Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Tari
Zayyan mengepal! Andai tidak mengingat bahwa mereka berada ditempat umum, mungkin hari ini Prasetya sudah tidak bisa berjalan dengan baik karenanya
Prasetya meninggalkan restoran dengan perasaan menang, dirinya merasa jika pria bernama Zayyan itu tidak akan menjadi penghalang lagi bagi rumah tangganya
Sesampainya di rumah, Prasetya melihat sang istri yang tengah berbaring di atas tempat tidur
"Gimana keadaan kamu?" Tanya Prasetya karena memang sang istri belum terlelap
"Lebih baik! Mas Pras dari mana?"
"Kantor"
"Kamu kenapa melakukan ini Tari?" Tanya Prasetya, matanya menangkap lebam pada sudut mata wanita itu
"Aku nggak tega liat mas dipukulin gitu!" Jawab Tari
"Tapi mas lebih nggak tega lagi ngeliat keadaan kamu seperti ini sayang!" Prasetya membelai lembut bagian wajah yang terluka membuat si pemilik meringis
"Apa masih sakit?" Tanya Prasetya khawatir
"Sedikit! Tapi udah nggak pa-pa kok"
"Ya udah kamu istirahat sekarang! Mas bersih-bersih dulu" Tari mengangguk tanda setuju
Setelah tiga hari beristirahat, Betari menjalani hidupnya seperti biasa. Melakukan pekerjaannya di toko bakery miliknya
Malam ini Prasetya sedikit terlambat menjemput, alhasil wanita itu harus menunggu
"Zayyan?" Tengah asyik menanti kedatangan sang suami, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepannya
"Kamu mau apa lagi Zayyan?" Betari benar-benar tidak sanggup lagi jika harus berurusan dengan pria seperti Zayyan yang keras kepala
"Tari, aku ingin mengajak kamu ikut bersamaku! Tinggalkan suamimu yang tidak setia itu!" Zayyan menggenggam tangan wanita dihadapannya berharap wanita itu mau
"Aku nggak ngerti sama jalan pikiran kamu Zayyan? Bagaimana bisa kamu ingin memisahkan seorang istri dari suaminya?" Tari segera menepis tangan pria itu
"Dengar aku Tari! Prasetya tidak sebaik yang kamu kira! Dia hanya laki-laki bajingan yang menduakan istrinya!"
"Berhenti bicara buruk tentang suamiku! Kamu bahkan tidak bisa membuktikan apapun!" Tari mengatakan itu sambil sedikit berteriak
"Aku punya buktinya! Tapi suami kamu menghancurkannya. Kalau memang tidak ada apa-apa, lalu kenapa Prasetya ketakutan hingga menghancurkan ponsel milikku?" Ujar Zayyan menatap lekat manik indah milik Betari
Ucapan itu seketika membuat Tari terdiam, apa benar suaminya memiliki wanita lain? Apa cinta yang selama ini miliknya telah terbagi?
"Enggak... Kamu bohong! Semua itu nggak mungkin!" Betari menggeleng, menutup telinganya dengan kedua telapak tangan membuat Zayyan mendekat lalu menyentuh tangan itu
"Brengseek!" Prasetya datang dan menarik kerah baju yang pria itu kenakan "Kamu masih berani mendekati istri saya!"
"Saya sudah katakan. Kalau kamu tidak layak bersama wanita sebaik Tari!" Zayyan dengan mudah menepis tangan Prasetya dari kerah bajunya
"Kamu nggak pa-pa Tari?" Zayyan kembali mendekat kearah wanita yang tengah berdiri mematung itu
"Pergi dari sini Zayyan!" Ucap Tari pada akhirnya
"Aku nggak mau! Kamu hanya dibutakan oleh cinta Tari, buka mata kamu sebentar saja! Dan lihat bagaimana penghianatan yang dilakukan suami kamu ini terhadap kamu!" Zayyan kembali meraih tangan itu namun segera ditepis oleh wanita itu
"Aku mencintai suamiku! Aku bersamanya selama empat tahun dan semuanya baik-baik saja sebelum kamu datang!" Ujar Betari dengan penuh kemarahan. Matanya menatap tajam kearah Zayyan yang juga menatapnya
"Sampai hari ini aku pikir kita masih teman Zayyan. Tapi kamu datang dan mengajakku pergi dan meninggalkan suamiku!" Betari menyeka sudut matanya yang mengeluarkan cairan bening yang sejak tadi tertahan
"Aku mencintai kamu! Dan.."
Plak
Ucapan pria itu terhenti ketika satu tamparan mendarat di pipinya menyisakan rasa perih pada tempat dimana telapak tangan wanita itu berada
"Kamu menyatakan cinta pada seorang wanita beristri Zayyan!" Ucap Tari dengan napas memburu, amarahnya meluap mendengar ucapan pria dihadapannya
"Lalu apa masalahnya? Ketika suami kamu tidak bisa mencintai kamu lagi, apa salah jika ada orang lain yang ingin membahagiakan kamu!" Keduanya berdebat tanpa memperdulikan adanya Prasetya disana
"Apa kamu sungguh mencintai aku?" Tanya Betari
"Iya" Jawab Zayyan tanpa keraguan
"Kalau begitu pergi dari hadapanku dan jangan pernah muncul lagi di hidupku! kita hanya dua orang asing yang tidak saling mengenal. Untuk segala kebaikan kamu selama ini aku ucapkan terima kasih Zayyan! Tapi kumohon pergilah!" Ujar Betari. Ini adalah yang terbaik bagi semuanya. Bagi rumah tangganya dan sang suami dan bagi Zayyan tentunya
Pria ini baik, tentu akan ada banyak wanita yang bersedia menjadi pendampingnya. Jika membuatnya terus mengharapkan cinta dari Betari yang jelas memiliki suami tentu akan membuat hidup Zayyan dalam masalah dan Tari tidak ingin itu terjadi
"Kamu memintaku pergi?" Tanya Zayyan
"Apa kamu tidak dengar? Pergilah!" Prasetya berdiri ditengah antara Zayyan dan Betari
"Saya tidak sedang bicara dengan kamu! Minggir!" Zayyan mendorong tubuh Prasetya hingga bergeser ke samping
"Jawab aku Tari!"
"Iya! Aku akan sangat berterima kasih jika kamu mau pergi dan menghilang dari kehidupanku untuk selamanya!" Cairan bening itu kembali membasahi pipinya "Kumohon Zayyan! Demi aku!"
"Baiklah! Cintaku mengharuskan aku menjauhimu Tari" Prasetya tersenyum penuh kemenangan mendengar ucapan Zayyan
"Kumohon jaga dirimu! Kamu harus tau bahwa akan ada seseorang yang akan terus mencintai kamu!" Zayyan mengatakan itu lalu masuk kedalam mobil mewah miliknya dan berlalu dari hadapan sepasang suami istri itu
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Prasetya
Tari mengangguk sebagai jawaban jika dirinya baik, ada rasa lega karena sudah membuat semuanya baik. Entah perselingkuhan Prasetya benar atau tidak, ia akan mengurusnya nanti yang jelas Zayyan harus bisa menjalani kehidupannya diluar sana tanpa memikirkan tentang dirinya lagi
"Kita pulang!" Prasetya membuka pintu mobil untuk sang istri lalu melajukan mobilnya setelah dirinya berada dibalik kemudi
"Halo Jefan!"
"Ya" Jawab Jefan saat telepon tersambung
"Siapkan keberangkatan gue malam ini juga!"
"Sekarang? Bukannya kemarin lo nolak buat pergi?" Tanya Jefan yang bingung dengan keinginan sahabatnya yang berubah-ubah
"Nggak usah banyak nanya! Lo siapin keberangkatan gue malam ini juga!" Tegas Zayyan
"Oke"
"Gue titip semua yang ada disini sama lo! Tolong jaga mama buat gue untuk sementara!" Zayyan menepuk pundak sahabatnya itu
"Ada apa Zayyan?" Jefan tahu jika ini bukanlah Zayyan yang biasanya
"Nggak ada! Gue pergi!" Zayyan benar-benar pergi, menjauh dari semuanya. Permintaan Tari adalah perintah baginya
"Aku harap kamu bisa bertahan saat semuanya terungkap! Aku mencintai sangat mencintai kamu Tari!" Zayyan memejamkan matanya, perjalanan ini memberinya luka namun harus tetap ia lakukan, semua demi wanita yang dicintainya
"Apa Tari mengatakan sesuatu? Zayyan memang lemah jika bicara tentang cinta. Semula Freya lalu Tari" Jefan menghela napas panjang membayangkan bagaimana perasaan Zayyan saat ini
"Sungguh malang" Jefan melangkah keluar dari bandara saat pesawat yang membawa sahabatnya telah mengudara
lanjut lagi
ada apa nak ?
Weh kata dah lama ga ketemu bukanya bilang aku bahagia kamu pulang ke rumah anaku lah malah tanya begono