Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13 Kecurigaan
Margaret dan Chyntia kini tinggal berdua di apartemen baru milik Chyntia. Mereka hidup dengan lebih tenang dan santai. Margaret bekerja seperti biasanya dan David tak melakukan apapun pada putrinya. Bahkan jika ancaman tidak menjadikan Margaret penerusnya pun bukan masalah besar bagi putrinya.
Margaret mulai nyaman dengan kondisi saat ini. Meski tak lagi hidup kaya raya seperti sebelumnya tapi dirinya bahagia bersama ibunya. Dan ayahnya tak pernah lagi menanyakan kabarnya ataupun menghubunginya.
Sementara Chyntia kerap pergi ke Singapura dengan alasan menemui Theresia sahabatnya padahal tujuan utamanya adalah menjalani pengobatan. Untuk saat ini Margaret tak curiga pada ibunya, tapi lambat laun Margaret pasti mengetahuinya.
Sesuai jadwal, Chyntia minggu ini akan berada di Singapura untuk menjalani pengobatan rutin. Dan Margaret hanya tahu kalau ibunya sedang pergi menemui sahabatnya.
"Sayang, kamu baik-baik di rumah ya, minggu depan mama baru pulang." ucap Chyntia.
"Mama juga, hati-hati di jalan dan dimanapun." ucap Margaret.
"Pokoknya kamu juga harus selalu waspada dimanapun." ucap Chyntia berpamitan.
"Oke ma.." ucap Margaret.
"Mama pergi naik taksi kamu berangkat kerja saja." ucap Chyntia.
"Hati-hati di jalan ma.."
"Iya sayang."
Begitulah Chyntia berpamitan dengan putrinya dan terus berbohong entah sampai kapan. Tapi Margaret menganggapnya itu adalah bentuk kebabasan dan hiburan untuk ibunya yang baru saja bercerai. Mungkin saja ibunya bisa mendapat kesibukan, teman, atau bahkan pasangan baru.
Lalu Margaret pergi bekerja seperti biasanya. Dirinya tiba di kantor dan memarkirkan mobilnya di tempat biasanya. Lalu tak sengaja berpapasan dengan David. Margaret pun pura-pura tak lihat dan terus berjalan hingga sebuah panggilan menyapanya.
"Margie.."
"Ada apa pa..?" balasnya dingin.
"Bagaimana kabarmu?" tanyanya.
"Baik, papa juga terlihat baik-baik saja." ucap Margaret.
"Apa kau tak ada waktu untuk makan bersama?" tanyanya lagi.
"Untuk saat ini aku belum bisa." ucap Margaret.
"Baiklah." balas David kecewa.
Margaret pun berjalan masuk ke dalam kantor meninggalkan ayahnya di belakangnya. Tampak juga orang-orang mulai memahami situasi yang tak mengenakan antara anak dan ayah ini. Lalu Cathy yang mendadak mengajukan resign.
Margaret bekerja seperti biasanya dan Julian semakin yakin kalau Margaret memang pantas menjadi penerus David. Kadang pria tua itu memberinya tantangan dan tugas baru untuk melatih Margaret.
"Margaret, aku punya tugas untukmu." ucap Julian.
"Coba buat proposal tentang ini.." ucap Julian.
"Baik pak akan saya buat." jawab Margaret.
"Jangan terburu-buru tapi selesaikan dalam minggu ini." perintahnya.
"Siap pak." ucap Margaret.
Julian pun tersenyum mendengarnya, dan rasanya seperti memiliki murid yang pintar di kelasnya. Beberapa hari kemudian Margaret memberikan laporan mengenai proposal buatannya. Dan Julian senang dengan hasilnya.
"Sudah bagus, kau hanya perlu memperbaiki bagian ini lalu aku bisa menyerahkannya pada ayahmu." ucap Julian.
"Baik pak, akan saya revisi secepatnya." ucap Margaret.
"Margaret, saya tidak tahu kondisi keluargamu seperti apa saat ini, tapi saya yakin kau mampu menjadi penerus perusahaan ini menggantikan ayahmu di masa depan." ucap Julian.
"Saya tidak yakin pak, hubungan kami saat ini memburuk." jawab Margaret jujur.
"Baiklah, saya tidak akan tanya lebih lanjut dan kau lakukan saja pekerjaanmu seperti biasanya." ucap Julian.
"Baik pak, saya permisi." ucap Margaret.
Julian pun mengerti kondisi Margaret dan David saat ini tapi tidak tahu apa penyebabnya. Bahkan penyebab David dan istrinya bercerai pun masih tanda tanya besar bagi semua orang di perusahaan. Alasan tidak adanya kecocokan hanyalah alasan yang dibuat-buat semata hingga sebagian orang tidak memercayainya. Lalu rumor mengenai Cathy menjadi selingkuhan David mulai merebak kembali, berkat perceraian ini.
Margaret sudah tidak peduli lagi, dirinya hanya fokus bekerja seperti biasanya. Jika ada kesempatan mungkin Margaret akan mengajukan resign di perusahaan ayahnya dan berkarir dengan kemampuannya sendiri.
...
Beberapa hari kemudian, Margaret sedang merapikan kamarnya dan melihat barangnya tercampur dengan barang ibunya. Kemudian langsung memisahkannya dan mengembalikannya ke kamar ibunya. Margaret melihat kamar ibunya nampak rapi seperti biasanya.
Lalu sebuah laci sedikit terbuka dan Margaret membukanya untuk merapikan barang yang tersangkut.
"Wah inikan album foto lama.." ucapnya.
Margaret pun melihat-lihat foto lama keluarganya dan berbagai momen indah di dalamnya. Terutama foto-foto saat dirinya masih bayi hingga anak-anak. Entah mengapa banyak sekali fotonya saat itu.
"Mama benar-benar.." gumamnya.
Margaret teringat momen bahagia bersama ibu dan ayahnya dulu. Saat itu ayahnya adalah lelaki paling keren dalam hidupnya, berbanding terbalik dengan saat ini. Dulu ayahnya akan memberikan segalanya bagi keluarga, bahkan mereka sering liburan keluarga saat liburan sekolah. Saat itu semuanya terasa sangat menyenangkan baginya. Andai waktu bisa terulang lagi, pasti sangat menyenangkan hidupnya.
Hingga tak terasa air matanya pun menetes dan Margaret mengingat rasa sakit perceraian orang tuanya. Tak mau berlarut dalam kesedihan, Margaret merapikan lagi album foto tersebut. Lalu dirinya menemukan sebuah amplop putih dengan nama rumah sakit yang jelas.
"Apa ini?" gumamnya lalu membukanya.
Dibukanya amplop tersebut yang berisi surat atas nama ibunya, Chyntia. Dibacanya perlahan dari atas hingga bawah lalu wanita itu mulai menangis. Seakan dunianya mulai runtuh, Margaret tak percaya ibunya kini sedang sekarat karena penyakit mematikan. Bagaimana bisa ibunya merahasiakan segalanya darinya.
Tanpa pikir panjang, Margaret mengecek seisi kamar ibunya dan mencari petunjuk lain. Hingga dirinya menerima berbagai bukti lain kalau ibunya memang menderita penyakit kanker sejak lama. Margaret pun curiga kalau kepergian ibunya ke Singapura bukan untuk liburan melainkan untuk pengobatan. Di kamar itu Margaret menangis lagi karena berita menyedihkan ini.
"Bagaimana bisa mama berbohong selama ini.." ucapnya sambil menangis.
Baru saja orangtuanya berpisah kini kabar mengejutkan lainnya pun datang. Rasanya Margaret tidak tahu apa yang harus dilakukannya jika ibunya tiada. Tapi menangis takkan mengubah apapun, Margaret akan menunggu ibunya pulang dan menuntut penjelasannya.
....
Sementara itu, Chyntia tengah menjalani pengobatan di Singapura bersama dokter kenalannya dari There. Disebutkan kalau dirinya butuh donor sumsum tulang dan juga darah dari keluarganya.
"Chyn, katakan segalanya pada Margie." ucap There.
"Aku tak mau membebaninya."
"Jangan naif, anakmu harus tahu kondisimu. Kau mau melihat Margie kecewa padamu." ucap There.
"Baiklah, aku akan bicara pada Margie nanti saat pulang."
"Ingat, operasimu sebentar lagi.. Kau harus mengabari Margie."
"Oke aku mengerti." jawab Chyntia.
Saat mereka sedang berjalan-jalan keluar rumah sakit, tak sengaja mereka berpapasan dengan David dan Cathy. Kedua orang itupun langsung terdiam dan terus berjalan tanpa menoleh.
"Sayang, pelan-pelan jalannya perutku sakit.." ucap Cathy berakting.
Sementara David hanya terdiam dan tak mampu bicara pada Chyntia di hadapan Cathy. Dalam benaknya, apa yang dilakukan Chyntia disini? Mungkinkah menemui Theresia atau apa? Semua pertanyaan itu memenuhi isi kepalanya hingga tak fokus saat pemeriksaan Cathy.
"Sayang, dari tadi mikir apa sih? Tidak dengar dokter bilang apa?"
"Maaf aku kepikiran pekerjaan kantor." ucap David.
"Cih, jangan bilang kepikiran mantan lagi." ucap Cathy mulai posesif.
...----------------...