ILMU HITAM

Alya memeluk suaminya yang lemas, tenaga Aksara terkuras habis setelah kerasukan. Sementara Lucy diam , tatapan nya kosong. Kantung di bawah matanya menghitam.

" Aku.. Aku sudah tidak kuat lagi " Ucap Aksara lirih.

" Mas.. Sabar ya, Bibik sudah menghubungi Gus Syaif. Dia akan segera tiba disini "

Alya berupaya menguatkan, meskipun segala cara telah dilakukan. Dan tetap saja suaminya atau pun putri nya, Lucy masih kerap kerasukan.

Dan sekarang sudah keberapakalinya dia memanggil Gus Syaif untuk datang. Hanya itu saja usaha yang sedikit berhasil. Dan setan itu akan pergi untuk sementara waktu.

" Tidak.. Ini salah ku.. Semua tidak akan selesai jika bukan aku yang mengakhiri nya"

Alya tidak mengerti maksud perkataan suami nya, ia abaikan saja. Menganggap itu hanya igauan seorang yang sedang ngelindur.

" Nyonya, Gus Syaif sudah datang " Si pembantu muncul.

Alya mengangguk, ia merebahkan tubuh Aksara dengan hati-hati kemudian meninggalkan nya begitu saja untuk menyambut kedatangan Gus Syaif beserta para ustadz yang lain.

AAAAAAAAAAAAAAA

Baru saja Alya bertemu Gus Syaif dan belum sempat menyapanya, tiba-tiba terdengar teriakan Lucy . Semua orang langsung berlari menuju ke lantai atas.

Mereka menemukan Lucy bersimpuh di lantai, tubuhnya menggigil ketakutan. Alya berhambur memeluk putri nya, pandangan nya mengedar. Tapi Alya tidak menemukan suaminya.

" Papa mana? Papa mana sayang ?"

Para ustadz juga bingung, hanya saja jendela kamar terbuka lebar.

Lucy yang terlihat ketakutan mengangkat tangan nya, ia menunjuk ke arah jendela. Perasaan Alya mendadak tak nyaman. Ia bangkit dengan cepat ke luar jendela.

AAAAAAAAAAAAAAAA

Alya berteriak histeris, ia melihat tubuh Aksara sudah tergeletak di tanah. Darah menggenang membasahi papin taman.

Canaya menyaksikan semua itu dari tempat ia berdiri bersama dengan Antaka. Perempuan berjubah hitam tersebut mengulum senyum mistis.

Bagaimana pun Canaya harus melakukan sesuatu untuk menghentikan semua ini sebelum menelan banyak korban.

Ia mengeluarkan kembali pedang dari balik punggung nya, Kemudian dengan sekali gerakan. Canaya menghantam kan pangkal pedang nya ke kening Antaka.

Perempuan itu tidak bisa menghindar, ia terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah. Canaya mencengkram leher Antaka, entah pedang di dalam genggamannya seperti bergerak sendiri. Menggores kedua urat nadi Antaka di kedua tangannya.

Antaka terkesiap, ia merasa kan sesuatu kekuatan besar akan meledak dari dalam tubuh nya.

Mulut Antaka terbuka lebar, Canaya langsung menekan urat leher Antaka. Sebuah cahaya mirip bola bisbol menggelembung di dalam tenggorokan Antaka.

Canaya menyergap cahaya itu, ia meremas nya sekuat tenaga hingga akhirnya keluar dari mulut Antaka dan juga bola matanya.

Canaya terus menekan bola tersebut hingga kempes. Dan tubuh Antaka langsung terkulai lemas.

Ilmu hitam yang ada dalam tubuh Antaka sudah sirna, kini Antaka hanya lah manusia biasa yang tidak memiliki apa-apa.

>>>

Rohan mengemudikan mobilnya segera, ia membawa Ringga dan istrinya menuju ke rumah Aksara. Karena mendengar Gus Syaif berada di sana.

Rohan belum tahu jika Aksara sudah meninggal, sebab dia menghubungi Gus Syaif ketika para ahli rukiyah itu sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Aksara. Dan Gus Syaif meminta Rohan untuk membawa Ringga ke sana saja. Supaya ditangani bersama-sama.

Namun ditengah perjalanan, tiba-tiba Rohan melihat ada seseorang menyebrang secara mendadak. Laju mobil yang cukup cepat tidak mampu menghindar, Rohan secara refleks menekan rem.

Injakan yang cukup kuat mengakibatkan mobil oleng hingga berputar menghantam pagar jalan. Dalam beberapa detik kemudian, mobil itu meledak. Membinasakan seluruh penumpang nya.

Sementara Lucy sudah seperti orang linglung. Dia tidak mau bicara, tatapan matanya kosong melompong.

Alya berniat untuk membawa Lucy ke luar negeri setelah acara tujuh hari kematian Aksara. Dia ingin menyembuhkan Lucy , mungkin dengan suasana baru Lucy bisa kembali seperti semula.

Sampai detik ini Alya belum tahu perihal semua tentang kisah Antaka. Dia memang tidak tahu menahu, karena itu dia selamat dari pembalasan dendam Antaka.

(( TAMAT UNTUK KISAH LUCY, SEKARANG LANJUT KE KISAH YANG LAIN))

Hari ini Canaya tidak mengikuti jam kuliah, sebab dia telat bangun. Namun Canaya tetap datang ke kampus, dia mencari kedua temannya Dian dan Loli.

" Hey!!"

Sapa Canaya , namun tidak mendapatkan sambutan dari kedua temannya. Mereka nampak murung dengan duduk bertopang dagu.

" Kalian kenapa ?" Tanya Canaya .

" Pusing aku Nay, sebentar lagi hari Valentine. Tapi aku tetap saja ngejomblo " Pungkas Dian.

" Oh begitu rupanya, kalau kamu mau? datang saja ke Israel " Celutuk Canaya .

" Mau ngapain ?" Loli menimpali.

" Bakalan banyak yang nembak kalau kesana" Canaya tersenyum lebar.

" Azu!"

Dian mengeplang kepala Canaya . Loli tertawa lepas, kesedihan nya sontak hilang.

" Kalau kamu kenapa Loli ? Apa juga galau karena ngejomblo ?" lanjut Canaya .

" Nggak sih? Cuma... Aku sedih mikirin Mbak Eva"

" Kenapa ?" Tanya Canaya lagi.

" Dia keguguran lagi" Dian yang menjawab, sebab Loli sudah bercerita lebih dulu kepada nya.

" Itu kan sudah biasa " Balas Canaya enteng.

" Ya nggak biasalah, ini sudah kesepuluh kalinya Mbak Eva keguguran. Dia sudah lima tahun menikah, tapi belum dikaruniai momongan. Sekarang Mbak Eva berubah seperti mayat hidup, dia tidak punya semangat lagi"

" Kau tahu kan Nay, Aku hanya ada Mbak Eva. Sedangkan Papa sama Mama tiri ku tinggal di rumah lain. Meskipun mereka baik sama kami, tapi semenjak Papa nikah lagi. Kayak ada jarak diantara kami"

Canaya menyimak pengaduan Loli dengan baik.

" Ya udah kita pergi jenguk Mbak Eva yuk " Tiba-tiba Dian memberikan ide, yang disambut dengan anggukan setuju oleh Canaya .

" Makasih ya"

Loli jadi terharu, memiliki sahabat yang cukup perhatian dengan nya.

>>>

Setibanya di rumah sakit, rupanya Eva sedang dirukyah. Tapi sepertinya sudah selesai, karena Eva baru saja diberikan minuman oleh Gus Syaif.

Pria bersorban itu menatap Canaya , mungkin dia merasa dunia amat kecil. Karena untuk kesekian kalinya bertemu dengan gadis itu.

Dian terpana melihat Gus Syaif, meskipun dia sudah beberapa kali melihat pria tersebut. Tapi baru kali ini bisa menatap wajah nya secara keseluruhan.

Dian baru sadar jika Gus Syaif sangat tampan, hidung nya lancip, kelopak matanya lentik, alisnya tebal ditambah jambang tipis di dagunya.

Sedangkan Canaya terpaku melihat sesosok wanita cungkring tanpa menggenakan sehelai benang pun. Rambut panjangnya lebat, dan itulah yang menutupi sebagian tubuhnya yang bugil.

Wanita tersebut seperti ditahan oleh sesuatu yang tidak terlihat di atas plafon. Tepat di atas kepala Gus Syaif.

" Perbanyak lah membaca ayat suci Al-Quran " wejangan Gus Syaif terhadap Eva, wanita itu mengangguk lemah.

" Tante, kenapa Mbak Eva ?" Tanya Loli .

" Tante mempunyai firasat yang tidak baik terhadap kejadian beruntun yang dialami oleh Eva" Jawab Tante Ayu, adik dari Mamanya Loli .