NovelToon NovelToon
ASMARA CINTA DUA TITISAN GHAIB

ASMARA CINTA DUA TITISAN GHAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horror Thriller-Horror / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:73.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Dewi Ular Seosen 3

Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.

Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.

Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.

Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?

ikuti kisah selanjutnya.

Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua puluh

Dita menurunkan tubuh Feby yang dibantu oleh Galuh dan Pak Putro, lalu memasukkannya kedalam tenda.

Mereka membaringkan tubuh lemah tersebut, lalu Dita membuka ransel miliknya, dan mengeluarkan minyak kayu putih. Ia mengoleskan diujung hidung dan juga tubuh gadis tersebut, untuk memberikan reaksi agar gadis itu tersadar.

"Uhuuuuuk," Feby terbatuk, dan usaha Dita tak sia-sia. Akhirnya ia membuka mata dan mengamatai sekitarnya dengan kepalanya yang sangat sakit.

"Hah! Ia tersentak kaget saat menyadari dirinya berada didalam tenda, dan ia langsung menangis dengan suaranya yang sangat kencang.

"Tenanglah, katakan pada kami, apa yang terjadi?" tanya Dita dengan lembut. Ia tak ingin membuat Feby ketakutan.

"Sherly, Sherly," ucapnya hampir terdengar.

"°Iya, kenapa dengan Sherly?" Dita mengusap lengan Feby dengan lembut.

"A-aku tidak tahu, hanya suara-suara aneh yang terdengar mengerikan, semuanya tampak gelap, dan berada didalam goa," ucapnya dengan terbata. Kemudian ia kembali menangis dan bibirnya gemetar untuk menungkapkan apa yang malam tadi ia alami.

"Seperti apa wujudnya?" tanya Dita dengan rasa penasaran.

"Dia sangat besar. wajahnya jelek, tubuhnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang lumayan tebal. Kedua matanya merah menyala," Feby menggambarkan ciri dari makhluk tersebut.

Mereka saling pandang. Lalu tampak kegelisahan diwajah mereka.

"Kita harus cepat menemukan goa itu, dan berharap jika mereka masih dapat diselamatkan," ucap Angkasa dengan tak sabar. Ia memastikan jima letak goa itu tak jauh dari tempat Feby ditemukan saat subuh tadi.

"Ya, lebih cepat lebih baik," Dita menimpali.

"Pak Putro bawa yang lain turun, dan panggilkan pihak basarnas untuk menemukan kami, mungkin kami membutuhkan bantuan mereka," Angkasa menatap pria berjaket hitam tersebut.

"Baiklah, setelah Feby membaik,kami akan mulai turun, dan harap kalian jaga diri, kami akan mengirimkan bantuan, dan juga menghubungi Polisi juga," Putro mencoba meyakinkan Angkasa.

Saat ketegangan masih berlangsung, terlihat

Shaaa membawa tiga mangkuk mie, dan menyerahkannya pada Febby, Dita dan Angkasa. "Makanlah, kita butuh tenaga untuk menemukan pelakunya." gadis yang terbiasa rewel itu berubah menjadi dewasa.

Ketiganya meraih mangkuk tersebut, lalu menyantapnya, terutama Dita yang tampak lahap sebab sudah memanggul tubuh Feby dari dasar jurang.

Galuh memberikan teh hangat sebagai pelengkapnya.

Clara melirik Kavita yang sangat gelisah.

"Aku harus ikut," ucapnya dengan memaksa.

"Tidak, kamu ikut saya turun ke bawah, yang ada kamu akan membuat beban saja," sabut Putro.

"Aku ikut turun kebawah," Clara mengambil kesempatan angkat bicara. Ia tak ingin mengambil resiko atas kejadian ini.

"Tidak, kamu harus ikut mencari Novi!" tiba-tiba Kavita keceplosan.

Sontak semua yang ada didalam tenda menatapnya.

"Apa maksudmu?" Dita menghentikan suapannya, lalu meletakkan mangkuk tersebut ke tangan Shasha, ia seolah kehilangan selera makannya.

"Novi menghilang sejak sore semalam!" jawab Kavita sembari meluruhkan tubuhnya keatas tanah yang mana ia tadinya berada didepan tenda.

Tentu saja mereka yang ada disitu tersentak kaget. "A-apa? Mengapa kau tidak mengatakannya?" Angkasa terlihat berang. "Bukankah malam tadi aku sudah menanyakan hal itu?"

"Maafkan aku, maafkan aku." ia menangis tersedu. "Ku kira ia akan kembali, ternyata tidak. Sore itu kami sedang menemaninya buang air disana." ucapnya berbohong, sembari menunjuk ke arah utara tempat dimana mereka berniat untuk mencelakai Dita dan dua sahabatnya.

Namun yang terjadi, justru Novi menghilang tanpa jejak. "Ijinkan aku untuk ikut mencarinya, aku tidak akan tenang sebelum menemukannya," ucapnya dengan nada memohon.

"Itu artinya, kita telah kehilangan dua orang mahasiswi dan hal ini akan menambah daftar buruk dari universitas kita," Pak Putro sangat khawatir akan akreditasi kampus diturunkan.

"Jangan fikirkan tentang akreditasi, tapi fikirkan bagaimana kita menyelamatkan mereka," Angkasa beranjak dari tempatnya.

Dita mengekorinya, begitu juga dengan Shasa. "Aku ikut juga," ucap Shasa dengan yakin.

"Tidak Sha, kamu harus ikut turun, sebab ini sangat berbahaya, pulanglah dengan selamat, dan jangan lupa kirimkan bantuan," pinta Dita pada sahabatnya.

"Tapi aku pengen tau seperti apa wujud--," Dita memotong ucapan sahabatanya dengan meletakkan jemari tangannya dibibir sang sahabat. "Dengarkan aku, pulanglah dengan Pak Putro, dan janji untuk selamat," Dita menatap dengan binar pengharapan.

"Baiklah, tapi kamu janji pulang juga dengan selamat," gadis itu mendekap Dita dengan penuh kesedihan.

"Bawa ini, mungkin akan berguna untukmu," Shasa memberikan sebuah pisau lipat berwarna putih dengan ukiran bunga mawar pada gagangnya.

Dita memperhatikan benda tersebut, lalu menggenggamkannya kembali ke tangan Shasa. "Simpanlah, ini akan berguna untukmu."

Shasa menundukkan kepalanya. "Aku baru menemukan teman sepertimu aku tak ingin kehilanganmu," ucapnya dengan sangat lirih.

"Aku tau itu, dan kamu harus pulang demi aku," Dita terus memberikan pengertian kepada Shasa untuk mengerti keadaan saat ini.

Shasa akhirnya menganggukkan kepalanya, dan ia terlihat pasrah untuk keputusannya.

Ditempat lain, para peserta camp yang turun terlebih dahulu harus bergerak cepat untuk tiba dikaki bukit dan meminta bantuan untuk rekan mereka yang tertinggal diatas bukit.

Jalanan menurun membuat mereka harus berhati-hati, sebab membuat beberapa mahasiswa terguling dan menimbulkan cidera.

Jenifer yang ikut dalam rombongan pertama tampak kelelahan dan ia ingin duduk sebentar saja, namun para peserta lainnya terus saja berjalan tanpa istirahat sedikitpun.

Sepertinya berita hilangnya dua mahasiswi secara misterius malam tadi menimbulkan ketakutan dibenak mereka, sehingga mengabaikan rasa lelah dan ingin segera tiba dikaki bukit.

Jenifer duduk sejenak diatas bongkahan kayu dan jarak oa dengan peserta lainnya masih cukup dekat, ia merasakan lututnya sangat lemah.

Wuuuiissh

Sekelebatan bayangan melintas diantara pepohonan pinus dan juga ditumbuhi beberapa tumbuhan perdu.

Gadis itu menoleh kesisi kirinya. Ia tak menemukan apapun, dan tiba-tiba saja ia merasakan bulu kuduknya meremang.

Ia beranjak bangkit dari duduknya, dan rekan-rekannya sudah berjarak sekitar tiga puluh meter dari tempatnya beritirahat.

Ia memegang tali tas ranselnya. Lalu kembali berjalan menuruni bukit untuk mensejajarkan langkah dengan para rekan camp nya.

Wuuuuusssh

Kembali kelebatan bayangan itu melintasinya. Perasaannya mulai tak tenang. Ia mempercepat langkahnya, hingga akhirnya sebuah tangan menariknya dengan cepat, lalu membekapnya, dan tas ransel yang disandangnya terlempar diatas rerumputan dan tubuhnya dibawa pergi oleh sosok makhluk yang sangat mengerikan.

Para rekannya tak menyadari akan dirinya yang telah menghilang dari rombongan, sebab mereka sibuk dengan keselamatan mereka sendiri.

Sosok itu membawa tubuh Jennifer yang meronta meminta untuk dilepaskan.

Namun sosok itu terus melesat membelah hutan pinus dan tiba didalam goa dengan waktu yang cukup singkat.

Braaaak

Tubuhnya dilempar begitu saja keatas lantai goa, hingga membuatnya mengerang kesakitan.

Belum hilang keterkejutannya, ia kini dihadapkan oleh pemandangan mengerikan, dimana kepala Novita tergeletak didepannya dengan mata yang melotot.

1
Bunggo Sikumbang
tamat thor
Siti H: kan Angkasa sudah hiduo bahagia🤭🤭🤭
total 1 replies
Tri Handayani
yaaah udah tamat aja thoor
Siti H: mereka udah hidup bahagia, Say..
kita buat yang baru lagi..
total 1 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana
kenapa enggak langsung dimusnahin aja semua the myth nya, kalau cuma disegel takutnya suatu saat bisa lepas /Shy//Hey/
Siti H: Namanya Iblis, Say.. mau dimusnahin akan balik lagi, dia kan abadi, sampai masa akhir zaman, dan hanya Sang Pencipta yang punya Kuasa akan hal itu... ampun Ndoro🙏🙏🤭🤭🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Siti H: 👻👻👻👻👻👻👻
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana
Aamiin ya Rabbal'alamiin 🤲🏻
lili Permatasari
beneran ini tamat kak
Siti H: iya, say... kita buat baru lagi, cerita yang lain lagi. Angkasa dan Dewi Pandita udah menemukan cinta mereka...
total 1 replies
Siti Yatmi
haduh harus nama nya tengkorak udh lama..pasti dihuni makhluk gaib lah...
Zuhril Witanto
kok mencurigakan
Zuhril Witanto
biar saja di clara
Zuhril Witanto
sok sok an kuat
Zuhril Witanto
kok semua di makan
Zuhril Witanto
cuma di gigit ...
Zuhril Witanto
ngeri
Zuhril Witanto
ikut mau ngapain?
Zuhril Witanto
bayinya emang dah tujuh belas tahun.,bahkan lagi ngobrol
Zuhril Witanto
hantunya kah
Zuhril Witanto
ular
Zuhril Witanto
hayo...
Zuhril Witanto
gak kapok juga mereka
Zuhril Witanto
pak dosenn khawatir dit
Zuhril Witanto
neneknya kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!