NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Percintaan Konglomerat / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cintapertama / Tamat
Popularitas:41.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Wajah Irene semakin memerah, tersipu malu. Ia akhirnya mengingat kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum hilang kesadaran. Wanita itu memalingkan wajah ke arah samping seraya menggigit bibirnya keras. Rasanya benar-benar malu mengakui perasaannya sendiri. Ia berpikir tidak akan pernah bertemu lagi dengan Alex, dirinya tidak ingin pergi untuk selamanya sebelum mengungkapkan perasaanya kepada ayah si kembar. Namun, Tuhan berkehendak lain, Irene Larasati masih diberi kesempatan kedua dan bisa berkumpul kembali bersama Alex dan kedua buah hatinya.

"Apaan, aku gak ngerasa ngomong kayak gitu," sanggah Irene dengan bibir dikerucutkan sedemikan rupa.

"Masa sih? I love you, i love you, i love you. Kalimat itu masih terngiang-ngiang di telinga saya, Sayang," goda Alex seraya tersenyum lebar. "Hmm ... boleh saya dengar kamu bilang gitu lagi? I love you."

"Nggak."

"Ayo dong, Sayang. Satu kali aja."

"Nggak, apaan sih?"

"Sayang," rengek Alex dengan manja.

Irene memejamkan mata, kembali menatap wajah Alex dengan helaan napas panjang. "Aku lelah, Mas Alex, ngantuk."

Alex kembali merengek manja. "Bilang i love you dulu, Sayang. Sekali aja."

"Sekali nggak, tetap nggak," ketus Irene.

"Ya udah." Alex kembali mendekatkan wajah di telinga Irene. "I love you, Irene Larasati. Terima kasih udah kembali, makasih karena udah bertahan sampai detik ini. Saya janji gak akan ninggali kamu lagi, saya janji akan menjaga kamu dan si kembar. Sekali lagi, makasih udah kembali berkumpul di tengah-tengah kami."

Irene terbeku, matanya seketika memerah dan berair. Ia sudah sering mendengar Alex mengucapkan kalimat yang sama, bahkan terdengar hanya gombalan semata. Namun, kali ini rasanya berbeda, hatinya terenyuh, perasaannya tersentuh. Ucapan Alex tidak hanya terdengar tulus, tapi penuh rasa syukur. Ia merasa menjadi berlian yang sangat berharga, wanita beruntung yang dicintai secara ugal-ugalan oleh sang mafia.

Irene tersenyum tipis seraya membalas ucapan Alex William dengan bisikan. "I love you too, Mas Alex. Makasih karena udah ngejaga si kembar."

Alex tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca merasa bahagia. "Makasih, Sayang. Makasih karena udah mengucapkannya untuk yang kedua kalinya," lirihnya, lalu mengecup kening Irene dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Irene sontak memejamkan kedua mata saat kenyalnya bibir Alex terasa lembut menyentuh keningnya. Rasanya begitu damai, hatinya bergetar. Ia akhirnya yakin dan memantapkan diri untuk kembali merajut cinta bersama sang mafia, bukan sebagai kekasih, melainkan sebagai calon istri yang akan selalu menemani di kala susah ataupun senang.

"Ayah sama Ibu lagi ngapain sih?" tanya William dengan suara lantang.

Mulutnya nampak penuh dengan makanan, mengunyahnya pelan, memandang kedua orang tuanya dengan datar. Alex sontak berdiri tegak, menoleh dan menatap wajah si kembar.

"Nggak ko, Ayah gak lagi ngapa-ngapain. Eu ... Ayah cuma lagi meriksa telinga Ibumu, takutnya sakit juga," jawab Alex seraya menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal.

William mengangguk-anggukkan kepala. "Oh begitu. Hmm ... aku seneng liat Ayah sama Ibu akur kayak gitu."

Berbeda dengan William, Willona nampak cuek menyaksikan kemesraan orang tuanya. Gadis itu begitu menikmati makanan yang sedang ia santap, bahkan mengindahkan ucapan William dan tidak mendengarkan perkataan Alex William. Mulutnya nampak dibuka saat pengasuhnya menyuapkan makanan, mengunyahnya pelan hingga makanan tersebut benar-benar habis tidak bersisa.

Irene tiba-tiba meringis kesakitan saat tubuhnya bergerak, bahunya terasa nyeri, keningnya mengernyit membuat Alex seketika merasa khawatir.

"Kamu kenapa, Sayang? Katakan, bagian mana yang sakit, heuh?" tanya Alex seraya mengelus kepala Irene lembut dan penuh kasih sayang.

"Nggak ko, Mas. Bahuku cuma agak sakit, mungkin karena bekas operasi," jawab Irene seraya menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan. "O iya, Mas. Itu si David gimana? Rumahku gimana? Apa polisi ta--" Irene menahan ucapannya, melirik si kembar dengan helaan napas panjang.

Ia tidak ingin mereka mendengar apa yang baru saja ia ucapkan. Dirinya pun tidak ingin mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, peristiwa siang itu masih membekas diingatan. Tubuh David yang tergeletak di atas lantai dengan bersimbah darah masih menyisakan rasa trauma. Belum lagi, saat panasnya peluru menembus permukaan kulitnya membuat wanita itu bergidik ngeri. Beruntung, Tuhan masih memberinya kesempatan kedua dan menyelamatkannya dari kematian yang menakutkan itu.

Alex kembali mendekatkan wajah di depan wajah Irene, mengusap kepalanya dengan lembut. "Kamu gak usah khawatir, ya. Kejadian hari itu gak usah diingat-ingat lagi. Saya udah membereskan semuanya. Rumah kamu pun aman karena polisi gak tau masalah ini."

"Terus, mayatnya si David di kemanain?"

"Kamu tenang, Sayang. Masalah itu udah beres. Pokoknya, kamu gak usah banyak pikiran dan lupakan kejadian itu," lirih Alex dengan senyum kecil, mencoba untuk menenangkan. "Mulai sekarang, kita buka lembaran baru di kota ini. Setelah kamu keluar dari Rumah Sakit, saya akan segera menikahi kamu, Sayang. Pokoknya, saya akan adain pesta besar-besaran dan mewah yang tak akan pernah kamu lupain seumur hidup. Oke?"

Irene hanya mengangguk dengan wajah datar. Sementara Alex, kembali mengusap kepala Irene dengan penuh kasih sayang sebelum akhirnya mengecup bibirnya singkat. Kedua insan manusia itu benar-benar merasa bahagia, dibalik musibah yang menimpa Irene, ada hikmah besar yang tersembunyi di dalamnya. Irene tidak malu lagi mengakui perasaannya, wanita itu bahkan sudah menentukan pilihan, melupakan masa lalu kelam Alex William dan menerima pria itu sebagai calon suaminya, bukan hanya demi si kembar, tapi karena jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia begitu mencintai sang mafia.

"Aku janji akan melupakan masa lalu, membuka lembaran baru sama kamu, Mas Alex. Makasih karena udah meyakinkan aku dan mencintai aku dengan tulus," batin Irene, telapak tangannya perlahan mulai bergerak lemah, meraih telapak tangan Alex lalu menggenggamnya dengan erat.

***

Sementara itu di tempat yang berbeda. Burhan yang tengah duduk di ruangannya sontak menoleh dan menatap ke arah pintu saat melihat pintu dibuka dari luar. Seorang pria memasuki ruangan dengan wajah datar. Pria yang ia tugaskan untuk mengawasi Alex William.

"Gimana, kamu udah dapet informasi tentang si Alex?" tanyanya dengan datar.

Pria tersebut melangkah lalu berdiri tepat di depan meja. "Mohon maaf, Pak Bos. Agak sulit mengawasi Alex, ada anak buahnya yang berjaga di sekitar ruangan rawat inap."

"Dasar bodoh. Sebenarnya, apa yang disembunyiin sama si Alex sialan itu?" gumam Burhan dengan kesal.

"Tapi, saya berhasil mengabadikan moment saat pasien wanita dipindahkan dari ruangan ICU ke ruangan rawat ini, Pak Bos," ucap laki-laki tersebut seraya meletakan amplop berwarna coklat di atas meja. "Ini poto-potonya, Pak Bos. Saya yakin wanita itu pacar atau istrinya Pak Alex."

Burhan meraih amplop coklat tersebut dengan kening dikerutkan, mengeluarkan isinya di mana beberapa lembar poto memperlihatkan seorang wanita yang tengah berbaring di atas ranjang dan didorong oleh perawat terlihat jelas.

"Wanita ini?" gumam Burhan, pikirannya seketika melayang. Wajah wanita tersebut terasa tidak asing baginya. "Bukannya wanita ini mantan anggota polisi? Tunggu, saya ingat. Dia 'kan ...."

Bersambung ....

***

Sambil nunggu up date bab selanjutnya, yok mampir ke novel keren di bawah ini. Dijamin bikin baper pokoknya

1
kalea rizuky
kok g lanjut
Daroah339
lama banget ini kelanjutannya
Daroah339
lama banget ini kelanjutannya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
aamiinn
Anala.
seperti jebakan tapi gimna yah hmm🤔
Bunda HB
bilang sama pak burham David udah m***r 🫢🫢😅😅
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
gimana mo atur jadwal sama mayat..???
Hatus
Mampir thor😊
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
dikitnya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
sabar lex, arman sedang mencari solusi
Anala.
harus nya kamu bawa, jung ba reum ene
Anala.
ada maksud dia pak, udang balik bakwan
Anala.
ih Alex malu
Lilian
Peluru belum sampai kena ke Irene, Alex keburu nembak David Duluan...
abimasta
koq tiba2 david datang
abimasta
betul irene,si david harus disingkirkan
Abian Arka
top
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
apakah kali ini irene akan luluh?
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!