Setelah bangun dari kematian, dan menyaksikan keluarganya di bunuh satu persatu untuk yang terakhir kalinya, kini Naninna hidup kembali dan bereankarnasi menjadi dirinya lagi. Memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin. memastikan bahwa apa yang telah di alaminya saat ini hanyalah ilusi, namun ia merasakan sakit saat jari lentiknya mencubit pelan wajah mulusnya. Seketika ia tersadar bahwa hal ini bukanlah ilusi, melainkan kenyataan yang harus ia terima. Tidak mengerti mengapa Tuhan masih baik dan mau memberinya satu kesempatan, Ninna menyadari bahwa ia tidak akan menyia-nyiakannya lagi.
Sembari memantapkan diri dan tekad, Naninna berusaha untuk bangkit kembali dan memulainya dari awal. Dimana musuh bebuyutannya terus saja berulah hingga membuat seluruh keluarganya terbunuh di masa lalu.
Naninna... tidak akan pernah melupakannya.
Kekejaman yang telah mereka lakukan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya, ia akan membalasnya satu-persatu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeeSecret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan Telah Dimulai
Naninna sedang berada di sebuah taman. Ditemani oleh dua pengawalnya yang sangat setia. Meskipun Naninna dulu sebelum kematiannya sempat menyuruh Chloe untuk tidak lagi mengawalnya, namun wanita itu bersikeras tetap menemaninya, bahkan di detik-detik dimana hari kematiannya tiba. Seperti sekarang ini, Naninna tengah bersantai di pohon ayunan. Sebuah tali membentang hingga terbentuk seperti kasur. Naninna menikmati setiap moment kesendiriannya. Berusaha melupakan penderitaan dan rasa sakit akibat luka dimasa lalu.
Sekarang Naninna tidak ada waktu untuk bersantai, sesekali Naninna menyuruh pengawal untuk mengikuti Amalia dan Matthew kemana pun mereka pergi. Jika dimasa lalu ia tidak terlalu memperdulikannya, sekarang tidak lagi. Bahkan sekarang Naninna masih mencari tahu dimana keberadaan dua orang itu, Naninna masih menunggu kabar.
"Chloe, berikan diriku semua berkas-berkas Perusahaan. Aku ingin melihatnya."
Chloe mengerutkan alisnya dalam. Bukannya Nona kecilnya ini tidak menyukai perkerjaan yang merepotkan ya? Bagaimana Nonanya bisa meminta semua berkas itu dengan nada yang amat tenang? Tapi Chloe tetap menurut. Ia akan melihat apa yang akan dilakukan oleh Nona kecilnya itu. Chloe sudah membawa berkas itu dan memberikannya pada sang Nona.
Naninna memilahnya satu demi satu.
Chloe khawatir, jika yang dilakukan Nonanya hanya untuk suami buruknya itu. Jika memang itu adanya, Chloe tidak tahu harus merespon apalagi. Mengingat jika Naninna dulu sempat melawan Tuan Alex hanya demi Matthew, Chloe takut hal ini akan terulang kembali.
"Apa yang akan Nona lakukan?"
"Aku ingin menghandle Perusahaan ini. Tolong katakan pada Ayah, bahwa aku siap untuk memegang penuh semua aset Perusahaan. Tolong kabari mereka secepatnya."
"Tapi, bukannya..."
"Ada apa Rann?" Chloe seketika linglung. Naninna sontak tertawa renyah melihat ekspresi yang jarang sekali Chloe tunjukkan kepada siapapun. Yumiella yang menyadari sikap Chloe, juga dibuat menganga. Apa yang dikatakan Nona-nya itu benar kan? Apa dirinya tidak salah dengar? Atau mungkin Nona-nya sedang sakit di bagian kepalanya? Jika memang benar begitu, ini tidak bisa dibiarkan. Chloe juga menyadari perubahan sikap sang Nona, sepenuhnya telah berubah. Dari perilaku, sifat bahkan cara bicaranya benar-benar sepeti orang dewasa pada umumnya.
"Tidak, aku fikir kau akan menyerahkannya pada suamimu. Ternyata Nona, kau benar-benar normal. Tapi disisi lain diriku begitu khawatir karena Nona sepenuhnya berubah. Seperti... sedang berusaha untuk waspada dan penuh hati-hati."
"Nona," Yumiella mendekat. Dibelakang ada pengawal pria yang telah Naninna suruh untuk menyelidiki Matthew dan Amalia. "Dia ingin melapor."
Naninna menutup kembali berkas itu. Menyerahkannya pada Chloe dan berdiri menghadap ke arah pria itu.
"Katakan apapun yang telah kau lihat dan kau dengar. Jangan ada yang tersisa sedikit pun."
"Nona, dari saya lihat dan dengar selama tiga hari ini, ternyata mereka tengah berada Luksemburg Nona."
Luksemburg??
"Untuk apa mereka kesana?"
"Dari yang saya dengar, ternyata mereka sedang menemui teman lamanya yang ada ditempat itu. Awalnya saya ingin kembali melapor karena merasa hal itu tidak terlalu penting. Tapi saya menjadi curiga saat Matthew menemui dua orang pria asing, yang masing-masing dari Negara yang sama."
"Dari Negara mana mereka?"
"Jerman Nona." Tubuh Naninna seketika menegang. Reaksi takutnya seketika disadari oleh Chloe dan Yumiella. Naninna merasa jantungnya berhenti sejenak. Ini, benar-benar akan terjadi.
"Sebutkan ciri-ciri dua pria itu." Ucap Naninna tegas namun tersirat nada ketakutan disana.
"Satu pria bernama Akash dengan rambut berwarna putih perak. Potongan rambutnya cepak, tubuhnya tidak terlalu tinggi, tapi proporsi tubuhnya normal seperti pria pada umumnya. Dan yang satu lagi, pria bernama Naevis, rambutnya berwarna hitam legam. Hanya saja wajahnya sedikit lebih tegas dibandingkan Akash. Tingginya juga melampaui temannya. Pria ini sama-sama dari Jerman, hanya saja Akash campuran Amerika."
"Apakah benar, apa yang kau lihat itu? Jik tidak... kau tahu akibatnya kan?" Pengawal itu menggeleng takut. Tidak berani melakukan kebohongan didepan seorang Putri dari bangsawan yang sangat disegani ini. "Apa yang mereka bicarakan?"
"Itu..." Pria itu gemetar ketakutan. Chloe yang menyadari sikap lancang pengawal itu, lantas menendang betisnya hingga pria itu tersungkur ke tanah dengan posisi duduk. Naninna masih memasang wajah tegasnya.
"Lancang sekali kau bersikap kurang ajar kepada Nona! Perbaiki sikapmu."
Pria itu kembali membenarkan posisinya duduknya. Dia menelan ludah saat melhat tatapan nyalang dari sang Nona.
"Katakan yang sebenarnya. Tidak perlu takut. Aku tidak akan menghukummu jika kau mau jujur kepadaku."
"Mereka-" Yumiella penasaran. Ia maju sedikit hingga berdiri di belakang Chloe. Wanita itu menaikkan sebelah alisnya. "Tu-tuan Matthew dan Nona Amalia, mereka mengatakan ingin membunuh seluruh Keluarga Giell. Setelah hal itu terjadi, mereka akan membunuh, membunuh Nona."
Pria itu langsung bersujud dan menangkupkan kedua tangannya. Berharap dirinya tidak dihukum atas berita yang ia sampaikan baru saja. Naninna yang mendengarnya hanya bisa diam mematung. Tidak ada ekspresi di wajahnya. Aura tenangnya begitu dominan membuat Yumiella bingung dengan reaksi sang Nona.
Chloe menelan ludah. Tubuhnya sedikit terhuyung kebelakang, namun Yumiella di belakangnya dengan cepat menahannya. Chloe hampir dibuat pingsan mendengar pernyataan itu. Kenapa... Mereka tega sekali melakukan ini? Apakah masih ada manusia yang sejahat ini, setelah diberi tempat tinggal hingga kekayaan dari orang-orang terbaik, tapi masih ingin berdusta dan berkhianat? Chloe mengalami anstringen. Kedua matanya memanas. Hatinya sakit melihat Nona kecilnya yang selama ini ia sayangi dan hormati. ternyata telah di khianati oleh suaminya sendiri.
Chloe menyuruh pria itu pergi. Yumiella menutup rapat pintu itu kembali. Yumiella juga tidak kalah terkejutnya. Mengapa mereka begitu berani hingga tidak punya hati setelah diberi kesempatan untuk menikmati kemewahan, tapi ingin berkhianat?
"Nona-"
"Rann..."
Chloe merapatkan kembali bibirnya. Ia akan menunggu sang Nona berbicara hingga selesai. Naninna berusaha bersikap tenang. Karena hanya dengan itu, dirinya bisa mengendalikan emosinya dan bisa menghadapi musuh-musuhnya saat ini. Kini semuanya telah dimulai. Sebuah permainan antara hidup dan mati, kini telah dimulai hari ini juga.
Naninna menoleh ke arah Chloe, ia tersenyum kosong. " Ayo, kita turun menyambut kedatangan mereka. Sebentar lagi, mungkin mereka akan datang. Makanan apa yang akan kita sajikan untuk mereka?"
#####
Matthew dan Amalia sudah sampai di rumah.
Ada begitu banyak belanjaan yang telah mereka beli. Naninna tidak tahu apa isinya, tapi dirinya tidak berniat untuk bertanya ataupun membukanya. Amalia yang menyadari tidak ada ketertarikkan pada raut wajah Naninna, Amalia lantas tersenyum lebar dan memberikan satu tas milik Naninna yang sengaja ia beli sebelum pulang kesini.
"Kakak, lihatlah apa yang kubawakan untukmu? Bukankah ini, kesukaanmu? Ini hanya tinggal satu, jadi aku buru-buru membelinya."
Matthew tersenyum. "Iya, Ninna. Lia sengaja membeli itu untukmu karena tahu kau sangat menyukainya. Dia bersikeras agar bisa pulang dengan membawa oleh-oleh."
Amalia menunjukkan sebuah benda berukuran sedang. Vas bunga cantik berwarna putih bening asli dari Jepang itu, tak sedikitpun menarik perhatiannya. Rasa senangnya sudah menghilang tergantikan oleh kemarahan yang tertahankan. Naninna menerimanya, detik berikutnya ia sengaja menjatuhkannya. Menimbulkan suara keras nan gaduh. Semua pelayan langsung sigap datang untuk melihat.
"Oh oh..." Naninna memasang wajah bersalah. Amalia masih terdiam tanpa mengatakan apapun. "Aku... menjatuhkannya, Lia... Maafkan aku, aku tidak sengaja. Bagaimana ini? Padahal tinggal satu, tapi telah merusaknya. Aku telah menyia-nyiakan kebaikkanmu kan, Amalia?"
Naninna berekspresi puas. Merasa senang melihat wajah sol baik itu terlihat jelek.
Marahlah... kau tidak perlu menahannya kan? Dengan begitu, semua orang akan tahu sifat burukmu yang asli itu.
Amalia berusaha menahan diri. Berusaha bersikap biasa meskipun hatinya sedang tidak baik-baik saja. Apalagi dirinya harus menghabiskan uang banyak untuk membeli ini. Tahu begini, dirinya tidak akan membuang uang itu hanya untuk wanita buruk seperti Naninna.
"Bagaimana ini, akh-"
"NONA!" Semua orang terkejut saat Naninna terluka akibat pecahan kaca itu. Naninna memasang ekspresi sesakit mungkin. Ia akan menunjukkan keahliannya seperti yang Amalia lakukan dulu terhadapnya.
lihat saja, sampai mana kau akan mempertahankan kemarahanmu itu, bajingan!! Setelah berniat ingin membunuh Raken dan diriku, kalian tanpa dosa membawakanku hadiah dengan bumbu-bumbu kemunafikan kalian begitu? aku tidak sebodoh itu.
Chloe yang pertama mengobati luka sang Nona. Yumiella memegangi kotak obat itu. Chloe melarang pelayan lain mengobatinya. Wanita itu memasang wajah buruk saat melihat darah keluar dari jemari sang Nona.
"Apa yang kau lakukan? Apakah kau harus bertindak sejauh ini hanya untuk mempermainkan mereka?! Sadarilah bahwa nyawamu juga lebih penting dari mereka, Naninna."
Yumiella merinding mendengar perkataan Chloe yang terdengar menyeramkan itu. Meskipun hanya dirinya dan sang Nona yang tahu, tetap saja Yumiella merasa takut.
Naninna tersenyum tipis, mencoba menenangkannya. "Berhentilah marah, Ran... aku tidak tahan saat kau memasang wajah seperti itu kepadaku."
Chloe sedikit melunak mendengar ucapan lirih sang Nona. Tapi hal ini juga tidak bisa dibenarkan.
"Ninna.." Matthew menghampiri sang istri setelah Chloe mengobati lukanya. "Kau baik-baik saja? Bagaimana kau bisa seceroboh ini?"
Naninna merasa puas. Ia akan menunjukkan lagi berbagai drama di rumah ini. Ini masih awal, dan semuanya belum berakhir.
"Ayo, aku antar kau ke atas."
Yumiella fikir Nonanya itu akan menolaknya. Namun dugaannya ternyata salah. Nonanya mengangguk saat Matthew membawanya ke kamar. Sebelum pergi, Naninna mengatakan sesuatu kepada Yumiella.
"Malam ini, aku akan tidur dikamarku," Amalia menegang. Naninna menutup mulutnya. "Maksudku... kamar kita.."