Opps, I Married ?!

“Jadi kau sudah pindah ke rumah Arjuna?”

Pembicaraan aku dan Rina masih berlanjut, kami sudah selesai membahas tentang pernikahan kontrakku, sekarang pembahasan berpindah pada rumah.

“rencananya hari ini aku akan pindah ke apartemen miliknya, orang orang akan curiga pada kami jika aku tidak pindah rumah dengan segera” jawabku santai.

“Bagaimana dengan rumah sewamu?” sela Rina

“Aku akan tetap membayar sewanya sampai setahun, karena aku akan kembali dalam setahun, dan juga mungkin akan kembali beberapa kali jika aku sedang ingin sendirian, dia juga bilang tidak perlu bawa banyak barang karena sudah tersedia banyak barang di apartemen miliknya, sangat sulit mencari rumah yang sudah nyaman seperti itu, makanya aku tidak mau melepaskan rumah itu” jelas ku.

“Masuk akal sih,itu emang ide yang bagus buat mempertahankan rumahmu” angguk Rina tanda mengerti. “Walau aku sedikit menyayangkan perpisahan kalian, tadi aku pikir kau gila karena tidak mau mempertahankan hubunganmu”.

“kan aku sudah bilang aku mau menikah dengan orang yang aku cintai” sungutku

“kau kan bisa mencoba mencintainya, kata orang cinta bisa datang karena terbiasa”

“Yahhh apa boleh buat, aku sudah setuju dengan perceraian itu, tidak mungkinkan aku menarik ucapanku lagi, aku saja masih menyangka ini semua adalah mimpi”.

“semua ini tidak akan terjadi kalau kau tidak mempersiapkan semua dokumen itu, kenapa kau ingin bercerai di saat kau sendiri yang memutuskan untuk menikah seperti itu”

Aku menganggukkan kepalaku pelan, Memang benar semua ini bisa terjadi karena aku sudah mempersiapkan dokumen pernikahan yang seharusnya tidak perlu aku siapkan, “untuk sesaat aku menjadi gila karena orang tuaku terus saja memaksaku untuk menikah, dan ternyata menikah secara mendadak dengan orang asing membuat aku menjadi gila, aku sama sekali tidak pernah menyangka semua yang aku harapkan terjadi secara tiba tiba” kataku lirih.

“Kau harus semangat menghadapi ini semua, karena ini sudah terjadi, toh kalian juga akan berceraikan, jadi itu tidak masalah, anggap saja ini project kerja yang berlangsung selama 1 tahun” ujar Rina.

“hmm..”

“Jika kau punya kekasih ini semua juga tidak akan mungkin terjadi, anggap saja ini adalah takdirmu, nanti juga takdir akan mempertemukan mu dengan jodohmu yang sebenarnya, semua ini hanya waktu, dan waktu akan cepat berlalu”.

“ya kau benar Rin, aku sudah tidak bisa menyesal dengan ini semua, karena ini semua sudah terjadi”.

Rina tersenyum, “tapi kabar baiknya, orang yang menjadi suamimu adalah idola nomor satu di kantor, kau sudah membuat orang orang iri padamu, anggap saja ini adalah pengalaman dalam berpacaran atau meniti suatu hubungan dengan orang terkenal” goda Rina.

“Pengalaman, huh?”

“Aku hanya mengkhawatirkan dua hal saat ini, pertama bagaimana caramu memberitahu kedua orang tuamu_”

“Kedua orang tuaku sangat senang mendengar aku sudah menikah, Arjuna berbicara dengan orang tuaku kemarin, dan merencanakan pertemuan setelah pekerjaan kami selesai, aku juga mengirim foto buku pernikahan milikku, tentu saja aku tidak mengatakan tentang perceraianku, aku akan merahasiakan itu semua dari mereka jika aku benar benar bercerai” potongku.

“Baguslah kalau begitu, tapi bagaimana dengan orang tuanya? Kau tau sendiri dia itu berasal dari keluarga yang luar biasa, ini adalah Perusahaan milik orang tuanya” sela Rina.

Aku terdiam beberapa saat, aku hanya tau ayahnya pemilik Perusahaan tempat aku bekerja, dan ibunya adalah mantan model, dan tentu saja mereka berasal dari keluarga yang luar biasa, tapi aku belum bertemu dengan mereka.

“Yang aku tau kedua orang tuanya tidak ada disini, mereka tinggal di luar negeri”

Aku menatap Rina dengan mata memicing, “bagaimana kau tau sekali tentang dia?” selidik ku.

“Hahahaha panggil saja aku Rinapedia!” seru Rina bangga.

“Ahh~ dia tidak mengatakan apapun tentang orang tuanya, aku berharap suatu hari aku bisa bertemu dengan mereka”.

“Jika itu terjadi, segera beritahu aku, aku akan membantumu dengan sangat baik dalam mendapatkan perhatian mereka” ujar Rina, “masalah yang kedua, yang ini lebih condong tentang kamu, apa kamu sudah siap untuk hidup bersama orang asing selama 1 tahun ini?” lanjut Rina, wajah wanita itu terlihat sangat khawatir padaku.

Memang benar aku merasa seperti sedang menaiki roller coster saat ini, hidupku seperti sedang jungkir balik karena menikah secara mendadak.

“Yahhh… itu memang masalah buatku, biasanya aku hidup sendiri, sekarang aku tidak percaya aku hidup satu atap dengan orang asing…”

“aku tau, kamu suka semuanya sesuai dengan yang kamu inginkan, tapi siapa yang tau dengan masa depan, kau mungkin akan menemukan sesuatu yang menarik setelah tinggal dengan orang lain, namun jika kau tidak tahan dengan itu semua, kau bisa datang ke tempatku, atau balik ke rumah sewa milikmu sendiri” ujar Rina. Dia memang sahabat terbaik yang aku miliki. Tempat aku berbagi masalah atau kebahagiaanku.

Walau terkadang dia suka jahil, tapi aku tetap menyayanginya, andai dia pria mungkin aku sudah menikah dengannya sejak lama.

Menikah secara mendadak, menikah kontrak dengan direktur bukanlah sesuatu yang pernah aku harapkan, semua ide gila ini berasal dari Rina, tapi siapa yang tau, memang inilah takdirku yang sebenarnya, apa dikemudian hari aku akan selamanya melajang menjadi janda atau akan bertemu dengan jodohku yang sebenarnya, kita tidak akan pernah bisa membaca masa depan.

Aku akan pindah sebentar lagi, aku tidak pernah menyangka akan tinggal dengan orang lain dalam satu rumah, aku harus bisa membatasi diriku, tinggal bersama orang lain dan tinggal sendiri itu sangat berbeda, aku belum tau peraturan untuk tinggal di rumahnya, setiap orang punya peraturan sendiri di rumahnya, seperti aku yang sangat menjaga kebersihan, aku tidak tau apa dia orang yang bersih atau orang yang kotor, aku tidak bisa memarahi dia karena dia berantakkan.

“makasih Rin, aku senang mendengarnya”

Rina menepuk bahuku pelan, “Jangan terlalu di pikirkan, semuanya akan baik baik saja, aku tau kau bisa melakukannya” ujar Rina.

“Iya, makasih sekali lagi”

“hmm.. ngomong ngomong Dimas dan Andre ada berbicara padamu?”

Keningku berkerut karena Rina membicarakan dua pria tampan itu secara tiba tiba. “Bicara apa?”

Rina tersenyum misterius padaku, “hmmm… sepertinya kau masih belum tau apapun ya”

“Tau apaan?” tanyaku heran.

Rina menggeleng masih dengan senyum misteriusnya, “lupakan, aku hanya bercanda, jangan terlalu di pikirkan, kau akan menyesal jika mengetahuinya, lanjutkan makan, bentar lagi jam makan siang akan habis”.

Seperti yang Rina bilang aku langsung melupakannya, walau masih sedikit penasaran, kenapa aku bisa menyesal jika aku tau, sebenarnya apa saja yang Rina tau sementara aku tidak tau? Apa dia memang Rinapedia yang tau segalanya?

...🎀🎀🎀🎀🎀...