NovelToon NovelToon
Hidden

Hidden

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Kontras Takdir
Popularitas:928
Nilai: 5
Nama Author: иⱥиⱥツ

Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.

Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(3) - Malam yang Panjang

Wanita bermanik mata amber itu muncul di dalam kepingan mimpi Frac kecil. Dia mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang. Dia juga menyenandungkan sebuah lagu yang terasa begitu asing, sekaligus begitu hangat.

Seorang pria berambut putih dan berkulit pucat mendekati pemilik manik mata amber. Dia mengecup keningnya, kemudian beralih ke pipi, kemudian turun ke perut buncit si wanita yang tengah hamil.

Mereka tampak seperti sedang membicarakan satu hal, bisa jadi penting, akan tetapi Frac kecil tidak dapat mendengarnya dengan jelas.

Saat pria berambut putih itu ingin pergi, wanita pemilik manik mata amber menahannya dan tampak seperti sedang memohon. Namun, permohonannya itu sepertinya ditolak oleh lawan bicaranya.

Saat itu juga, Frac kecil terbangun dari tidurnya.

🌙 🍁 🌙 🍁 🌙 🍁 🌙 🍁 🌙 🍁

Frac sendiri juga tidak tahu apakah dia manusia atau Iblis. Dia diam, ingin Raya menyimpulkan sendiri tentang apa yang dilihatnya.

Raya hanya dapat termenung. Dia ingin menyentuh kulit Frac, tapi terlalu takut untuk melakukannya. Itu akan sangat tidak menghormati, menurutnya.

"Jika kau ingin menyentuhnya, silahkan. Tapi, jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu kepadamu," ucap Frac, seolah-olah dia dapat mendengar keinginan hati Raya. "Aku tidak mau bertanggungjawab atas sesuatu yang tidak aku inginkan."

Raya mengerti. Dia mengulurkan tangannya perlahan. Saat ujung jemarinya menyentuh kulit Frac, tidak ada apapun yang terjadi. Telinganya yang panjang naik. Oh, begini sensasi ketika menyentuh kulit Iblis. Aku mengira kalau menyentuhnya seseorang akan terbakar, batinnya cekikikan.

Raya menarik kembali tangannya sesaat setelahnya. Dia tak lagi penasaran tentang Iblis. Menurutnya, Frac sebagai Iblis memiliki emosi yang cukup stabil dan terkendali. Biasanya, para Iblis akan menuruti keinginannya yang paling dalam dan yang paling gelap, tapi Frac tidak terlihat melakukannya. Mungkin pemuda itu juga sedang berusaha melawan sisi tergelapnya.

Frac merasa ada sesuatu yang memanggilnya ketika jemari Raya menyentuh kulitnya. Dia merasa seperti seseorang yang sedang terobsesi dengan orang lain. Perasaan itu menjalar dari denyut nadinya, mengalir di dalam pembuluh darahnya dengan deras. Dia merasa bahwa dirinya sudah gila.

Frac menahan napas. Dia bisa merasakan bekas sentuhan Raya yang lembut dan ringan. Dan, bekas sentuhan itu seolah dapat menenangkan badai batin yang selama ini dia sembunyikan di balik jiwanya yang rapuh. Bekas sentuhan itu justru membuatnya porak-poranda, seperti kehilangan akal sehatnya.

Frac merasa banyak sekali perasaan yang tidak dapat dia jelaskan. Rasa asing, rasa yang mendesaknya layaknya banjir yang menabrak tembok bendungan rapuh, seperti yang selama ini dia bangun untuk menjaga jarak dari dunia, terutama Rosario.

Raya menatap Frac dengan tatapan teduh. Dia seolah mengetahui berapa banyak luka yang telah disimpan oleh Frac selama ini, seolah memahami seberapa banyak retakan yang ada di dalam diri Frac. Namun, dia tidak berkata apa-apa. Dia hanya diam, memperhatikan setiap helaan napas yang dilakukan oleh Frac, juga detak jantungnya sendiri. Dia paham akan satu hal: Kadang sunyi membawa jawaban yang engkau inginkan.

Petir lagi-lagi menyambar, gemuruh pun kembali terdengar. Telinga panjang Elf milik Raya bergerak seperti seekor kelinci, dia mendengar sesuatu dari kejauhan: langkah kaki yang banyak dan berat.

"Apakah kamu mengerti bahasa isyarat?" tanya Raya.

"Hah?" Frac tampak bingung dengan pertanyaan Raya. Dia tidak mengerti kenapa Raya menanyakan hal absurd seperti itu.

"Di dalam sana, terdengar banyak sekali langkah kaki orang. Mungkin mereka disuruh oleh Rosario untuk menangkapmu," kata Raya. "Aku tahu cara menghindari mereka, tapi aku membutuhkan bantuanmu. Karena aku dan kamu sama-sama memiliki urusan dengan Rosario, aku akan menawarkan bantuan kerjasama. Bagaimana menurutmu?"

Frac tersenyum dingin. "Kenapa aku harus mempercayai dirimu? Bisa jadi kau bekerjasama dengan mereka untuk memburuku."

"Logikamu sungguh tidak masuk akal. Aku sudah bilang kalau kami, para imigran Elf, diburu oleh Rosario. Musuh dari musuhmu adalah temanmu. Jika kamu tidak mempercayaiku, itu pilihanmu. Tapi, aku tidak ingin ditangkap di sini bersamamu. *Jaa!"

(*Jaa: Selamat tinggal)

Raya melempar balik jubah yang diberikan oleh Frac dan menebar bubuk perak berkilau ke dirinya sendiri. Dia kemudian berlari keluar dari shelter yang dibangunnya.

Frac tidak mengerti. Dia dapat melihat dengan jelas sosok Raya. Apa dia akan kabur secara terang-terangan seperti itu? batinnya.

"Dia tidak kabur secara terang-terangan. Kau telah menerima kegelapan yang ada di dalam dirimu, makanya kau dapat melihatnya setelah dia menabur Serbuk Star Elf. Jika kau adalah manusia biasa atau monster, kau tidak akan melihatnya sama sekali."

"Siapa kau?!" Frac terperangah. Dia seolah mendengar seseorang berbicara dari dalam kepalanya.

"Aku adalah kau. Kau adalah aku. Kita berdua adalah satu. Jika kau menerima diriku, aku akan memberimu kekuatan untuk melawan Rosario."

Tiba-tiba saja dunia di sekitar Frac meredup. Api unggun di shelter juga ikut meredup, direnggut oleh kabut hitam yang keluar dari tubuhnya sendiri. Dia merasa sesak. Sepersekian detik kemudian, dia merasa kalau tubuhnya bergerak sendiri, tapi dia masih sadar dan menyaksikan semuanya.

"Jika kau ingin membalaskan dendam kepada Rosario, jadilah kuat!"

Sosok Frac yang lain mengejar Raya.

Raya berlari ke sisi danau yang lain, menuruni lereng berlumut menggunakan papan kayu seperti sedang bermain seluncuran. Dia seolah sudah menghapal setiap jalur yang ada di dalam hutan tua itu. Di belakangnya, dia dapat mendengar seseorang mengejarnya dengan kecepatan yang mustahil untuk manusia biasa. Saat menoleh, dia bisa melihat Frac dengan kulit pucatnya yang terguyur hujan. Dia mendadak berhenti berlari.

Frac yang melihat Raya berhenti juga ikut berhenti. Dia hanya menatap lurus ke arah Gadis Elf itu, tanpa berkata ataupun bertanya.

"Kamu bisa melihatku?" tanya Raya. Dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari Frac. Aura di pemuda berubah menjadi lebih kelam, tapi tidak ada tanda bahaya. Tenang, sampai mungkin akan menghanyutkan.

Frac tersenyum. Itu memberikan jawaban tanpa berkata. Raya mengangguk mengerti, dia tidak harus ikut campur dalam konflik batin itu.

Frac yang terperangkap di dalam tubuhnya sendiri berteriak, "Lepaskan aku! Lepaskan!"

"Baiklah. Tapi, terimalah kekuatan sejatimu. Dengan begitu, kamu dapat melepaskan dirimu sendiri."

"Jika kamu ingin membalaskan dendam, jangan hanyut dalam proses konflik batin akan jati dirimu," kata Raya. Dia menatap lurus ke dalam mata ruby yang memerangkap Frac di dalam tubuhnya. "Jati diri tidak seburuk itu."

"Sayang sekali, Nona. Kau tidak akan bisa mengubah pemikirannya. Dia masih terlalu naif," kata sosok Frac yang ada di hadapan Raya. "Seberapa berusaha pun kau mengatakan hal itu kepadanya, dia hanya akan menyangkalnya."

"Dia hanya tidak dapat melihat dari sudut pandang yang lebih luas dan lebih dewasa. Kau sebagai bagian dari dirinya seharusnya membantunya mewujudkannya," balas Raya.

Frac lain tertawa, kemudian mendengus, "Lucu sekali. Jika dia tidak bisa melakukannya, maka aku akan melakukannya sendiri. Ini tidak sulit bagiku. Tanpa bantuanmu pun, aku bisa melakukannya sendiri."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!