NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

BAB 12: KEDATANGAN QIAN YU DAN ALIANSI TIGA KLAN

1. Persiapan di Klan Pedang Abadi

Setelah Tuanku menyampaikan peringatan mengerikan tentang "Qi Putih Murni" dan mengungkapkan bahwa Liandra adalah kunci untuk menghentikan takdir kehancuran, Klan Pedang Abadi segera melakukan mobilisasi rahasia.

Liandra, sebagai Putri dan pewaris terkuat, memimpin persiapan. Ia mengumpulkan para tetua, dan meskipun mereka skeptis terhadap cerita tentang Jiwa Ganda dan Kucing Qi, mereka tidak dapat mengabaikan bukti bahwa Tuanku berhasil membuat Raziqin lumpuh dan memicu perang sipil.

"Kita harus memverifikasi informasi Tuanku," kata salah satu tetua. "Jika musuh sejati bukanlah Naga Hitam atau Umbul Sari Jember, tetapi Qi Putih Murni, kita harus tahu siapa dan di mana dia."

"Tidak ada waktu," potong Tuanku, dengan nada mendesak. "Jika Qi Putih itu melihat kekacauan di selatan, dia akan menganggap ini adalah waktu yang tepat untuk menyerang. Dia akan datang ke sini."

Fatimah dipanggil masuk ke wilayah klan Pedang Abadi, meskipun awalnya ada kecurigaan. Tuanku menjelaskan bahwa Fatimah adalah Master Spiritual yang akan membantu Liandra dalam ritual kunci.

Di ruang pelatihan rahasia, mereka mulai mempersiapkan ritual kuno: Pengisian Pedang Abadi.

"Pedang ini," jelas Liandra, menunjuk pada pedang berkarat yang diselimuti debu, "adalah Pedang Abadi yang sebenarnya. Cincin Kunci Kosmisku hanya dapat menyalurkan ingatan. Kita membutuhkan Qi Spiritual yang murni dan intens untuk mengisinya dengan energi kosmis yang merekam ingatan."

"Aku akan menyediakan Qi Spiritualku," kata Fatimah, "tetapi Qi-ku hanya lembut. Itu tidak cukup."

"Aku tahu," kata Tuanku. "Qi-mu akan menstabilkan Qi-ku, dan Batu Giokku akan menyediakan Qi Yin Mutlak. Kita akan menciptakan Qi Kosmis Sintetis untuk mengisi pedang itu."

Ritual itu dimulai. Tuanku dan Fatimah duduk di kedua sisi Liandra. Fatimah menyalurkan Qi Spiritualnya ke Tuanku. Jin, si kucing oranye, berbaring di paha Tuanku, memancarkan Qi Yang yang hangat. Tuanku menyatukan Qi Yin Mutlaknya dengan Qi Fatimah dan Qi Jin.

Energi yang dihasilkan adalah pusaran Qi yang harmonis dan padat. Mereka menyalurkan energi itu ke Cincin Kunci Kosmis Liandra, dan dari sana, ke Pedang Abadi yang berkarat.

Saat energi menyentuh pedang itu, karatnya perlahan menghilang, memperlihatkan bilah kristal yang berkilauan.

2. Kedatangan Qian Yu

Di tengah ritual, alarm pertahanan Klan Pedang Abadi berbunyi nyaring.

Seorang kultivator bergegas masuk ke ruang ritual, wajahnya pucat. "Putri! Tetua! Ada serangan! Bukan Naga Hitam, bukan Umbul Sari Jember! Ini adalah... Qi yang sangat murni. Qi yang... putih!"

Tuanku dan Liandra saling pandang, membenarkan ramalan Tuanku.

"Dia datang," kata Tuanku, segera menghentikan ritual. Pedang Abadi itu baru terisi sebagian.

Mereka bergegas keluar. Di gerbang utama, pertarungan telah terjadi.

Di sana, berdiri seorang pria muda, berpenampilan rapi, dengan jubah putih bersih yang elegan. Wajahnya tampan, tetapi matanya dingin dan kosong. Ia dikelilingi oleh aura putih murni yang sangat menenangkan tetapi mematikan.

Para penjaga Klan Pedang Abadi yang mencoba menyerangnya ambruk, bukan karena luka, melainkan karena Qi mereka tiba-tiba menjadi lamban dan berhenti berfungsi.

"Qi Putih Murni... Qi Pencerahan," bisik Liandra, ngeri. "Dia adalah Qian Yu—Pendiri Klan Awan Putih yang seharusnya mati seribu tahun lalu! Dia mencapai pencerahan dan menghilang!"

Qian Yu, Pendiri yang melegenda, tidak mati—ia kembali.

Qian Yu mengarahkan pandangannya ke Tuanku, yang baru tiba. Matanya bersinar.

"Kau adalah pewaris Kutukan Jiwa. Aku mencarimu, Tuanku," suara Qian Yu tenang, tetapi mengandung kekuatan kosmis.

"Aku bukan lagi pewaris kutukan. Aku adalah penyeimbang," balas Tuanku, Tongkat Kayu Lin Kai di tangannya.

Qian Yu tersenyum tipis, senyum yang tanpa emosi. "Keseimbangan adalah ilusi. Kekuasaan sejati adalah kemurnian. Klanmu, Klan Tuanku, harus dihancurkan seribu tahun lalu karena mencoba mencampurkan Qi kotor dengan Qi Kosmis. Kalian mencemarkan tata ruang."

3. Pertempuran Keseimbangan Melawan Kemurnian

Qian Yu bergerak. Ia tidak menyerang dengan teknik Qi, melainkan dengan tekanan murni.

"Lutut," perintah Qian Yu, Qi Putihnya memancar ke Tuanku.

Tekanan Qi itu begitu besar sehingga Tuanku merasa Tulang dan jiwanya ingin tunduk. Ia merasakan kemurnian Qi itu mencoba membersihkan Qi Yin Mutlak di dadanya, yang berarti menghancurkan dirinya.

"Jangan biarkan dia membersihkanmu, Sati!" teriak Fatimah.

Tuanku mengeluarkan semua Qi Yin Mutlaknya, menyalurkannya melalui Tongkat Lin Kai. Jin, si kucing oranye, melompat dan mulai menggesekkan tubuhnya ke batu giok di dada Tuanku, mengalirkan Qi Yang dengan putus asa.

Perisai Qi Yin Mutlak dan Qi Yang terbentuk di sekitar Tuanku—perisai abu-abu yang berputar.

Dua kekuatan bertabrakan: Qi Putih Qian Yu (Kemurnian) melawan Qi Abu-abu Tuanku (Keseimbangan).

BUM!

Tuanku terdorong mundur, tetapi ia tidak hancur. Qi Qian Yu tidak bisa menembus keseimbangan Yin-Yang Mutlak.

"Menarik," kata Qian Yu, sedikit terkejut. "Kutukan Jiwa dan Qi Yang yang menyedihkan. Kalian menciptakan energi yang menghapus hukum alam."

"Kami menciptakan energi yang menghentikan keangkuhanmu!" balas Tuanku.

Liandra, yang memegang Pedang Abadi yang baru setengah terisi, berteriak, "Fatimah! Kita harus mengalihkan perhatiannya! Sati, ambil Pedang Abadi!"

Liandra dan Fatimah, meskipun kekuatan mereka tidak sebanding, segera menyerang Qian Yu. Liandra menggunakan teknik pedang klannya, menciptakan badai bilah Qi. Fatimah menggunakan mantra spiritual, menciptakan ilusi visual.

Qian Yu hanya menghela napas. "Permainan anak-anak."

Ia melambaikan tangannya. Qi Putih Murni itu menyerap semua Qi Serangan mereka, mengubahnya menjadi udara kosong. Liandra dan Fatimah jatuh, kelelahan.

4. Jurus Kosmis Terakhir

Qian Yu melangkah maju, mengabaikan mereka, dan mengulurkan tangan ke arah Tuanku. "Aku akan mengambil Batu Giok itu dan menggunakannya untuk menstabilkan dominasi Qi Putih Murni-ku di alam ini."

Tuanku tahu, Tongkat Lin Kai tidak cukup. Ia harus menggunakan Jurus Terakhir yang sesungguhnya.

Ia melihat Pedang Abadi yang baru setengah terisi. Bilahnya memancarkan cahaya kristal yang samar.

Kunci sejati.

Tuanku berlari, bukan ke Qian Yu, tetapi ke Pedang Abadi. Ia mencabut pedang itu dari podiumnya, merasakan energi kosmis yang mentah dan belum stabil di bilahnya.

Ia mengarahkan Pedang Abadi ke dadanya sendiri. Ia menutup mata.

"Pedang Abadi, aku menyalurkan Kutukan Jiwa ke dalam dirimu. Jadilah penyeimbang kosmis!"

Tuanku menusuk pelan dirinya, tepat di samping Batu Giok. Qi Yin Mutlak yang terkandung di Batu Giok itu segera tersalurkan melalui luka itu ke Pedang Abadi.

Cahaya Pedang Abadi meledak. Karatnya telah benar-benar lenyap. Bilahnya kini memancarkan cahaya abu-abu keperakan—sebuah campuran Qi Yin Mutlak Tuanku dan energi kosmis dari Cincin Kunci Liandra.

5. Penyeimbang Kosmis

"Bodoh!" teriak Qian Yu. "Kau melukai dirimu sendiri! Kau telah menyerahkan Qi-mu!"

"Aku menyerahkan kutukanku, Qian Yu!" balas Tuanku. "Pedang Abadi ini adalah keseimbangan yang sempurna antara Yin Mutlak dan energi kosmis. Ia bukan untuk membunuhmu, tetapi untuk mengunci kemurnianmu!"

Tuanku mengayunkan Pedang Abadi ke udara. Ia tidak menggunakan teknik pedang, ia hanya menyalurkan Qi.

Pedang itu menciptakan sebuah celah hitam yang bukan disebabkan oleh ruang hampa, melainkan oleh ketidak murnian. Celah itu, yang menampung Qi Yin Mutlak murni, langsung menarik Qi Putih Murni Qian Yu.

Qian Yu, yang Qi-nya sangat murni dan ringan, tertarik secara paksa ke dalam celah hitam itu.

"Tidak! Aku adalah kemurnian! Aku tidak bisa dikunci oleh ketidak murnian!" teriak Qian Yu, panik.

"Kemurnian tanpa keseimbangan adalah keangkuhan!" teriak Tuanku. "Inilah Jurus Terakhir Tuanku: Keseimbangan Kosmis!"

Qian Yu, dengan semua Qi Putih Murni-nya, tersedot ke dalam celah hitam yang dibuat oleh Pedang Abadi, dan celah itu menutup.

Klan Pedang Abadi kembali hening. Tuanku, bersandar pada pedang kristal yang kini berlumuran darahnya, jatuh berlutut.

"Berakhir?" tanya Liandra, terengah-engah.

"Tidak," jawab Tuanku. "Pedang Abadi hanya menguncinya. Dia akan kembali. Tapi kita punya waktu. Kita telah memenangkan jeda yang dibutuhkan oleh dunia ini."

Tuanku melihat Fatimah. "Fatimah, kita harus menyembunyikan pedang ini dan menyembuhkan Liandra. Ini belum berakhir. Perjalanan baru saja dimulai."

— AKHIR BAB 12 —

1
checangel_
الأحد
Tak ada lagi kata terucap 👍🙏
Salsabila Aini
Pangeran Sultan Sati mengabaikan ancaman, fokus pada Batu Giok Putih yang Dingin. Deskripsi energi batu itu—"energi purba... bukan Qi, bukan spiritual"—adalah plot device yang sangat kuat. Ini mengindikasikan bahwa tindakan bodoh di mata musuh sebenarnya adalah taruhan terakhir Pangeran Sultan Sati untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui sistem kultivasi biasa, yang berpotensi membalikkan keadaan.
◇HARJUANTO◇: Fokus pada Giok Dingin! Musuh meremehkan, tapi mereka tidak tahu 'taruhan terakhir' ini akan membalikkan segalanya. 💥
total 3 replies
Salsabila Aini
Jendral Zhuo melihat tindakan Pangeran Sultan Sati (mengangkat batu giok) sebagai "keputusan yang bodoh," tetapi ia dan para kultivatornya justru menikmati momen tersebut sebagai penutup sejarah yang sempurna. Ini menunjukkan adanya konflik kekuasaan yang berdarah dan rasa dendam yang puas.
Salsabila Aini
(Lembah Siluman yang biasanya hening) berlawanan dengan situasi (ketegangan mematikan), menandakan bahwa sebuah peristiwa besar yang mengubah keadaan sedang terjadi.
arex²
Jenderal Zhuo tahu jurus itu palsu karena 'Kami sudah mengambilnya tujuh tahun lalu.' Pertanyaannya, selama 7 tahun itu, apakah dia sempat mencoba jurus ini di salah satu anak buahnya? 🧐 Dasar Jenderal penuh eksperimen!
arex²
Kutukan Jiwa: Memberimu kekuatan tak tertandingi... selama tiga menit. Ini jurus yang cocok banget buat orang yang dikejar deadline atau buru-buru ke toilet. Cepet, kuat, habis itu modar. 😂
Berkah Langit
Pangeran Sultan Sati tidak menjawab Jenderal Zhuo. Keheningan-nya itu menunjukkan apa? Apakah dia tahu Jurus Terakhir itu palsu, ataukah dia sedang menghitung risiko meledak setelah tiga menit?
Berkah Langit
Kalau roh leluhur yang memaksa jurus masuk ke tubuh, itu artinya para leluhur Pangeran juga ingin dia menang, meskipun konsekuensinya kematian. Sebuah pengorbanan yang menyayat hati. 💔
Berkah Langit
Konsep 'Jurus itu tidak tertulis di kertas' tapi tersimpan di batu giok Relik Jiwa sungguh filosofis. Apakah ini metafora bahwa kekuatan sejati berasal dari warisan/jiwa leluhur, bukan dari pembelajaran biasa?
Salsabila Aini
Tiga menit kekuatan tak tertandingi... lalu meledak menjadi ketiadaan. Sumpah, ini plot twist paling mahal! Apakah ada cara Pangeran Sultan Sati bisa 'mematikan' jurus itu di detik ke-179? Harus ada!
Salsabila Aini
Jenderal Zhuo ini level jahatnya sudah di tahap mana ya? Setelah mengambil Gulungan (palsu), dia membiarkan Pangeran memegang batu giok yang isinya Kutukan Jiwa. Ini rencana pembunuhan paling cerdas dan paling sadis!
Salsabila Aini
Jurus Terakhir 'Kutukan Jiwa' yang tersimpan di Relik Jiwa? Konsep yang sangat keren! Ini jauh lebih brutal daripada sekadar jurus di kertas. Jadi, kekuatan Pangeran Sultan Sati sebanding dengan bom waktu tiga menit?
checangel_
Tapi membuat marah seseorang itu tak baik lah /Shy//Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Tepat sekali! Humor untuk membangun, bukan menjatuhkan. 👍
total 1 replies
checangel_
Ujung dunia dimana ya?🤔/Facepalm/
checangel_: @Salsabila Aini , ..... Alright, cukup reader ini mengerti saja dan jangan terlalu diambil hati, takutnya nanti ujung dunia itu menjadi sebuah teka-teki 🤧, usai sudah topik ini teruntuk Dua Kakak yang selalu reader ini nanti 😄, sudah ya jangan dilanjutkan lagi, cukup diresapi dan menjauh pergi karena ini adalah perdebatan yang tak boleh terjadi /Sob//Pray/

Terima kasih penjelasan ujung dunianya, sekian dan dimengerti 🤝
total 6 replies
checangel_
😂😂Candaanmu loh Fat /Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Fatimah memang pemecah ketegangan terbaik! 🤣
total 1 replies
arex²
Kalau jurusnya sekuat itu, pantes bentengnya diserbu rame-rame. Musuhnya nggak mau duel 1 lawan 1 kayak di film.
arex²
Bulan darah, klan-klan besar, teknik pamungkas… berasa baca resep kehancuran maksimal.
arex²
Sembilan lapisan langit dibelah… tapi hati gebetan tetap tidak bisa dibuka. Sad.
arex²
Klan lain bukan musuhan, tapi takut… berarti ini versi fantasi dari ‘lawan yang takut comeback mantan.
arex²
Cerita ini level tegangnya 90%, tapi nama ‘Jurus Pamungkas Tuanku’ bikin aku senyum 10%.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!