A wild fictional history of a brothel.
Sepak terjang seorang pengusaha muda mendirikan sebuah rumah bordil dengan konsep yang mewah.
Dengan ditemani wanita-wanita cantik dan jatuh bangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Namaku
Stasiun Kereta Api, Longblack
"Selamat pagi tuan",
Turun dari gerbong kereta Phil menyapa petugas karcis yang tampak sedikit heran ketika menatapnya.
Setelah keluar dari stasiun.
Phil menumpang mobil pikap pengangkut sayuran untuk pergi ke tempatnya bekerja.
Hanya lima sampai sepuluh menit. Tidak terlalu jauh.
Phil tiba di depan pabrik besar tempatnya dari pagi hingga sore membanting tulang.
"Kenapa banyak orang-orang yang berada di luar?",
Dalam benak Phil bertanya.
Jam besar yang ada di halaman masuk pabrik sesudah melewati pintu gerbang mengatakan masih belum terlambat.
"Belum ada jam delapan, ada apa dengan orang-orang dungu itu?",
"Hai kenapa kalian tidak masuk ke dalam?",
Phil bertanya kepada kerumunan orang-orang.
"Lihatlah sendiri Phil",
Salah seorang dari mereka menunjuk ke papan pengumuman.
Tertempel sebuah kertas berukuran besar yang masih bersih di papan pengumuman.
Itu artinya baru pagi ini dipasang.
Pemberitahuan seperti apa yang membuat orang-orang tertahan di luar?
"Ada apa ini?",
Phil ikut berdesak-desakan dengan yang lain.
Membaca surat pemberitahuan yang masih hangat di papan pengumuman.
Sesudah dibaca surat pernyataan dari tempat orang-orang itu bekerja selama bertahun-tahun membuat mereka menjadi panas.
Karena terjadi pemutusan hubungan kerja.
Ratusan nama dicantumkan.
Mereka yang terpilih untuk diberhentikan secara sepihak.
Bagi karyawan yang namanya ada di papan pengumuman bisa segera ke kantor untuk mendapatkan surat pernyataan resmi dan pesangon.
"Bajingan!",
"Kenapa seperti ini?!",
Nama Phil juga tercantum di surat pemberitahuan itu.
Phil pun bergabung dengan orang-orang yang lain yang sama-sama dipecat.
Mereka mengumpat, menggunjing dan segala sumpah serapah diucapkan.
"Sialan",
"Harusnya ada alasannya kenapa nama-nama kita yang disingkirkan",
"Pasti orang-orang yang masih bertahan punya kenalan orang-orang dalam",
"Mereka rela memberikan apa saja supaya tetap dipertahankan",
Pabrik besar tempat Phil bekerja melakukan pengurangan tenaga kerja hampir separuh karyawan.
Satu persatu mereka masuk ke kantor untuk mengambil surat resmi pemecatan dan menerima uang pesangon.
"Siapa namamu nak?",
"Phil tuan",
"Nama belakang mu nak?",
"Kissbreaker",
"Baiklah... ",
"Sebentar... ",
"Ini dia",
"Philip Kissbreaker",
"Ini suratnya dan ini uang yang harus kamu pakai untuk hal yang berguna",
"Tetap semangat Phil kamu masih muda",
"Berusahalah mencari pekerjaan di tempat yang lain nak",
"Mungkin tidak ada salahnya dengan pergi merantau",
"Pergilah yang jauh dari Longblack",
Petugas kantor itu tidak berbohong. Seratus persen apa yang dikatakannya adalah fakta.
Pabrik-pabrik di Longblack sudah melakukan pengurangan tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Yang menjadikan alasan kuat adalah efisiensi. Karena permintaan pasar dunia pada produk mereka sudah menurun drastis.
Persaingan di dunia industri sudah memasuki babak yang baru. Jika tidak pandai bersaing, beradaptasi dan meningkatkan kualitas.
Maka dampaknya adalah kalah.
Selain perusahaan yang mengalami merugi. Para pekerja mau tidak mau juga terkena imbasnya.
Yang paling parah adalah mereka harus mencari mata penghasilan yang baru.
Phil berkumpul dengan para pekerja yang mulai hari ini berubah statusnya menjadi seorang pengangguran.
"Berapa jumlah uang yang kamu dapatkan Phil?",
"26 joli",
"Berapa punyamu?",
"Sama 26 joli",
"Ini benar-benar tidak adil",
"26 joli tidak akan bertahan sampai satu bulan",
"Semuanya dapat 26 joli",
Mungkin Phil tidak merasa sesak seperti teman-teman pabrik yang lain. Karena Phil masih sendiri.
Bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Uang 26 joli terlalu sedikit.
Bahkan tidak ada setengah dari gaji setiap bulan mereka.
Joli adalah nama sebuah mata uang yang digunakan di dalam cerita ini