Wanita Bercadar Itu Istri-ku

Setelah kejadian tadi malam Devano dan Nafisha terlihat canggung padahal mereka tadinya Devano selalu acuh tak acuh dan tak peduli apapun yang berurusan dengan Nafisha.

Apa mungkin Devano sudah mulai tertarik dengan Nafisha? entahlah hanya Devano yang tahu.

"Dev aku berangkat duluan ya assalamualaikum," ucap Nafisha kepada Devano.

"Iya Waalaikumsalam," jawab Devano dengan cuek padahal dalam hatinya Devano sedang berdebar-debar.

Meskipun canggung Nafisha memberanikan Diri untuk meraih tangan Devano dan menciumnya, Setelah pamitan ala Nafisha dia langsung pergi Keluar dari apartemen dengan berlari terbirit -birit saking malunya jika harus bersitatap dengan Devano.

"Kenapa aku jadi malu gini ya kalau sedang berhadapan dengan Devano,"gumamnya sambil menjalankan motornya.

"Akh ini gara-gara tadi malam,membuatku malu dan canggung," lanjutnya hingga tak terasa motor yang Nafisha kendarai sudah sampai di sekolah.

"Astaga aku lupa kan dua hari kedepan sekolah libur," gumam Nafisha sambil menepuk jidatnya saat melihat sekolah yang tampak terlihat sepi.

Nafisha langsung saja meraih ponselnya yang berada di dalam saku tasnya untuk menghubungi Devano.

Tutt Tuttt tutt.

"Hallo Dev,"

"Hemmm,"

"Kamu di mana?" tanya Nafisha sembari menghela nafas lelah.

"Apartemen,"

"Syukurlah cepat ganti baju, aku lupa kalau kita kan sedang libur dua hari," ucap Nafisha di sebrang sana.

"Iya,"

Tutt tutt tuttt

Panggilan di putuskan sepihak oleh Devano.

"Ck gini amat sih punya suami kulkas, sabar Nafisha sabar," gerutu Nafisha sambil melihat Panggilan berakhir di handphone nya.

Pada saat Nafisha ingin menjalankan motor Handponnya bergetar tanda Panggilan masuk,

Nafisha melihat layar handphone nya siapa yang menghubunginya pagi-pagi gini.Namun, pada saat Nafisha melihat nama Bagas yang tertera di sana sontak saja Nafisha langsung menekan tombol hijau.

"Hallo Gas ada apa?" tanya Nafisha to the poin.

"Queen kamu dimana???"

"Di jalan," jawabnya dengan singkat.

"Datang ke markas baru kita Queen di jalan Cempaka blok F nomor 105,"

"Baiklah tapi nggak janji aku harus izin dulu sama Devano,"

"Oke,"

Setelah percakapan berakhir Nafisha langsung menghubungi Devano kembali.

Tuttt tuttt tuttt.

"Apa?" tanya Devano dengan singkat.

"Dev aku nggak langsung pulang ya, ada urusan mendadak," izin Nafisha kepada Devano.

"Hmmm,"

Dan lagi-lagi Devano langsung mengakhiri sambungan telponnya.

"Ck untung sayang kalau nggak udah gue tendang," gerutu Nafisha sambil menjankan motornya di sepanjang jalan Nafisha masih saja menggerutu hingga dia sampai di alamat yang Bagas sebutkan tadi.

Nafisha langsung turun dari motornya melangkahkan kaki menuju bangunan yang terlihat kumuh, namun sesampainya di dalam ruangannya begitu rapih dan juga mewah.

"Queen," panggil semua anggota Black Davil,"

"Hmmmm," jawab Nafisha.

"Kenapa sih Queen datang-datang udah cemberut aja," tanya Xavier.

"Gak papa," jawabnya singkat sambil berjalan menuju sofa tunggal di sebrang mereka.

"Kalian tinggal di sini?" tanya Nafisha menatap ke arah mereka semua satu persatu.

"Iya Queen, di atas juga ada banyak kamar untuk anggota kita, bahkan mereka mempunyai kamar masing-masing,"

"Okh, terus kamar aku?"

"Di atas juga ada satu kamar yang kami sisakan hanya untukmu Queen, barang-barang mu sudah aku simpan di dalam kamar itu," jawab Bara.

"Trus motorku gimana?" tanyanya lagi kepada anak Black Devil.

"Ada di garasi Queen,"jawab Alvin.

"Garasi mana maksud kamu Vin, orang aku masuk sini aja nggak lihat ada garasi malahan yang terlihat hanya rumah kumuh," tanya Nafisha kebingungan.

"Ada Queen garasinya sengaja kita desain menjadi di bawah tanah, dan dekorasi di depan itu emang kita sengaja buat seperti itu supaya musuh atau geng lain tidak curiga," jawab Xavier menjelaskan panjang lebar.

"Memang kalian the bast," ucap Nafisha sambil mengacungkan jempol tangannya ke atas.

"Kamu dengar informasi apa Vin setelah kalian ada di Jakarta?"

"Geng kapak merah malam tadi menyerang markas Geng Arion," jawab Bara.

"Pantesan Devano malam-malam langsung pergi," gumamnya dalam hati.

"Lanjutkan,"

" Trus yang kita tahu Rencananya Geng kapak merah akan menantang Devano untuk balapan di Sircuit, dan akan mencelakai Devano dengan mengumpankan Vania, karena katanya Vania adalah kelemahan nya Devano."

"Vania Vania dan Vania," Batin Nafisha.

"Queen kamu nggak papa?" tanya Xavier yang mengkhawatirkan Nafisha, karena Mereka sudah menganggap Nafisha sebagai adik nya meskipun pada kenyataan nya Nafisha adalah pemimpin Black Devil tapi di sisi lain juga Nafisha adalah adik kesayangannya.

"Iya aku gak papa kok, Nanti malam kita pantau mereka dan jangan lupa menggunakan pakaian yang tertutup karena belum waktunya mereka tahu siapa kita," jawab Nafisha tegas.

"Baik Queen,"

"Kalau begitu aku pulang dulu," pamit Nafisha kepada semua anggota Black Devil.

"Iya Queen hati hati,"

"Iya,"

Sedangkan Devano setelah mendapatkan telpon dari Nafisha dia langsung pergi menuju markas atau bescam Arion.

Brummm

Brummm

Cittt.

Devano langsung turun dari motornya dan masuk kedalam Bescam Arion.

"Bos ,"

"Hmmmm,"

"Geng Kapak merah nanti malam ngajak balapan di tempat biasa,"

"Oke,"

"Dev,"

"Hmmm," ucap Devano yang masih fokus memainkan game di handphone nya.

"Ada yang ingin gue bicarakan," kata Arjuna.

"Ayo," Ajak Devano Kepada Arjuna yang sudah beranjak dari tempat duduknya. Membawa Arjuna masuk kedalam ruangan pribadinya.

Ceklek

Devano berjalan masuk bersama dengan Arjuna. Duduk di sofa ruangannya.

"Ini," Arjuna menyodorkan handphone nya kepada Devano.

Devano mengambil Handphone Arjuna dan melihat apa yang ada di Handphone nya.

"Ck, Mama," umpat Devano.

"Jadi gimana kamu bisa?" tanya Arjuna.

"Nanti gue bicarakan lagi sama dia, dan lo juga harus bawa Hazel ya Jun," kata Devano.

"Tentu,"

Devano tak habis fikir kenapa mama nya menyuruh nya bersama Nafisha datang ke mansion utama ,begitu juga dengan Arjuna makanya Devano bilang bahwa Arjuna harus bawa Hazel juga.

Devano memijit pelipisnya dengan frustasi, bukan dia nggak mau untuk pergi kesana akan tetapi Devano sangatlah malas untuk bertemu dengan Kakek dan neneknya yang mana pasti dia meminta cucu, cucu dan cucu.

"Akhhhh pusing pala gue Jun," ucap Devano dengan Frustasi.

"Kenapa?"

"Gue malas bertemu kakek dan nenek yang selalu saja minta cucu, sedangkan di sini hanya gue yang udah nikah sedangkan lo kan baru tunangan, mana mungkin mereka minta sama lo,"katanya dengan menggebu-gebu.

"Yang sabar Dev, yang penting lo udah nyicil kan?" tanya Arjuna sambil menaik turunkan Alisnya.

"Nyicil apanya?"

"Ya siapa tahu lo udah nyicil tangan nya dulu gitu." Arjuna semakin gencar untuk menggoda Devano.

"ARJUNA ALEXANDER, " teriak Devano yang menggema bahkan sampai terdengar oleh anak Arion lainnya.

"Si bos kenapa?" tanya Aldino kepada Devan dan juga Deren.

"Gak tahu tapi kenapa kok perasaan aku nggak enak ya," kata Devan.

"Sama, "timpal Deren.

"Kayaknya bakal ada perang dunia," gumam Aldino.

Dan benar baru juga Aldino bicara seperti itu mereka sudah melihat Arjuna yang berlari terbirit-birit kesana kemari menghindari Devano yang mengejarnya dari belakang.

"Arjuna sialan awas lo ya gue bejek-bejek muka lo," teriak Devano dengan Nada yang memburu sambil membawa gagang sapu untuk memukul Arjuna.

"Sini, kejar gue kalau bisa, Wle,"