Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekacauan di Sekte Pedang Tersembunyi
Udara di Balai Disiplin Sekte Pedang Tersembunyi terasa lebih dingin daripada Jajaran Pedang Beku itu sendiri. Bukan karena suhu, melainkan karena aura opresif yang dipancarkan oleh Tetua Disiplin yang berjubah hitam. Wei Han berdiri di tengah ruangan, lututnya gemetar, jubahnya robek dan kotor. Di depannya, Qin Mo, yang kini menjadi saksi utama, menyeringai dengan penuh kebencian.
“Aku bersumpah, Tetua!” seru Wei Han, suaranya parau karena interogasi yang panjang. “Aku tidak tahu apa-apa tentang gulungan yang dicuri itu! Li Feng yang melemparkan token itu kepadaku. Dia berteriak, ‘Cepat kabur!’, dan pada saat itulah Lu Chen menyerangku!”
Di balik meja batu panjang, Tetua Disiplin, seorang wanita dengan rambut putih dan mata tajam, mendengarkan dengan ekspresi tanpa ampun.
“Tokenmu ditemukan di tanganmu, dan token itu adalah token yang sama yang digunakan pencuri itu untuk mengakses Perpustakaan,” ujar Tetua itu, suaranya seperti bilah pisau yang diasah. “Qin Mo, bersumpah bahwa kau adalah satu-satunya orang yang berinteraksi dengannya. Kau adalah satu-satunya yang dicurigai.”
Qin Mo melangkah maju, tangannya memegang Pedang Qi-nya dengan erat. Rasa malu yang ia rasakan setelah dipermalukan oleh Lian telah berubah menjadi dendam yang membakar.
“Tetua, Li Feng hanyalah seorang fana yang licik. Tapi dia adalah temannya! Saya yakin Wei Han adalah pion yang digunakan oleh Sekte luar untuk menyusup. Bukankah jelas? Setelah dia melemparkan tokennya, Li Feng si 'fana' itu berlari tanpa menoleh ke belakang, melompati tebing seperti iblis yang kerasukan! Mana mungkin seorang fana biasa bisa bertahan dari benturan Pedang Qi yang dilemparkan oleh murid Fondasi Qi?”
Wei Han menggelengkan kepalanya panik. “Itu karena dia memiliki kekuatan fisik yang aneh, Tetua! Saya melihatnya mengangkat peti lima ratus kati tanpa Qi! Dia bukan mata-mata, dia hanya seorang pengembara yang kuat!”
“Kekuatan aneh,” ulang Tetua Disiplin dengan sinis. “Setiap kultivator yang bersembunyi memiliki cerita yang aneh. Wei Han, kau akan ditahan di Penjara Spiritual selama satu bulan. Setelah itu, kau akan diberi misi pengorbanan di Hutan Ular Hitam untuk membuktikan kesetiaanmu. Dan Qin Mo, karena keberanianmu, kau akan diberi misi untuk melacak Li Feng. Bawa dia kembali hidup-hidup atau mati, dan kau akan mendapatkan Pil Pembangkit Inti sebagai hadiah.”
Mendengar Pil Pembangkit Inti, mata Qin Mo langsung bersinar. Itu adalah hadiah yang akan memungkinkannya mengungguli Lu Chen.
“Saya terima, Tetua!” seru Qin Mo dengan semangat. “Saya akan memburu Li Feng ke ujung dunia! Saya akan membuatnya membayar untuk rasa malu yang ia berikan pada keluarga Qin!”
Sementara Wei Han diseret ke penjara dan Qin Mo mulai mengumpulkan informasinya, situasi jauh lebih tegang di bawah Perpustakaan Sekte.
Di ruang isolasi yang gelap, Tetua Penjaga Perpustakaan, yang namanya adalah Tetua Yi, duduk bersila. Dia bukan Tetua Disiplin, tetapi dia memegang otoritas yang jauh lebih tinggi—otoritas spiritual. Dia adalah kultivator Panggung Jiwa Murni, dan dia sedang merasakan dinding ruang itu.
“Gangguan Temporal,” gumam Tetua Yi, matanya yang keemasan kini redup, fokus pada titik di mana Formasi Penjara Spasialnya telah ditembus. “Itu bukan kekuatan kekerasan. Itu adalah… pergeseran halus. Dalam hidupku selama seribu tahun, aku hanya pernah membaca tentang gangguan spasial yang disebabkan oleh Artefak Abadi, atau oleh Kultivator yang mengolah Giok primordial.”
Tetua Yi menelusuri gulungan-gulungan yang tersisa di rak Kitab Kuno, mencari petunjuk yang samar-samar tentang "Sembilan Bab Penempaan Abadi: Kitab Pertama – Pemurnian Jiwa Langit" yang dicuri.
Gulungan yang tersisa hanya menyebutkan kitab itu sebagai rumor, sebuah mitos kuno Sekte Pedang Tersembunyi—warisan pendiri sekte yang hilang. Kitab itu konon merupakan kunci untuk menumbuhkan Pedang Jiwa yang mampu menembus kekosongan.
Bagaimana mungkin seorang fana yang tidak memancarkan Qi bisa memiliki Giok primordial? Dan bagaimana dia tahu cara memanfaatkan frekuensi temporal dari Giok itu?
Tetua Yi menutup matanya, melepaskan Rasa Spiritualnya yang luas melintasi seluruh Sekte dan sekitarnya. Dia mencari jejak Qi, jejak spiritual, atau bahkan jejak energi Pedang.
Tidak ada.
Dia hanya menemukan Qi murid-murid Fondasi Qi yang gaduh dan Qi muram dari Pembentukan Inti Emas. Tidak ada apa-apa, seolah-olah pencuri itu adalah hantu yang menghilang dari realitas.
Namun, indra Tetua Yi tidak tertipu. Di dalam Perpustakaan, di titik di mana Kitab itu diambil, ia menemukan satu jejak yang sangat kecil: sepotong aura dingin yang sangat murni, seperti pecahan es abadi yang baru saja mencair.
“Qi Giok Tersembunyi,” bisik Tetua Yi, matanya terbuka lebar, penuh kesadaran dan ketakutan. “Giok yang dilarang dalam ramalan kuno. Itu adalah Qi yang tersembunyi dari para Dewa itu sendiri. Itu adalah Anomali yang Menghancurkan Realitas.”
Tetua Yi tidak lagi melihat Li Feng sebagai seorang pencuri. Dia melihatnya sebagai bencana alam yang sedang tumbuh, yang mungkin akan menghancurkan Sekte Pedang Tersembunyi, atau menyelamatkannya.
“Anak itu pasti telah terlahir kembali, atau dia adalah sisa dari era kuno,” gumam Tetua Yi, berdiri tegak.
Tetua Yi memutuskan untuk tidak memberi tahu Tetua Disiplin. Mereka hanya akan mengirim Qin Mo yang bodoh untuk membunuh monster yang tidak mereka mengerti.
Tetua Yi melangkah keluar dari Perpustakaan. Dia memanggil murid kepercayaannya, Lu Chen, yang masih berada di Pembentukan Inti Emas Tahap Menengah dan memiliki pikiran yang tajam.
“Lu Chen,” kata Tetua Yi dengan suara serius. “Kau harus melacak Li Feng. Abaikan Qin Mo. Tugasmu bukan untuk menangkapnya, melainkan untuk mengamati dan melaporkan kepadaku. Jangan bertindak, jangan menyerang. Aku tidak tahu apa yang dia sembunyikan, tetapi dia memiliki potensi untuk menjadi Dewa Pedang Abadi, atau iblis yang menghancurkan Benua.”
Lu Chen, yang baru saja menyaksikan kekacauan itu, terkejut mendengar kata-kata yang begitu besar dari Tetua Yi. Dia membungkuk, menerima tugas yang jauh lebih berat daripada yang ia bayangkan.
Sementara Qin Mo pergi ke dunia luar dengan kebencian dan keangkuhan, mengejar hadiah materi, Lu Chen pergi dengan rasa hormat dan ketakutan, mengejar misteri spiritual yang jauh lebih besar.
Sekarang, dua faksi di Sekte Pedang Tersembunyi yang berbeda telah meninggalkan gerbang untuk mencari Lian.