Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Sudah satu jam sejak Ganes melambaikan tangan ke Lala, karena Lala sudah mendapatkan jemputannya. Ganes sudah bolak balik duduk berdiri di halte depan sekolah. Mang Iwan tidak pernah terlambat menjemputnya. Tidak mungkin Dia melupakan tugas wajibnya setiap sore hari kan?
Meninggalkan Ganes yang sedang kesal karena jemputannya tidak kunjung datang, Sanjaya yang menjadi penyebab Mang Iwan tidak menjemput, saat ini sedang merapihkan barang - barangnya. Dia sengaja pulang paling terakhir. Guru itu pun segera menuju parkiran, setelah memastikan ruangan guru sudah terkunci.
Sanjaya keluar dari gerbang, dan melihat Ganes yang duduk di halte, dengan muka yang cemberut.
Tin tin !!
Sanjaya membunyikan klakson motornya, membuat Ganes yang sedang melamun langsung menoleh ke sumber suara.
"Naiklah ! ". Perintah Sanjaya. Karena Ganes tidak bergerak sama sekali, saat Dia membunyikan klakson nya.
Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikan, Ganes akhirnya memilih naik ke motor Sanjaya. Daripada menunggu Mang Iwan yang entah kapan akan datang. Lagi pula, Sanjaya tadi menawarkan diri mengantarnya kan?
"Motor kok susah banget dinaikin sih ! ". Gerutu Ganes, saat hendak naik ke boncengan.
Sanjaya hanya tersenyum. Setelah memastikan Ganes naik dan memposisikan diri dengan nyaman, Sanjaya mulai melajukan motornya.
Setelah jauh dari area sekolah, Sanjaya meraih tangan Ganes yang hanya memegang pinggangnya, untuk berpegangan lebih erat.
"Kok ini bukan ke arah rumah ku, Pak !". Teriak Ganes di dekat telinga Sanjaya yang tertutup helm.
Ganes yang baru menyadari jika jalan yang diambil oleh Sanjaya, bukan jalan yang biasa dilaluinya.
Tidak ada jawaban dari depan. Tetapi Ganes yakin Sanjaya mendengarnya. Akhirnya Gadis itu memutuskan mencubit perut Lelaki itu, karena kesal.
Awhh ! Sanjaya berjengit, karena perutnya sakit akibat cubitan Ganes. Tak mau kalah, Dia pun melakukan yang sama. Mencubit tangan Ganes. Hal itu membuat Ganes menepuk kencang pundak Guru yang sedang memboncengkannya.
Sanjaya tertawa, dari balik helm nya.
Sanjaya menepikan motor nya ke sebuah butik. Sore ini Dia ingin mengajak Ganes jalan - jalan. Jika menggunakan seragam, pasti anak itu akan protes. Dirinya juga perlu berganti baju, biar serasi, tidak seperti mau kondangan. Karena hari ini Dia memakai batik.
"Kita beli baju dulu, biar tidak seperti Guru yang ngajak muridnya bolos ! ". Ucap Sanjaya begitu Ganes sudah turun dari motornya.
"Katanya mau mengantar pulang? Kok malah ke sini sih Pak? Nanti Ayah marah.. Saya belum bilang ke....". Belum Ganes selesai, Sanjaya sudah menutup mulut Gadis itu dengan telunjuknya. Bisa panjang jika dibiarkan mengoceh.
"Saya sudah izin ke Ayah, mengajak Kamu jalan ! ".
Sanjaya menggandeng tangan Ganes, agar Gadis itu mengikutinya masuk ke Butik.
"Jadi Aku nggak dijemput karena Bapak? ". Tanya Ganes, dengan nada suara kesal. Ganes berhenti berjalan, karena ingin memastikan. Dan senyuman dari Sanjaya membuat berkali lipat kesalnya Ganes. Karena itu berarti Sanjaya lah yang membuatnya tidak dijemput.
Kenapa tidak memberitahu?
Diapun melepaskan tautan tangan Sanjaya dengan kasar. Malas digandeng begitu.
"Masih mau marah - marah? Ada banyak yang sedang memperhatikan. ". Tanya Sanjaya lembut, sambil menatap mata kekasihnya yang memerah karena menahan marah.
Ucapan Sanjaya, otomatis membuat Ganes memperhatikan sekitarnya. Benar saja, Dia menjadi pusat perhatian, karena sedang ada beberapa pengunjung di butik itu.
Sanjaya menggandeng tangan Ganes lagi, mengajak Gadis itu memilih pakaian yang dirasanya nyaman untuk pergi jalan - jalan sore ini.
"Saya boleh ambil selain yang untuk dipakai nanti? Hehehe". Ganes mendekati Sanjaya, dan berbisik. Mood Gadis itu sudah membaik, saat mata dan tangannya mulai memilah pakaian. Anggukan dari Sanjaya membuat Ganes senang bukan main.
'Baiklah, Kita buktikan kalau si Bapak memang punya duit. Hehee'. Usil Ganes.
Sanjaya akan menjadi orang pertama selain Kedua Orang Tuanya, yang membelikannya baju.
"Ini cocok untuk mu ! ". Ucap Sanjaya sambil menunjukkan sebuah dress motif bebungaan. Sanjaya membayangkan Ganes yang petakilan, memakai dress itu. Lucu sepertinya.
"Nggak malah kelihatan aneh?". Tanya Ganes, Tetapi Dia mengambil dress itu, dan mendekati cermin besar yang memang tersedia di setiap sudut butik.
"Bapak yang bayar kan? ". Tanya Ganes memastikan. Dia tidak membawa uang. Dia meminta baju lain, tetapi bukan dress ini. Setelah mematut di cermin, sepertinya memang cocok.
"Tentu Saja ! Kamu beli baju satu toko pun, Saya yang bayar. Uang Saya masih cukup Ganes ! Jangan meremehkan dompet Saya ! ". Sanjaya langsung mencubit Pipi Ganes.
Dia yang mengajak ke butik, tentu saja Dia yang akan membayar.
"Oke lah ! ". Ucap Ganes kemudian, tanpa beban.
Akhirnya, belanja yang seharusnya memakan waktu tidak lebih dari lima belas menit itu, berakhir dalam satu jam. Yah.. Sanjaya harus bersabar, menunggu Ganes yang mengelilingi semua baju yang dipajang, dan mematut bajunya di cermin. Begitu terus sampai selesai semua pakaian.
Mereka sudah berganti baju, seragam sudah ikut masuk ke paperbag belanjaan Ganes. Hasil dari berkeliling selama sejam itu, Ganes memilih tiga stel pakaian ditambah dress bebungaan pilihan Sanjaya dan baju yang sedang dipakai, jadi total ada lima pakaian yang Ganes bawa pulang.
'Lihatlah, Wajahnya Puas begitu, sejam keliling pilah pilih ! '. Batin Sanjaya sambil menatap Ganes yang sudah berdiri menunggunya selesai membayar.
Sebuah baju berwarna peach, dan celana jeans yang dipilih Ganes untuk digunakan jalan dengan pacar. Cieee...
Sedangkan Sanjaya memilih memakai jeans berwarna senada dengan jeans Ganes, dan sebuah kaos putih polos. Sanjaya sudah mengecek penampilannya, dan sangat pas untuk bergandengan dengan Ganes, yang terlihat imut - imut itu. Walaupun selalu membuat kesal. Catat itu ! Hehee..
"Pakailah ..! ". Sanjaya memberikan sebuah masker dan topi berwarna merah muda ke Ganes. Ganes bingung. Untuk apa benda itu?
"Apakah sudah siap go public? ". Tanya Sanjaya dengan senyuman meledek. Dia yakin Ganes tidak akan mau go public. Padahal, Dia sangat siap, jika Ganes mau agar hubungan Mereka diketahui banyak orang. Terlepas dari kontroversi yang nanti nya akan muncul.
"Loh memang Bapak mau ngajak saya ke tempat ramai? ". Tanya Ganes. Dia akhirnya menerima masker dan topi itu.
"Memang Kamu mau nya ke tempat sepi? Tempat sepi tidak bagus untuk pasangan belum menikah. Paham Kamu? ".
Sanjaya yakin Ganes paham hal itu. Dia hanya ingin Ganes nyaman saat berdua dengan nya.
Setelah tidak ada lagi percakapan, Mereka akhirnya pergi dari area Butik, dan menuju tempat yang Sanjaya ingin kunjungi bersama Ganes sore ini.
Beberapa waktu kemudian, Mereka akhirnya sampai ke tempat yang dituju. Tulisan BUKIT BULAN*** terpampang jelas saat Mereka melewati area bagian depan. Tempat baru yang menawarkan pemandangan indah kerlap kerlip lampu dari ketinggian.
"Waah.. Kami berencana ke sini loh Pak besok pas liburan semester ! Kok Bapak tau sih? ". Ganes cukup antusias. Dia dan ke empat sahabatnya berencana ke tempat ini nanti. Review dari banyak orang mengatakan bahwa tempat ini sangat bagus.
"Iya kah? Baguslah Kamu ke sini duluan kan? ". Sanjaya sudah memarkirkan motornya dengan benar. Dia juga sempat bercermin. Masih tampan. Hehee,
"Saya mau foto dulu, Pak ! ".
Ganes segera memilih tempat yang bagus untuk diambil fotonya.
Tidak membawa benda untuk memfoto, Namun sudah minta di foto. Dasar Ganes !
Sanjaya hanya bisa menurut. Dia kemudian mengambil ponselnya, dan mulai memotret Ganes yang sudah berpose. Beberapa foto sudah Dia ambil. Seperti kebanyakan kaum Wanita, Ganes mengecek hasil jepretan Sanjaya, dan protes karena hasilnya tidak bagus. Padahal Sanjaya sudah sangat maksimal tadi. Akhirnya setelah tiga kali diprotes, ada juga foto yang bagus menurut Ganes.
"Bapak harus banyak latihan memfoto ya. Aku suka foto soalnya.. ". Ucap Ganes.
Dia kembali memakai masker dan topi, setelah tadi saat berpose, Dia melepasnya.
"Kamu nggak mau foto sama Saya? ". Tanya Sanjaya.
"Ha? ". Alis Ganes bertaut.
.
.
.
Bersambung 😚
***BUKIT BULAN, terinspirasi dari BUKIT BINTANG di jogja. Hehhee, Nama tempat yang hanya untuk kebutuhan Novel.