 
                            Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.
 
Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan. 
Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian'  memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.
Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.
Yuuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P. D. A
"Bonny... Diamlah di sini sebentar, aku akan buatkan rumah baru untuk kita di wilayah bebatuan ini," ucapku sambil melepaskan harnes dan tali yang mengikat tubuh kuda dengan gerbong.
Kring.
"Ini dia, kamu bebas sekarang." Setelah tali harnes di lepas, kuda mulai menjauh dan berlari di hamparan sisi tebing. Hal baiknya adalah, untunglah kawasan ini masih memiliki rumput hijau.
"Berhati-hatilah, kalau jatuh kau akan langsung mati."
Rihana, kau benar-benar sudah gila, bisa-bisanya mengajak hewan untuk berbicara.
"... Hahaha... Memangnya sejak kapan aku waras?, hidup berulang-ulang agak membuat saraf otakku bermutasi."
Dan sekarang, awal mula dari kebangkitan Wilayah kumuh Diamon Amber akan segera dimulai. Sebuah wilayah kecil yang mencatat sejarahnya sebagai wilayah paling di takuti di seluruh dunia, berkat keberadaan seorang penguasa nan-kuat, yang di kenal tak kenal ampun pada apapun. Yah itu akan di tulis di bagian akhir cerita nantinya.
✯✯✯✯
"Hahh... Sekarang aku mulai dari mana ya?."
Hari ini, tanggal 17 Dasiamime, pukul 1 siang. Aku berdiri di pinggiran curam tebing sambil melihat-lihat pemandangan samudra. Seperti yang di deskripsikan, wilayah timur laut Diamond Amber benar-benar bertetangga dekat dengan benua Selatan.
"Kalau musim dingin tiba nanti, apakah monster dari benua selatan bisa menyebrang?."
Tatapanku masih tertuju pada lautan yang luas, Samudra Kaanarika. Nama samudra di ambil dari Ratu Timur pertama yang berhasil mengarungi samudra paling luas di dunia hanya dalam waktu 5 tahun, begitulah informasi yang kudapat dari buku sejarah dunia ini.
"Dikatakan sang Ratu Kaanarika membutuhkan lima tahun lamanya bagi sang ratu tiba di tepian pantai benua selatan. Apa itu karangan atau hanya mitos yang dilebih-lebihkan siapa yang tahu kan, lagi pula terima kasih untuknya karena sekarang aku jadi lebih mudah mengidentifikasi nama benua dan samudra."
Di dunia yang ku huni saat ini, ada 4 Benua dan 5 Samudra.
Timur - Selatan : KaAnarika.
Selatan - Barat : Rustasia.
Utara - Timur Laut : Aumora.
Selatan - Utara : Aspyraza.
Barat laut - Timur tenggara : Maelyse.
Masing-masing nama samudra, diberikan oleh mereka yang berhasil mengarungi samudra dan kembali hidup-hidup, dan mereka semua adalah orang-orang pemberani dari daratan, ras manusia.
Diantara ke lima nama diatas, ada satu nama yang paling terkenal yaitu Rustasia.
Rustasia sendiri adalah seorang nelayan biasa dari kerajaan Utara, kisahnya dimulai ketika dia tidak sengaja terbawa arus laut dan secara tidak sengaja terdampar di benua Selatan, tanah beku.
Dari tanah beku benua selatan lah, Rustasia mulai mencari cara untuk menyebrang kembali ke benua Utara.
Tetapi, karena kesalahan navigasi kapalnya terdampar di benua Barat yang sebagian besar wilayahnya di dominasi oleh lautan.
Rustasia juga tercatat sebagai orang pertama yang paling banyak mengidentifikasi spesies ras baru, serta memperkenalkannya keseluruh dunia. Sayangnya, akibat perbuatanya itu, ras baru yang di identifikasi sebagai MaRnyuu mengalami kepunahan masal akibat perburuan besar-besaran. Ras MaRnyuu di tangkap untuk di konsumsi bagian otak, hati, dan jantungnya.
MaRnyuu yang ditemukan di titik tengah Selatan-Barat memiliki wujud yang menyerupai ikan air tawar dengan warna mengkilap. Pada masa itu, orang-orang percaya bahwa mereka akan berumur panjang, memiliki kekuatan membelah gunung, dan bahkan mendapatkan kekayaan melimpah, jika mereka memakan bagian-bagian tertentu dari ras baru tersebut.
"Terkadang orang-orang tidak tahu betapa bahagianya merasakan mati total daripada hidup lama," ucapku kemudian berdiri dari tepian tebing.
Aku mengagumi Rustasia yang memiliki keberuntungan untuk bertemu dengan ras baru, tetapi menyayangkan dirinya yang terlalu memberi banyak informasi hingga menyebabkan kepunahan pada ras itu.
"Bisa ku tebak, berapa menderitanya dia di akhir hayatnya."
Selesai menjelekkan orang yang sudah mati, aku pun memulai pekerjaanku. Pertama-tama, aku akan membangun sebuah rumah.
Sebenarnya aku bisa membangun rumah mewah hanya dengan sihirku saja. Namun, karena aku sudah berkomitmen untuk hanya mengunakan sihir seminimal mungkin, maka pekerjaan tentunya akan di mulai secara manual.
"Baiklah mari kita mulai."
Semua bahan-bahan untuk membuat rumah baru sudah tersedia di alam. Hutan lebat di dekat garis pantai pun telah menyediakan kayu berkualitas tinggi yang bisa di kelola secepatnya, juga, bebatuan besar dan kecil pada tepi tebing sudah lebih dari cukup untuk ku jadikan pondasi awal.
"Siapa bilang wilayah bebatuan miskin ini tidak memiliki sumber daya. Kalau di lihat dari sisi manapun, tempat ini adalah surga dari segala sumber daya. Kalau saja seseorang dengan kinerja bagus mengelola tempat ini maka potensinya pasti sanggup menyaingi wilayah-wilayah besar lainnya."
Menyeringai. Yah... Dan sudah pasti orang itu adalah aku.
Bibirku tidak bisa berhenti naik, rasanya sangat menyenangkan mendapat manfaat gratis. Padahal belum setahun aku ada di dunia ini tapi kenikmatan dunia sudah di suguhkan di depan mulutku secara cuma-cuma.
"Hahaha... Inilah enaknya hidup sebagai anak orang kaya."
Dengan berbagai pengalaman hidup yang kubawa bersamaku, sebuah wilayah penuh bebatuan suram ini sebentar lagi akan aku ubah menjadi wilayah maju pertama di benua timur.
"Hahaha... Aku tidak sabar... Mari mulai pekerjaannya Rihana!."
***
Jauh di tempat lain, tepatnya di wilayah Ariedny, seorang penguasa wilayah Ariedny terlihat hampir gila karena rencana yang susah payah dia buat tidak berjalan sesuai dengan rencana awalnya.
"Bagaimana Bisa Dokumen Wilayah Yang Di Serahkan Untuk Dijual Kembali Pada Baginda Raja Adalah Dokumen Palsu!!!."
Erikson Ariedny sangat sakit kepala ketika melihat lampiran surat pemanggilan dari pihak pengadilan kerjaan. Frustasi dan stres menjadi kombinasi terburuk pasalnya, surat yang datang bukanlah surat undangan perjamuan pesta, melainkan sebuah surat panggilan penyelidikan terkait dugaan pemalsuan dokumen wilayah, atas nama dirinya.
"AAAARG- BAGAIMANA SURAT ITU BISA PALSU?!"
"Sayang te-tenanglah, semuanya akan baik-baik saja ki-kita—"
"Tutup Mulutmu Dasar Tidak Berguna, Yang Kau Tahu Hanya Mengatakan Tenang Tenang Tenang... Saja. Kepalaku Hampir Pecah Karena Hal Memalukan Ini!, Reputasiku Hanya Semakin Hancur Jika Bangsawan Yang Berinvestasi Pada Proyekku Mengetahui Rumor Pemalsuan Ini." berteriak. "AAAARG-"
DUBRAK.
BRAK.
BRUK.
PECAH.
"!!!"
Menunduk.
"Sa-."
Pintu Terbuka.
"Tuan!."
"Apa Lagi Sekarang."
"Prajurit istana sudah tiba di depan kastil," ucapnya takut-takut.
"Uungh-." Erikson kembali menarik-narik rambutnya, dia merasa frustasi bercampur kesal. Walau putri yang dia benci telah pergi, kesialan masih melanda rumahnya, segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Dan yang terpenting, masih belum ada kabar dari kusir kuda yang ditugaskan untuk membunuh putrinya.
"Sayangku."
"Tsk, jaga rumah ini sampai aku selesai di selidiki, kalian."
Erikson memanggil beberapa orang kepercayaannya yang berjaga di dekat pintu.
"Panggil kepala keuangan dan saksi palsu yang datang kemarin, juga kirim beberapa orang memanggil kembali Rihana. Bawa juga dokumen palsu miliknya, atur supaya terlihat kita di jebak oleh orang-orang Baginda Raja."
"Baik Tuan."
"Saya akan segera mengirim orang menuju Pantai Timur secepatnya, tuan."
Menyeka wajah. "Hahhh.... Rasanya aku ingin mencekik lacur kecil itu sekarang, kalau bukan karena ulahnya Ariedny tidak akan mengalami nasib sial seperti ini."
Tatapan matanya di penuhi kemarahan, dia tidak akan pernah melupakan penghinaan hari ini seumur hidupnya, oleh sebab itu, dia pun bersumpah akan secepatnya menyingkirkan kerikil kecil yang menganggu rumah tangganya setelah semua masalah telah berlalu.