NovelToon NovelToon
Yes,Kita Nikah Mbak

Yes,Kita Nikah Mbak

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romantis / Cintamanis / Fantasi Wanita
Popularitas:181
Nilai: 5
Nama Author: Ibah Ibah

"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.

Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Jam Sembilan malam kawan-kawan ku pamit pulang,kecuali Nurul.

"Nggak pulang kamu?" ucapku memukul lengannya pelan.

"Aku nginep sini boleh ya mbak?" pinta Nurul dengan puppy eyes nya.

"Anak perawan nggak baik nginep rumah orang,sana pulang,aku laporin Ira nanti" ancam ku.

"Ih mbak Novi tukang ngadu"

"Biarin,sana sana pergi pergi,mbak mau tidur"

Nurul terlihat enggan untuk pulang dia berjalan gontai kearah sepedanya.

setelah Nurul tak terlihat aku mulai masuk dalam rumah.

Aku melompat kaget melihat Nathan yang tiba-tiba sudah ada di depanku.

"Ada apa malam-malam kesini?"tanyaku penasaran

Nathan terlihat bingung saat menjawab pertanyaan dariku.

"Mbak ada selimut?"tanya Nathan

"bukanya dikamar kos udah ada ya?"tanyaku lagi

Nathan terlihat menggaruk kepalanya,

"gemesin banget sih tu anak" batinku

"Saya nggak nyaman mbak satu ranjang sama teman saya,mau minjam selimut agar saya bisa tidur dibawah" ucap Nathan.

"Oh tunggu sebentar ya?"

Aku masuk kedalam rumah,mengambil selimut dikamar ku.

Tak apalah memakai selimutku dulu,toh mereka tak lama disini" batin ku

Kasihan juga Nathan kalau harus tidur dibawah tanpa alas.

Aku kembali ke depan,Nathan langsung mengambil selimut besar yang aku bawa.

"Makasih ya mbak"

Aku mengangguk dan ingin kembali masuk,namun melihat Nathan yang hanya mematung didepan pintu aku mengurungkan niatku

"Kenapa lagi?" tanyaku pada Nathan.

"Ada bantal nggak mbk?satu aja cukup mbk" tanya nathan lagi.

"ohh ya sebentar "

Meski agak kesal aku tetap mengambilkannya,tadi kenapa nggak sekalian bilangnya?jadi harus bolak balik kan?

Aku kembali masuk mengambil satu bantal ku yang biasa aku buat tidur.

Saat aku keluar aku bingung karena tangan Nathan sudah penuh membawa selimutku yang memang cukup tebal.

"Ayo aku bawakan bantalnya kesana"

"Terima kasih ya mbak"

"Ini nggak gratis ya?ada tarifnya perhari" kekeh ku pada Nathan.

Dia justru tertawa

"Memang ada yang lucu?aneh!" batinku.

"Mbak Novi nggak berubah ya?suka banget sama uang" ucap Nathan membuatku semakin merasa aneh dengan sikapnya.

"nggak berubah?memang dia tahu aku sebelumnya?"

Sampai didepan kamar kos,Nathan langsung membawa masuk selimutnya,aku menunggu di dapan kamar,tak lama dia keluar dan mengambil bantal dari tanganku.

"Mbak jangan pergi dulu ya?" ucapnya.

Aku menunggu didepan kamar kos,yang memang ada dua kursi untuk bersantai.

"Mbak ini"

Nathan memberikan air minuman kaleng padaku.

"Untuk apa air itu?aku tidak haus.Tapi aku tidak mau membuat dia kecewa jadi aku terima saja.

"Makasih ya mbak"

Aku mengangguk,kami terdiam berdua didepan kamar kos.

Aku juga bingung sendiri mau mengatakan apa,padahal aku ingin sekali kembali.Aku ingin pamit pulang tak enak sudah diberi minum.

Aku meliriknya yang sedang meminum minuman kaleng yang sama denganku.

Jakunnya naik turun menelan air itu.

Aku jadi ikutan menelan ludah.

"Ganteng banget sih ni bocah,sayang masih anak-anak,coba tuaan dikit pasti Aku sikat" kekeh ku dalam hati.

Aku segera menghabiskan air minum ku,bisa bahaya kalau lama-lama disini,bisa tipis iman Jamila ini.

Aku meneguk air dengan tergesa hingga aku tersedak.

Nathan mendekat dan mengelus-elus pundak ku.

"Sepertinya dia sangat hawatir"batin ku

"Ini kenapa pundak yang di sentuh hati yang kejang-kejang?" batinku lagi.

"Udah aku nggak papa aku balik dulu ya terima kasih air minumnya" ucapku

ingin segera pergi,entah kenapa disentuh Nathan hatiku jadi dag Dig dug tak karuan.

"Awww"

suara nathan kesakitan,aku berbalik tak jadi pergi melihat dia.

"Tangan kamu?"

Aku refleks meraih tangan Nathan,memasukkannya dalam mulut agar jarinya tak berdarah.

Aku menatapnya yang sedang tersenyum

"Tampannya!" jeritku dalam hati.

"Sayang masih bocah"Lanjutku lagi.

Aku langsung melepas jari Nathan dan mundur beberapa langkah,saat sadar posisi kami begitu dekat.

"Sepertinya dia sengaja melukai tangannya dengan tutup kaleng minuman yang sedang dia minum,apa dia ingin aku tetap di sini?Ayolah Novi jangan GR"batinku.

" Awww" dia kembali meringis kesakitan.

"Sakit ya?" tanyaku hawatir.

"Sakit mbak,mbak ada kotak obat"

"Ada dirumah,bentar aku ambilkan,nanti aku kesini lagi" ucapku

"Nggak usah mbak,aku ikut aja kerumah mbak Novi"

"Baiklah terserah kamu"

Aku kembali speechless lagi melihat wajah Nathan,seperti tak asing.

"Dimana ya aku melihatnya?" batinku.

"Ayok mbk" ajak Nathan membuat lamunanku buyar.

Nathan meraih tanganku,aku hanya diam

menatapnya yang berjalan di depan ku,tangan kami saling menggenggam.

"Ni bocah kenapa ya?suka banget menempel" batin ku.Aku seperti seorang kakak yang sedang menggenggam tangan adiknya.

Sampai depan rumah aku melepas genggaman tangannya.

"Besok-besok nggak usah digenggam ya?kita nggak lagi mau nyebrang jalan kog!" ucapku agar Nathan tak mengulanginya lagi.

"Maaf mbak,habisnya tangan mbak Novi nyaman banget di genggam"

Hatiku menjerit

Astaga!apa anak ini sedang merayuku?Aku menggeleng cepat,menepis fikiran aneh ku.

"Kamu tunggu di sini,aku ambilkan kotak obat dulu"ucapku yang tak ingin terbuai.

Aku pun masuk kerumah lagi,aku kaget melihat ibu cekikikan didepan kamarku.

"Dia naksir kamu ya Vi?" tanya ibu.

"Enggak lah buk,masih bocah juga"

"Iya juga ya?kalau dia lebih dewasa ibuk bakalan langsung lamar kamu ke dia Vi"

"ibuk ngomong apa sih!"Kesal ku,suka sekali ibu melamar duluan.malulah.

"Kamu udah cukup umur vi" ucap ibu penuh hawatir.

Aku menghembuskan nafasku kasar,itu lagi yang dibahas ibuku.

"Bu jangan bahas itu lagi,Novi mau kedepan dulu mengobati luka Nathan"dari pada aku di ceramah lagi,lebih baik aku segera ke depan.

Aku kembali ke teras menemui Nathan.

"Maaf ya agak lama" ucapku pada Nathan

"Ini obatnya"

Ku serahkan kotak P3K ke Nathan.

Nathan mengambil kotak obat dari tanganku,dia dengan sengaja menyenggol kulit tangannya ke tanganku.

"Apa sih maksudnya? gak jelas!!"batinku.

Walau aku terlihat tak suka namun jujur dihati sana beling setan sendiri rasanya.

Nathan terlihat kesusahan saat akan membuka Betadine ditangannya.

aku mengambil alih obat itu,meraih tangan Nathan.Ternyata lukanya cukup dalam

"Kog bisa dalem gini ya?" tanyaku penasaran.

"Nggak tahu mbak,mungkin ada bidadari lewat di depan ku,jadi tanpa sadar aku menggores tangan aku sendiri ke kaleng ini" ucap nathan,membuat pipi ini memerah.

"Apa dia baru saja menggodaku?"

Aku terkekeh sambil mengobati lukanya.

"Ada-ada kamu" ucap ku

Aku menggenggam tangan Nathan mengusap lukanya pelan-pelan dengan cotton buds.

Aku meniup lukanya dengan pelan sebelum memberi plaster.

"Selesai"

Aku mengangkat kepalaku,hatiku berdebar saat pipiku bersentuhan dengan dagunya.

Aku baru sadar kalau jarak kami sangat dekat.

Aku menatapnya yang juga menatapku.

lagi-lagi aku speechless melihat wajahnya yang tak asing bagiku.

"Apa aku pernah bertemu dengannya?" batinku.

"Udah malem sebaiknya kamu kembali" ucapku langsung ngacir kedalam rumah.

Aku sampai lupa membawa kotak obat ku,hatiku berdebar melihat bocah kecil itu.

Aku memegangi dadaku yang berdetak sangat kencang.

"Masak sih aku suka dengan lelaki ingusan itu?

nggak nggak nggak,dia masih kecil,aku juga baru hari ini bertemu dengannya,tak mungkin aku jatuh cinta"

Aku terus meyakinkan otakku kalau aku tak punya perasaan apa-apa dengan Nathan.

Jujur aku masih sangat trauma jatuh cinta,aku pernah menyukai majikan ku dulu,tuan william dia duda anak satu,aku bekerja mengasuh anaknya,kami sering berinteraksi berdua,saat kami keluar tak sedikit yang mengatakan kami ini pasangan suami istri.

jujur aku sangat mencintai dia,tapi aku harus menelan pil pahit saat mendengar percakapannya dengan temannya

yang mengatakan aku hanya babu,dikasih uang dan baju bagus sudah pasti mau ditiduri.

Hatiku sangat sakit waktu itu,aku kira perhatiannya selama ini tulus,tapi ternyata dia hanya ada maunya.

Setelah pulang ke desa sahabatku juga pernah melamar ku dia adalah seno teman sekelas ku dulu,namun lagi-lagi hatiku harus patah saat tahu calon suamiku itu punya pacar dibelakang ku.

Sejak saat itu aku selalu menutup diri dengan lelaki,lelaki itu sama saja,bermuka dua.

Aku memegangi dadaku yang masih saja berdetak kencang.

"Kenapa anak itu dengan mudah membuat jantungku berdetak kencang seperti ini?apa sebelumnya kami pernah bertemu?

apa aku mengenalinya?" tanyaku dalam hati.

Karena terlalu lelah berfikir aku akhirnya lebih memilih masuk ke kamar, sepertinya aku harus mengistirahatkan hati dan fikiran.

Aku tak mau memikirkan keluarga William lagi,aku tak akan memaafkan kesalahan keluarganya padaku.Aku memang hanya seorang pembantu,tapi aku juga manusia,aku tidak terima jika di hina rendah hanya karena kasta.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!