CEO yang dijodohkan oleh orang tuanya sewaktu kecil. tetapi CEO memiliki kekasih. akhirnya CEO membuat surat kontrak pernikahan selama enam bulan. Dan dia juga membuat surat cerai yang sudah dia tandatangani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Felicia Sonda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18. Menjemput istri
Karena acara cuci piring sudah selesai, mereka melanjutkan dengan membuat kue brownis. Keseruan mama dan anak membuat isi dapur begitu gaduh.
"Sedang apa kalian. Seperti pasar saja papa dengar."
"Hehe iya pa. Mama sama Sara lagi mempersiapkan bumbu bumbu kue pa. kami akan membuat kue brownis." Kata Sara.
"Papa duduk santai saja, tunggu kue buatan kami" kata mama nia
"Iya nyonya"
"Hahaha" Sara dan mama nia bersamaan tertawa melihat papa dika.
Dengan semangat empat lima, Sara dan mama nia kini telah selesai membuat kuenya. Tak butuh waktu lama mereka sudah membuat hidangan yang enak.
"Ma pa Sara naik ke kamar dulu ya"
"Iya nak" kata papa dika dan mama nia bersamaan
Sara naik ke kamarnya. Sara sudah lama tak mengunjungi kamarnya itu.
"Waaa saya kangen kasur ini, kangen boneka ku."
Sara mengabadikan dirinya di dalam kamarnya dengan kamera hpnya. Dia menjadikan history di wanya dengan caption, rindu ruma terutama kamar ini.
Dan tak butuh waktu lama Sara ke tiduran di kamarnya.
*****
"Sayang foto yuk di sana" kata sintia menarik dimas buat foto.
Dimas beberapa kali foto dengan sintia. Mereka mengabadikan kegiatan yang lumayan singkat itu di sebuah ho milik sintia.
"Sayang kita makan dulu di sana"
Dimas hanya mengikuti apa mau kekasihnya itu tanpa ada protes.
Ketika duduk menunggu makanan, Dimas memegang hpnya dan melihat lihat apa saja pesan masuk di wa. Dan tak sengaja dia melihat story dari istrinya.
"Dia kerumah orang tuanya ternyata." Batin dimas.
"Kamu lihat apa sayang" kata sintia yang melihat dimas sibuk dengan gawainya.
"Hanya ngecek apa ada kerjaan yang masuk"
"Oww. Ini makanannya sudah datang. Kamu makan dulu."
"Iya. Sudah makan kita kembali ke vila buat siap siap pulang ke jakarta ya. Ini sudah jam dua siang. Jangan sampai kita malam sampai nanti di jakarta." Kata Dimas
"Ya sudah."
"Jangan cemberut begitu sayang. Kapan kapan kita jalan lagi. Nanti saya minta libur di kantor untuk beberapa hari.
Dan tak butuh waktu lama, sintia dan dimas mulai berjalan menuju ke vila. Mereka akan pulang ke jakarta karena besok dimas akan bekerja lagi.
Setelah beberapa jam dan malam sudah menutupi langit, dimas dan sintia akhirnya tiba di jakarta.
"Sayang kamu tidak mau mampir dulu" kata Sintia ketika sudah sampai di apartemennya.
"Maaf sayang. Hari ini saya sangat lelah. Saya pulang dulu ya." Kata dimas sambil membelai rambut kekasihnya
"Bukan karena rindu istri kamu kan"
"Tidak sayang."
"Ya sudah. Hati hati di jalan"
Dimas mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya bersama bintang. Saat masuk suasana rumah masih sunyi ditandai lampu yang belum dinyalakan.
"Apa dia belum pulang ya" batin dimas
Dimas naik ke kamar Sara dan membukanya. Karena tak ada orang dimas pun turun dan keluar dari rumah dan menuju ke rumah mertuanya.
"Ra bangun ini sudah malam. Ayo mandi dulu dan turun makan malam. Kata mama nia yang membangunkan Sara di kamarnya.
"Ma ini sudah jam berapa?"
"Sudah jam tujuh. Ayo bangun. Apa kamu tidak pulang?"
"Sara pulang ma. Sara mandi dulu ma"
"Ya sudah mandi sana. Mama keluar dulu"
Sara mulai mandi dan mama nia turun ke bawah.
"Loh ada nak dimas" sapa mama nia
"Malam ma" sapa dimas sambil mencium tangan mama nia.
"Kamu dari tadi datangnya?"
"Dimas baru saja datang ma" kata papa dika
"Iya ma dimas baru saja tiba"
"Sara mana ma" kata papa dika
"Sara lagi mandi pa. Kamu kalau mau naik ke atas, naik saja." Kata mama nia
"Iya ma. Pa saya naik dulu."
Dimas naik ke kamar Sara. Saat dimas masuk belum ada tanda tanda Sara keluar dari kamar mandi. Dimas menunggu dengan rebahan di kasur Sara. Dan tak lama pintu kamar mandi terbuka. Sara hanya menggunakan handuk di lilit di badannya.
"Aaaa kamu kok ada di sini" kata Sara kaget melihat dimas yang dari tadi menatapnya
"Kenapa kalau saya disini. Saya ini suami kamu loh"
"Bukannya kamu pergi sama pacar kamu itu. Tapi kok bisa ada disini"
"Memang kenapa kalau saya ada dirumah istri saya. Memangnya tidak boleh."
"Diamlah. Kamu mau berpenampilan seperti itu terus" kata dimas menunjuk Sara yang tak sadar akan handuknya yang pendek.
"Dia begitu seksi. Kenapa saya merasakan lain saat melihat dia berpenampilan seperti itu" batin dimas
"Kamu jangan lihat lihat. Tutup mata kamu saya mau pakai pakaian dulu."
"Memangnya saya larang kamu. Kalau mau pakai ya pakai saja."
Sara buru buru mengambil bajunya di lemari dan masuk kembali kekamar mandi.
"Hehe dia itu lucu juga." Kata dimas yang melihat Sara berlari kembali masuk ke kamar mandi.
Dan tak lama bintang keluar lagi dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian.
" Kamu sudah lama datang?" Tanya Sara
"Tidak. Saya baru tiba"
"Kenapa kesini"
"Kamu kenapa tidak bilang mau ke rumah orang tua kamu. Kamu mau kalau nanti mereka curiga tentang kita"
"Saya hanya malas di rumah sendirian makanya saya kesini"
"Bersiaplah kita pulang"
"Kamu pulang duluan saja. Saya bawa mobil kok"
"Tidak. Mobil kamu biar tetap disini. Kamu pulang sama saya"
"Tapi kan besok saya mau pakai ke kantor"
"Besok kamu sama saya"
"Tidak mau"
"Tidak ada bantahan. Cepatlah saya turun dulu"
"Iii maunya menang sendiri. Lagian siapa juga suru dia kesini" kata Sara yang sudah di tinggalkan dimas menuju ke bawah.
Sara tetap memakai penampilan yang seperti biasa. Saat dirasa sudah selesai, Sara pun juga turun kebawah.
"Ni anak lama benar ya. Orang sudah pada nungguin mau makan juga" kata mama Nia
"Iya iya maaf."
"Ya sudah kalian makanlah sebelum pulang" kata papa Dika
"Ra ambilkan makanan buat suami kamu. Biasakan istri itu ambilkan buat suami dulu" kata mama Nia
"Iya ma." Sara mulai mengambilkan makanan buat Dimas
"Dimas kamu mau lauk apa" kata Sara
"Kamu harus sopan nak. Panggil dia mas. Dia itu suami kamu loh" kata papa Dika
"Iya pa."
"Maas kamu mau makan apa" kata Sara merasa kaku memanggil dia mas
"Makan ayam sama sayur kangkung tumis saja" kata Dimas yang menunjuk makanan yang dia mau. Sara pun mengambil apa yang di Maui Dimas.
"Ini"
"Terima kasih" kata Dimas saat piring yang berisi makanan sudah ada di depannya.
"Iya sama sama". Sara pun mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Dan mereka mulai makan dengan diam sampai makanan habis di piring masing masing .