Satu Kali Kesempatan Kedua

Setelah kata perceraian itu ada, Rayan begitupun Safira hanya diam tak ada yang harus di bicarakan lagi selebihnya Safira juga sadar akal hal itu, ia tak mau menghalangi langkah Rayan untuk menjemput cintanya.

Safira ke kafe tempat ia bekerja untuk mengundurkan diri ia juga akan segera pergi dari rumah yang selama ini ia naungi.

Apa Safira sanggup jawabannya sangat tidak sanggup apalagi ia begitu mencintai suaminya hingga berkali-kali meminta kesempatan, tapi untuk kali ini ia akan mengubur rasa cinta itu, dan hidup baru di kota lain yang jauh dari jangkauan keluarga Rayan, ia juga tak ingin kembali di hantui rasa bersalah kepada ibu mertua nya yang teramat baik dan sayang kepadanya.

"Permisi Bu, apa bisa saya masuk." Safira yang di ambang pintu bosnya itu,

"Silahkan masuk fira ada apa tumben keruangan ibu." ucap ibu manajer Safira itu.

"Tidak ada Bu hanya saja saya ingin berhenti bekerja dari sini, apa ibu tidak keberatan jika saya mengundurkan diri." ucap Safira hati-hati dengan berdiri.

"Duduk, ibu hanya ingin bertanya kepada kamu, apa gajinya kurang sehingga ingin berhenti bekerja disini." ibu manager Safira bertanya.

"Bukan Bu, gaji yang ibu berikan sudah lebih dari cukup, saya hanya ingin mengasah pengalaman saja di bidang yang lain dan di kota lain."

"Apa kamu tidak nyaman berkerja disini, sehingga kamu ingin pergi kekota lain, saya sangat suka kerja kamu fira, tolong pertimbangan. lagi,"

"Maaf Bu, keputusan saya sudah bulat, buka perkara nyaman atu tidaknya saya hanya ingin mencari pengalaman lain saja di kota lain." ucap Safira menyakinkan.

"Bagiamana jika kamu tetap bekerja tapi di cabang kafe ini yang terletak di luar provinsi. apa kamu mau," tawar ibu manajer.

"Baiklah Bu, saya mau, tapi tolong rahasiakan jika suatu saat ada yang bertanya tentang saya, hanya itu saja."

"Maaf kamu ada masalah."

"Tidak bi, hanya saja saya ingin menyendiri dulu, dan jika waktunya nanti, saya akan cerita ke ibu maaf ya Bu,"

"Baiklah jika itu, mau kamu, tentang masalah Kamu saya tidak ikut campur, baiklah kamu akan berangkat kapan jadi saya akan menghubungi teman saya nanti dan akan bikan jika kamu adalah karyawan yang di mutasi,"

"Mungkin besok Bu, saya akan berangkat, ibu beri tahu alamat kafenya saja selebihnya saya akan mencari jalan sendiri."

"Baiklah, ibu harap di tempat baru kamu bisa beradaptasi."

"Baik Bu terimakasih kalo begitu saya kembali bekerja, assalamualaikum." Safira bangkit dan meneruskan pekerjaan yang tertunda.

Safira juga belum memberi tahu sahabatnya tentang rencana ini, bagaimana pun sahabatnya itu adil dalam kehidupannya,

"Tumben kamu keruangan ibu manager. ada apa." tanya Alea yang tahu Safira keluar dari sana.

"Mau pamit untuk berhenti bekerja disini." jawabnya santai.

Deg

"Apa.... Maksut kamu kamu berhenti bekerja ada apa dengan dirimu Fira kesambet kamu." Alea yang terkejut mendapat kenyataan jika sahabatnya ingin berhenti bekerja.

"Iya dan keinginanku ini sudah bulat, jadi aku ingin pergi jauh dari kota ini." jawab Fira jujur.

"Jadi kamu mau meninggalkan aku Fira, jahat kamu."

"Maaf kan aku Lea, aku sudah di ceraikan. oleh mas Rayan buat apa aku masih disini, aku juga sudah tidak punya siapa-siapa, hanya ada aku nantinya, kamu jangan sedih kita masih bisa berkomunikasi lewat ponsel, aku juga akan beri tahu kami nantinya doakan aku tinggal."

"Apa tidaka ada pilihan lain selain pergi."

"Tidak ada Lea, aku takut tidak kuat menghadapi semua ini dengan hati iklas, bagaimana pun di hati ini masih ada namanya." jawab Safira jujur.

Lea langsung memeluk sahabatnya itu, Safira adalah sahabat baik yang selalu ada untuknya bahkan ia menjadi tempat berlindung bagi Alea.

"Apa kamu tega meninggalkan aku Fira." tanya Alea.

"Aku tak punya alasan untuk tetap bertahan, aku belum bisa membuat hatiku ini iklas, Lea, jika orang yang aku cintai bersanding dengan wanita yang ia cintai, dan aku kalah jika berjuang sendirian pada dasarnya hanya aku yang mencintainya, "

"Apa sekali saja tidak ada kesempatan untukku tetap disini."

"Tidak ada bahkan kesempatan itu berkali-kali aku layangkan tapi tidak ada satupun kesempatan itu bersambut, "

"Kumohon jangan tinggalkan aku." rengek Alea.

"Kamu sudah dewasa Alea, kamu tetap akan jadi sahabatku, sampai kapanpun itu,"

"Jangan lupain aku ya."

"Tentu.."

Tekat Safira sudah bulat, ia hanya ingin menata hatinya kembali, agar suatu saat jika Rayan bahagia apa kama tersenyum tampa merasakan sakit,

"Aku rela melepas mu, jika itu maumu, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu itu," batin Safira yang masih berpelukan dengan sahabatnya.

Rasa ini tetap sama, jika jalan satu-satunya adalah mengikhlaskan adalah jalan terbaik, maka aku akan iklas.

Rayan masih di selimuti dengan rasa bersalah bagaimana ia menjelaskan kepada mamanya jika ia susah menceraikan Safira mantu kesayangannya, apa yang akan mamanya lakukan, bahkan ia bingung mau menjelaskan apa kepada mereka. Lama merenung ponsel Rayan berbunyi menandakan ada yang mengirim pesan.

"Hanna ada apa kirim pesan." Rayan yang melihat di layar ponselnya Hanna yang mengirim pesan sebenar ia menunggu Hanna yang mengirim pesan itu tadi harapannya pupus.

"Mas bisakah kamu datang, aku merindukanmu, "

Pesan yang dikirim oleh Hanna kepadanya.

Rayan hanya diam tampa mau membalas.

"Apa keputusan sudah benar jika aku kembali dengan Hanna, apa aku sanggup kehilangan Safira, apa aku sanggup berkata kepada ke dua orang tuaku jika aku sudah menceraikan nya." gimana. Rayan

Dan mendadak otaknya menjadi buntu, karena harus di hadapkan dengan pilihan yang entah dari mana datangnya.

lama.merenung sahabat Rayan datang.

"Kenapa dengan muka Lo kusut amat." ucap Aldi dan duduk di depan Rayan.

"Entahlah gue bingung, gue diposisi serba salah." ucap Rayan dengan menyenderkan kepalanya yang terasa mau pecah.

"Memang apa masalah Lo"

"Masa lalu gue sayang disaat gue berusaha membina rumah tangga di masa depan, apa yang akan gue lakuin."

"Keluar dari masa lalu dan melupakan, itu simpel bukan."

"itu menurutmu, tidak menurutku, hatiku masih terpaut dengan masa lalu." ucapnya dengan nada lemas.

"Kalo soal hati gue gak tau, Lo belajar raba dulu hati Lo ada dj pihak mana, jika kamu masih mencintai masa lalu selesaikan dengan istrimu, jika kamu memilih istrimu bicarakan dengan masa lalumu, agar di kemudian hari tidak ada Boomerang bagimu." ucap santai Aldi.

"Kamu bisa bicara segitu, dengarkan aku merangkai kata saja susah, aku juga tak ingin menyakiti mereka."

"Dari cara Lo begitu, sebenarnya mereka sudah tersakiti hanya saja mereka diam tampa bertanya."

Rayan masih memikirkan ucapan sahabatnya itu,,jadi selama ini yang ia lakukan menyakiti mereka.