak saja semua kuda berlari memasuki hutan secara bersamaan.
Freya yang berada di garis depan mulai melaju dengan kecepatan tinggi hingga mencapai titik terdalam hutan. Sekali tarikan membuat kuda hitamnya berhenti, melompat turun mulai mencari mangsa.
"Sebaiknya aku harus berhasil sebelum matahari terbenam, mengerikan juga di sini sendirian".
"Hmm enaknya tangkap apa ya? Rusa, serigala, harimau, atau beruang?". Gumamnya menelusuri sekeliling hutan yang ditumbuhi pohon-pohon rindang.
Selama satu jam Freya berkeliling tanpa menemukan apapun, suasana terlalu hening sekaligus mencurigakan. Bagaimana bisa hutan seluas ini terasa sangat sepi bahkan tak satupun hewan menampakkan diri.
Srek...srek..
Seketika Freya berbalik mendengar suara gesekan dari semak. Perlahan tapi pasti Freya menarik anak panah dan mulai memasang mode Hunter.
Suara tersebut semakin terdengar sesaat setelah Freya melangkah mendekat.
"Maafkan aku!!". Teriaknya melepaskan tembakan dengan mata tertutup.
Hening.
"Berhasil?".
Segera Freya melompat masuk mencari mangsa yang menerima tembakan 'bebas' nya. Sayang sekali tidak ada apapun selain semak belukar, decihan kesal lolos dari bibir seksi tersebut hingga saat hendak pergi matanya melihat seekor anak serigala duduk tenang di atas batu besar.
Anak serigala tersebut begitu indah karena memiliki bulu yang lebih putih daripada salju dan panjang seperti kucing Persia. Mata hijau bak batu Zamrud Colombia, jernih dan berkilau. Sungguh gagah dan anggun serigala itu, jenis yang sangat jarang apalagi tepat di atas kepalanya terdapat lingkaran kecil seperti berlian berwarna merah.
Dahi Freya berkerut saat melihat benda yang berada di rahang bergigi tajam tersebut, itu adalah anak panah yang baru saja ia tembakan.
"Astaga apa aku nyaris membunuh makhluk manis ini? Ya ampun maafkan aku". Gumamnya merasa bersalah.
Serigala itu melepaskan anak panah begitu saja lalu merubah posisi menjadi tidur tengkurap. matanya masih fokus menatap Freya sedangkan ekornya mengibas pelan. Untuk ukuran anak serigala, dia terkesan terlalu berani terhadap manusia.
"Sepertinya kau bukan hewan biasa, kau siapa? Siluman?".
"Tidak mungkin siluman kan besar, kau itu tidak lebih dari anak anjing".
"Selain benda merah di kepalanya selebihnya biasa saja". Freya terus mengoceh hingga tanpa sadar tubuhnya terdorong jatuh akibat dari tendangan serigala kecil tersebut.
"Awww sakit, kau...Jangan lari kau siluman kecil!!!!".
Freya berlari mengejar dengan wajah penuh amarah bahkan siapa saja bisa melihat cap kaki kecil yang membekas di keningnya.
Penuh amarah terjadi aksi kejar-kejaran, lebih hebatnya mereka berdua sama-sama cepat dan gesit. Berlari, mamanjat, melompat, berguling, merayap semua dilakukan tanpa ada tanda-tanda menyerah.
Jika kalian melihat mereka maka lagu yang sontak terpikirkan adalah lagu pembuka dari serial kartun Ninja Hatori.
Satu jam kemudian mereka akhirnya menyerah dan sama-sama terkapar tidak berdaya. Freya sadar jika saat ini ia sudah jauh dari lokasi awal dimana kudanya berada namun amarah membuatnya sampai ditempat entah berantah.
"Siluman kecil kau benar-benar menyebalkan". Dengusnya menatap sekilas serigala yang berada tidak jauh darinya.
Setelah mengambil nafas dalam Freya bangkit mencoba melihat situasi dan betapa kagetnya dirinya melihat sebuah danau berair jernih lengkap dengan air terjunnya. Danau tersebut berada di dalam gua besar dengan lubang di atasnya sebagai tempat masuk cahaya matahari.
Sinarnya mengenai tepat ke atas danau membuat warna biru safir tersebut terlihat dengan jelas, air terjun jatuh dengan tenang tepat mengenai bebatuan marmer di bawahnya.
Pantas saja tidak ada hewan di dalam hutan ternyata mereka semua tinggal dengan damai di bawah sini. Kawanan rusa berada di ujung sana datang untuk sekedar minum dan bermain. Pepohonan rindang tumbuh dengan sehat walaupun sinar matahari sangat terbatas.
Danau tersebut sangat jernih bahkan saking jernihnya kalian bisa melihat dasarnya dengan mudah. Sungguh tempat yang masih alami tanpa sentuhan tangan manusia.
"Wahh tempat apa ini".
"Kau saat ini berada di rumahku". Seru sebuah suara membuat Freya sontak menoleh.
Gadis cantik berambut perak panjang melangkah mendekati Freya, warna matanya senada dengan air danau. Tubuh mungil berbalut jubah dan kulit putih bersinar. Penampilan yang nyaris dikatakan sempurna.
"Siapa kau dan dimana aku?".
"Kau berada di rumahku, terletak di bagian terdalam gua batu. Sebelumnya belum pernah manusia masuk ke sini tapi kau berbeda".
"Maksudmu aku bukan manusia?". Ucap Freya dengan polos menunjuk dirinya.
"Dasar bodoh, tentu saja kau manusia!!". Teriak sosok itu kesal. "Hahh sama sekali belum berubah, kau masih sangat menyebalkan Freya Grizelle".
"Kau kenal aku?".
"Tentu saja".
"Kok bisa?".
"Tentu saja bisa. Itu karena kau bukanlah Freya makanya tidak tau".
Bagaikan disambar petir Freya terdiam.
"Benar bukan. Kau memang bukan Freya melainkan roh yang masuk ke dalam tubuhnya".
"Kenapa kau...".
Gadis itu mendudukkan diri di salah satu batang pohon yang tumbang, menatap danau dengan ekspresi sendu.
"Freya memiliki kekuatan tersembunyi dimana tidak seorangpun mengetahui, di jantungnya terdapat mutiara hijau milikku yang bertugas menompang hidupnya. Tanpa itu dia tidak akan mati akibat dari serangan asassin bayaran menikam tepat di jantungnya".
"Saat melihat kau aku bisa mengetahuinya dengan mudah, mutiara itu sudah tidak ada lagi di sana". Sambungnya menunjuk ke arah dada sebelah kiri Freya.
"Kau Freya tapi di dalam hanyalah roh yang entah berasal dari mana. Siapa kau dan bagaimana bisa kau masuk ke dalam sana".
"Aku- juga tidak tau".
"Tak tau pun bukan masalah karena kau merawat tubuhnya dengan baik". Kekehnya namun mata itu masih menyiratkan kesedihan yang amat dalam.
"Bolehkah aku tau siapa nama aslimu?".
"V, Veronica".
aku suka..
semangatt sllu yah