KARMA SANG MANTAN TERINDAH

"Huh,kesiangan!"Gumamku.

Aku bergegas menuju ruang tamu untuk menemui Galileo,tapi tak ku lihat batang hidungnya

"Jangan jangan dia masih tidur"gumamku

Kucari Leo sudut demi sudut di rumah ini,aku tertegun melihat Leo yang sedang memasak di dapur.

"Leo,lagi ngapain?"

Leo menatapku dan berkata

"Gak lihat ya,aku lagi masak!"

Aku melihat Leo yang sedang membuat spageti

"Leo,kamu nggak mempekerjakan Art disini?"

"Ada sih art tapi dia lagi cuti pulang kampung!"ucapnya.

Aku melihat peluang pekerjaan di rumah Leo dan mungkin ini adalah jalan satu-satunya agar aku terbebas dari Mario.

"Leo,gimana kalau aku melamar jadi asisten rumah tangga di rumah kamu yang besar ini,secara rumah kamu itu besar banget pasti butuh art banyak kan?"

Leo tersenyum kepadaku dan berkata,"Sorry ya,udah ada mbak Inah disini,dan kita nggak nambah art lagi lyd!"

Aku mencoba merayu Leo lagi berharap ia bisa memberiku pekerjaan.

"Ayolah Leo,bantu aku, aku butuh pekerjaan ini Leo aku nggak mau pulang ke kost ku dan aku juga nggak mau pulang ke rumahnya Mario!"

Leo menatapku tajam dan berkata

"Lydia,kamu tenang saja aku akan membantumu menyelesaikan masalahmu tapi aku nggak mau kamu bekerja menjadi art di rumahku,itu bukan ide yang bagus lyd!'

"Leo,aku nggak mau Nerima kebaikanmu secara cuma-cuma,jadi mau nggak mau aku harus jadi Art mu!"

Leo menatapku tajam,"Nggak akan Lydia,kamu harus ikuti apa rencanaku,sekarang nggak usah banyak omong ayo kita makan dulu,habis itu kita ke kantor polisi!"

"Ka..kantor polisi?buat apa Leo?"

"Haduh Lydia Lydia,gimana sih kamu ini! ya buat melaporkan pelecehan yang kamu alami semalam!"

Aku terkejut mendengar penuturan Leo,jika ia melaporkan Pratama,maka Rani pasti akan membenciku secara Pratama adalah suami Rani,pasti ia akan membelanya habis-habisan.

"Leo,kita lupakan saja kejadian tadi malam,anggap saja Pratama gak pernah menyerangku ,kamu tahu kan Rani adalah sahabat ku,aku nggak mau buat dia hancur !"

"Kamu udah dilecehkan lyd,dan kamu masih mikirin perasaan sahabat kamu,buang pikiran tolol mu itu sekarang kamu ikutin rencanaku!".

Leo membawa makanannya ke meja makan,dan aku membantunya.Terlihat Leo sangat berambisi untuk memenjarakan Pratama.

Setelah sarapan aku dan Leo bergegas pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian semalam.

"Pak,saya ingin melaporkan pelecehan yang dialami saudari saya Lydia".

Leo menceritakan kronologi kejadian kepada pak polisi,dan aku hanya mendengarkan penuturannya.

"Apakah benar anda dilecehkan oleh seseorang bernama Pratama"

"Iya pak,semua yang dikatakan Leo benar adanya pak,dan Leo yang menolong saya ketika saya dikejar oleh orang itu".

"Baiklah kasus ini akan saya selidiki, berikan nomor telefon ibu dan bapak agar sewaktu waktu saya bisa hubungi".

"Baik pak".

Setelah selesai melaporkan kasus itu kepada pihak yang berwajib,aku dan Leo masuk ke dalam mobil,Leo sangat yakin jika Pratama akan dipenjara.

Tiba-tiba ponsel ku berdering,panggilan dari Rani

"Leo,ini dari Rani "

"angkat saja,dan jangan bicara tentang tadi malam!"

Aku mengangguk mengiyakan perkataan Leo

"Halo Lydia,kamu dimana tadi pagi aku ke kamarmu tapi kamarmu terkunci dari luar!".

"Eh iya ran,maaf aku nggak baca chat kamu,aku pergi ke tempat mama ku ran,soalnya ada urusan!"

"Lho kamu naik apa,kan mobilmu di rumahku yang satunya!

"Aku naik grab ran,kalau naik mobil takutnya ketahuan sama Mario".

"Oh iya,terus tadi malam kami nelfon aku 5 kali kenapa lyd,maaf nggak aku angkat aku udah tidur tadi malem!"

"Ng nggak apa apa Ran,semalem aku kehausan dan lupa beli air tapi it's ok aku udah beli tadi malem"

"oh iya lyd,kirain kenapa yaudah deh kalau gitu,bye lyd!"

"bye Ran!"

Rani menutup telfonnya,aku menghembuskan nafas kasar,rasanya ingin sekali bercerita tentang kelakuan suaminya yang sangat bejat .

"Pokoknya jangan bergerak dulu, sebelum polisi mendatangi kost si Rani itu"

"Iya Leo,terus gimana lagi?"

"Gini aku punya rencana,kamu urus surat cerai di pengadilan dan kamu kirimkan ke alamat rumah Mario,kamu ingin terbebas dari Mario kan lyd?

"Iya Leo,ta tapi?"

Leo menatapku dan berkata

"Kamu masih cinta sama bajingan itu?"

"nggak,aku udah gak ada rasa sama dia,sudah banyak kesakitan yang ku alami karena pernikahan ini,baiklah aku akan mengurus perceraianku.

"Nah gitu dong,aku suka Lydia yang seperti ini"

"Apa suka gimana maksud mu?"

"E..e nggak maksudnya aku suka ketegasan mu Lydia,jangan mau diinjak injak sama orang,dan kau harus bangkit dari keterpurukan!".ucap Leo tegas.

"Aku akan menyerahkan sendiri surat ini Leo"

"Are you sure?"

"Ya,aku sangat yakin dan aku pastikan dia tidak akan menolak ini semua".

"Baiklah,aku akan mengantarmu!"

"Jangan Leo,aku akan naik taksi saja kalau kamu mengantarku,itu bisa jadi boomerang buat diriku sendiri nanti,Mario pasti berpikiran kamu adalah selingkuhanku dan semua akan berbalik padaku!"

Leo mengangguk dan berkata,"Baiklah kalau itu maumu,kalau sudah kelar urusanmu cepat pulang ke rumahku dan jangan kembali ke kost Rani!

"Iya siap komandan"

Leo tertawa kecil mendengar jawabanku,aku pun bergegas mencari taksi untuk mengantarkan ku ke rumah mas Mario.

"Pak taksi.!!!"

Aku memanggil taksi yang kebetulan lewat di depanku

"ke perumahan Veila no 7 pak"

"Baik Bu".ucap sopir taksi itu

Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan,akhirnya aku sampai di depan rumah mas Mario,melihat rumah ini mengingatkanku bagaimana aku dan Mario menjalani biduk rumah tangga selama kurang lebih 8 tahun ini,dan akhirnya kami harus berpisah.Batinku bergejolak seakan menolak keputusan ini,akan tetapi Leo benar jika aku mempertahankan rumah tanggaku dengan Mario,Ia akan menginjak injak harga diriku

Aku mengetuk pintu rumah itu

"Assalamualaikum.!"

Mama membukakan pintu untukku dan berkata

"Waalaikumsalam, Alhamdulillah kamu pulang nak!"

Mama memelukku erat,seperti enggan kehilanganku

"Ma,mas Mario ada di rumah nggak?"

"Ma ..Mario ada lyd, kamu masuk aja ini kan rumah kamu nak!" ucap mama mertuaku

Aku pun masuk ke dalam rumah,tak kudapati mas Mario,aku menuju ke kamarku mungkin ia sedang berduaan dengan Karenina.

"Mas..mas Mario!"

Mas Mario pun keluar dari dalam kamar dan tidak memakai baju

"Oh rupanya aku mengganggu kalian!"

terlihat Karenina yang hanya memakai lingerie sedang berbaring di kamarku

"Lydia,kamu pulang sayang!".Mas Mario mencoba memelukku tapi aku berhasil menepis tangannya.

"Jangan sentuh aku mas,aku sudah muak dengan rumah tangga kita dan ini!" aku mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasku.

"Apa ini lyd?"

"Itu surat cerai kita,tanda tangani saja dan kamu nggak perlu hadir di persidangan biar urusannya cepat selesai!".

"Aku nggak mau kita cerai lyd,aku mencintaimu!"

"Aku nggak butuh kata-kata mutiara darimu mas,yang penting ini yang aku inginkan dan tolong jangan persulit lagi,kamu sudah punya Karenina dan kupikir aku kuat jika aku harus tinggal bersama istri keduamu ,tapi aku salah dan biarkan aku yang mengalah!"

"Aku nggak mau bercerai Lydia,sampai kapanpun aku nggak mau!"ucap Mario tegas.

"Tanda tangani saja apa susahnya sih beib,kalau kamu nggak mau menanda tangani surat cerai itu,aku nggak akan bantu kamu buat melunasi semua hutangmu mas!"Karenina berteriak dari dalam kamar.

"Dengarkan istrimu itu mas,jangan kamu mencoba persulit lagi,biarkan kita jalani hidup kita masing-masing!".

Mas Mario menatapku nanar,terlihat sebuah kebimbangan dari dalam hatinya tapi ini adalah jalan yang terbaik untukku dan untuknya.

"maafkan aku Lydia,semua ini salahku!"

Aku tersenyum meninggalkan mas Mario,air mataku tak henti hentinya menetes,rangkaian kenangan indah yang ada dalam rumah tangga kami harus berakhir seperti ini.

Semua ini salahmu mas karena mantan terindahmu itu kita berpisah seperti ini".Gumamku.

"Lydia..jangan tinggalkan mama nak!"

"Maafin Lydia ma,ini adalah keputusan Lydia,dan bercerai dari mas Mario adalah keputusan terbaik untukku".

Mama menangisi kepergianku,aku menatap mama dengan penuh kesedihan,andaikan waktu bisa terulang kembali aku tak mau menikah dengan Mario yang tidak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalunya.

Sekarang aku akan menata hidupku kembali.

Bersambung