Lebih dari 5 tahun menjalin kasih, Ugara terpaksa menikahi sepupu dari kekasih nya.
Meski sudah menerima permintaan kekasih nya namun Ugara ditinggalkan wanita yang dinikahi nya, Vania membuat pernikahan palsu dengan lelaki yang amat adik sepupu nya cintai, hanya demi membalaskan sakit hati nya.
Namun yang tak mereka kira akan identitas Ugara, hingga pada kenyataan nya, Vania istri yang dikira istri Ugara ternyata adalah istri dari calon suami mantan kekasih nya Vanila.
Bagaimana Ugara dapat menangani wanita seperti Vania?....
Apakah cinta dimasa depan dengan wanita baru atau kah dengan kisah lama yang akan berlanjut?
Yuk ikuti kisah Ugara dan lika-liku kehidupan nya mendapatkan kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RayY_n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01.
"APA! KAU DIPECAT", ungkap seorang wanita muda 29 tahunan dengan dada naik turun dan tubuh yang gemetar hanya karena amarah.
Sementara lelaki yang tak lain suami wanita itu hanya bisa menunduk, Ugara lelaki 30 tahun sebagai pegawai bank kini sudah di pecat.
"Van sabar, dengarkan aku dahulu" ucap Ugara sedikit merasakan rasa sakit di ulu hati, ya Vania adalah istri nya.
Wanita yang Ugara nikahi karena permintaan sang kekasih 1 tahun lalu, yang tak lain adalah kakak sepupu dari kekasih nya.
"Apa, apa yang mau kau jelaskan hah!" ucap Vania membuat Ugara bimbang, berusaha meredam amarah wanita yang menjadi istri nya dari 1 tahun lalu itu.
"Bukan nya naik jabatan tapi kau malah dipecat, lalu harus bagaimana sekarang?",lanjut Vania membuat Ugara semakin bersalah.
"Aku tidak sudi dengan lelaki pengangguran tahu kau!",ucap Vania dengan mata melotot dan jari menunjuk ke kening Ugara.
"Baik",jawab Ugara, sungguh ironis memang hanya karena gaji tak seberapa Ugaara sampai dituding seperti itu.
Pintu dibanting begitu saja karena Vania telah pergi entah kemana, Ugara hanya bisa menghela nafas dalam-dalam.
Ugara sebenar nya ingin menjelaskan kepada Vania jika diri nya juga sudah mengirimkan beberapa lamaran tinggal menunggu hasil nya.
Lamunan Ugara kini buyar karena bunyi ponsel yang memekakkan telinga, Ugara segera mengangkat nya.
"Iya pak RT", ucap Ugara.
"Ugara, ibu mu sudah tiada", ucap suara diseberang sana.
Ponsel Ugara terjatuh dan pecah begitu saja menabrak keras nya marmer lantai, mata Ugara membola, puluhan tetes air mata jatuh begitu saja.
"Baik pak saya segera pulang, tolong wakili saya disana dahulu",ucap Ugara.
"Baik kami menunggu mu",jawab pak RT diseberang.
Sambungan dimatikan, Ugara segera mengambil ponsel nya, beruntung nya hanya retak.
"Ada apa?", tanya suara yang cukup familiar di telinga Ugara.
"Ayo kita pulang ke rumah orang tua ku", ucap Ugara.
Diam dan hening diseberang sana, nampak Vania menjauhkan ponsel dari diri nya.
"Ibu ku sudah tiada, lagi pula aku tidak bekerja", ungkap Ugara.
"Kau gila, pekerjaan ku banyak sekali, lagi pula tidak jauh, pergi lah dulu, nanti aku akan menyusul", ucap Vania lalu menutup ponsel nya.
"Baik lah, aku akan menghubungi mu setelah sampai",ucap Ugara.
Tak ada jawaban namun layar ponsel milik Ugara sudah menghitam tanda nya diseberang Vania sudah mematikan nya.
Ugara terdiam namun dia tak berpikir apa pun, lantas mengemas semua pakaian nya itu, setelah nya Ugara memandang tas ransel nya.
Baju nya sangat sedikit, selama setahun tak pernah Ugara pikirkan diri nya, uang tabungan untuk beli rumah pun hannya bisa sewa apartment mewah saja.
Baju Ugara hanya beberapa potong, tak ada merk shampo mahal, body care, bahkan parfum pun hanya ratusan ribu saja.
Sedangkan di meja rias Vania dari ujung kaki sampai ujung rambut semua nya barang mahal dan itu semua dari uang nya.
Ugara tak ambil pusing dia memesan taksi online, dan tiket kereta menuju kampung halaman nya.
"Tunggu aku ibu!", lirih Ugara setelah menghapus air mata nya yang sempat menetes.
Ini lah tempat aku bertemu ibu untuk pertama kali nya, aku anak lelaki yang sangat nakal, pergi dari rumah dan merasakan kesengsaraan yang dialami sebagian teman ku.
Dan di sana lah aku menemukan bidadari tak bersayap itu, wanita cantik dengan pelukan hangat, yang merawat ku hingga hampir 20 tahun ini.
Namun ketika dewasa aku bertemu bidadari-bidadari lain yang membuat ku melupakan bidadari pertama ku yakni ibu ku.
Wanita istimewa yang tak memandang ku, hanya menyayangi ku, tak meminta apa pun hanya ingin menemani ku sampai mendapatkan bidadari yang mau mendampingi ku kelak.
Kini dada ku sesak karena aku melupakan wanita istimewa ku yang sudah terpujur kaku, tubuh dingin yang telah tertutup kain putih, tangan hangat yang biasa membelai kepala ku kini bahkan tak kuasa menggerakkan satu jari ku.
"Ibu", jika biasa nya dia akan menoleh lalu mengembangkan senyum manis nya namun kini hanya sunyi.
"Sudah Ugara, cepat antar ibu mu ke peristirahatan yang terakhir nya", ucap pak RT seraya menepuk pundak lebar Ugara.
Ugara hanya mengangguk saja tak kuasa menjawab kata-kata pak RT.
Malam ini Ugara berada di dalam rumah masa kecil nya, pak RT dan istri nya datang berkunjung.
"Pak RT",ucap Ugara lantas mempersilahkan mereka masuk.
"Ugara ini sertifikat rumah dan kebun yang ibu mu berikan untuk dibalik nama atas nama mu", ucap pak RT.
Ugara menerima nya lalu menyimpan nya di brankas rumah milik ibu nya.
"Nak Ugara dimana istri mu?", tanya bu RT, membuat pak RT langsung menyenggol nya.
"Maaf nak Ugara, ibu terlalu berlebihan", ucap bu RT.
"Ah tidak juga bu, istri saya sibuk bekerja belum ada masa cuti jadi saya duluan",ucap Ugara dengan senyum canggung.
"Oh begitu",ucap bu RT.
"Jika kau ingin kembali ke kota cari lah orang untuk memelihara rumah ini, kasian juga istri mu di kota",ucap pak RT.
"Terimakasih pak RT",jawab Ugara.
Sepasang paruh baya itu pun segera pamit kepada Ugara, lantas Ugara menutup pintu rumah nya, Ugara menghubungi seseorang.
"Tumben kau menghubungi ku?", Ucap Ryan diseberang sambungan.
"Ibu ku sudah tiada, aku mau datang kesini untuk memperbaiki rumah, karena mungkin akan aku tinggal lagi",ucap Ugara.
"Baik lah, tapi lebih enak di desa kan kalian bisa berlibur sekaligus honeymoon juga lah" ucap Ryan bercanda, karena mereka menikah dalam tahun yang sama namun Ryan sudah memiliki seorang anak setelah 5 bulan usia pernikahan mereka.
"Vania tidak ikut, dia belum bisa cuti", ucap Ugara.
"Sejak kapan kau disana?", tanya Ryan kepada sahabat nya itu.
"Kemaren sore",jawab Ugara.
"Baik lah, turut berduka cita atas meninggal nya ibu mu bro", ucap Ryan tulus.
"Terimakasih my bro", jawab Ugara lesu karena sejak dari kota hingga malam ini dia tidak selera makan.
"Bro ku dengar Vanila akan menikah!".
Hening sepi bahkan tak ada sahutan lagi, namun pikiran Ugara seolah melayang pada seorang gadis.
Ya gadis yang menjadi kekasih nya 5 tahun lalu, gadis cantik yang mata nya membuat Ugara jatuh cinta berkali-kali.
"Biar lah karena ini sudah takdir kami, aku rela bersama kakak nya asal dia bahagia",ucap Ugara.
"Maafkan aku bro",ucap Ryan diseberang.
"Kau tidak salah bro, ini takdir jangan di sesali, bagaimana pun cerita nya pasti akan terjadi begini juga",ucap Ugara.