NovelToon NovelToon
Mengandung Anak Kaisar

Mengandung Anak Kaisar

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:23.3k
Nilai: 5
Nama Author: Annisa Nurhalizah

Yvonne yang menikmati malam festival mendapat masalah begitu terbangun dengan tubuh yang tidak terbalut pakaian. Belum sempat ia tahu laki - laki mana yang telah menidurinya, ia malah mengandung anak lelaki itu. Namun, setelah anak itu lahir, Yvonne beserta keluarga sangat terkejut karena bayi yang ia lahirkan mewarisi mata merah yang hanya dimiliki oleh keluarga kekaisaran. Akankah bayi yang Yvonne kandung jatuh ke tangan kaisar? Atau malah terbunuh karena hak sukesi yang bersaing ketat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Nurhalizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percakapan Keluarga Cemara

Keluarga kecil kekaisaran kini tengah sarapan bersama di ruang makan istana kaisar. Theo memakan makanannya dengan lahap membuat Neil merasa bangga.

"Makanmu bagus sekali, Theo." Puji Neil, Theo tersenyum senang.

"Aku ingin cepat tumbuh seperti paman!" seru Theo membuat Neil mengerutkan alisnya.

"Paman? Bukankah kita anak tunggal?" tanya Neil pada Yvonne dengan kebingungan.

Yvonne tersenyum kecut lalu melirik pada Theo.

"Theo.. bukankah kamu tahu kalau yang mulia adalah ayah Theo? Berhenti memanggilnya dengan sebutan paman." Tegas Yvonne, Theo mengangguk semangat.

"Ah, paman itu aku?" gumam Neil bersedih.

"Em.. ayah!"

Neil langsung melirik kearah Theo dengan mata berbinarnya. Theo melihat itu tersenyum senang.

"Iya, aku ingin cepat tumbuh besar seperti ayah!" seru Theo membuat Neil bangga.

"Ah, jangan terlalu cepat juga. Ayahmu masih ingin menjadi kaisar." Balas Neil membuat Yvonne tertawa pelan.

"Oh, Neil. Bukankah Theo sudah mulai untuk mendapat pengajaran? Aku ingin meminta guru dari seseorang yang aku kenal." Pinta Yvonne.

"Lakukanlah apa yang kamu mau Yvonne. Dan jangan lupa pindahkan Theo ke istanannya karena dia tidak bisa terus tinggal di istana permaisuri." Sindir Neil halus membuat Yvonne merasa tak enak.

"Ah haha, baik yang mulia."

Theo menyimak sedikit, otaknya menangkap bahwa ia memiliki sebuah gedung besar yang disebut istana itu sendiri? Apakah kawasan istana kekaisaran sangat luas?

"Ayah, ibu! Apa Theo belum mengunjungi seluruh kawasan istana kekaisaran? Aku ingin melihat semuanya!" seru Theo, Neil dan Yvonne saling bertatapan.

"Ah, istana kekaisaran memang sangat luas, tapi untuk umurmu sekarang ketahuilah segitu dulu. Beranjaknya umurmu, kamu akan dikenalkan perlahan dengan seluruh istana." Jelas Yvonne, Theo sedikit kecewa.

"Apa kamu tidak keberatan nak?" tanya Neil, Theo mengangguk dengan wajah sedihnya.

Neil menghela nafas. Ia tak begitu biasa membujuk anak kecil, bahkan ia saja baru pertama kali berinteraksi dengan anak kecil.

"Em, kalau begitu apa Theo mau belajar pedang dengan ayah?" tawar Neil, Theo langsung menampilkan wajah berbinarnya.

"Apa itu boleh?" tanya Theo bersemangat.

Neil yang teringat bahwa dia belum menerima izin dari istrinya itu langsung melirik kearah Yvonne dan benar saja, Yvonne menunjukkan wajah marahnya.

"Ah.. bukan kah tidak apa, Yvonne? Haha! Aku saja belajar pedang saat umur tiga tahun." Ucap Neil kaku membuat Yvonne menghela nafas.

"Berjanjilah kalau kamu akan selalu bersama ayah dan berhati - hati!" tegas Yvonne.

Theo dan Neil tersenyum senang lalu saling mengobrol untuk rencana pelatihan pedang itu.

Yvonne yang melihatnya sedikit lega karena melihat anak dan suaminya bisa secepat itu untuk akrab. Ia jadi sedikit lebih tenang untuk masalah keluarga kecilnya.

.

"Nah, Theo. Kamu tahu kan kalau keturunan kaisar itu punya peliharaan yang hanya bisa kita lihat sendiri? Orang keturunan kaisar itu tidak akan melihatnya karena dia hanya menampakkan diri pada orang berwarna mata merah." Jelas Neil, Theo membuka mulutnya sambil mengangguk semangat.

"Sebenarnya hewan itu bisa kamu jadikan guru karena dia akan melatihmu terus. Tapi sepertinya karena kamu tumbuh di tempat yang tidak ada pedang dia jadi tidak melatihmu ya." Sambung Neil kembali.

Theo kemudian teringat sesuatu saat harimaunya mengajarkan Theo sihir.

"Ah, maung ku pernah mengajariku sihir, ayah!" seru Theo, Neil sedikit terkejut akan hal itu.

"Hm.. sihir ya.Tapi keturunan kaisar tidak ada penyihir." Gumam Neil.

Neil melirik pada Theo lalu memikirkan suatu hal.

"Coba tunjukkan sihir itu." Titah Neil.

Theo mengangkat tangannya dan langsung melakukan sedikit pergerakan dan pedang langsung muncul ditangannya.

Neil membelakkan matanya. Dirinya yang seorang sword master saja tidak bisa melakukan itu, bagaimana anaknya bisa?

"Dia sudah terbukti anakku, bakat penyihir itu dari mana ya? Apa Jadeveuzs penyihir? Tapi aku juga ada darah Jadeveuzs." Gumam Neil pada dirinya sendiri.

"Ayah, apa ini suatu hal yang harus aku sembunyikan?" tanya Theo, Neil tersadar akan sesuatu.

"Disembunyikan? Kenapa kamu harus menyembunyikan? Justru kamu harus menunjukkan pada dunia bahwa kamu juga seorang penyihir! Orang - orang pasti akan takut padamu." Sahut Neil semangat, Theo menundukkan kepalanya.

"Soalnya.. ibu selalu menyuruh Theo untuk menyembunyikan hal yang Theo bisa, contohnya melihat masa depan dari mim--ah tidak!"

Neil mengerutkan alisnya. Ia bertanya - tanya pada dirinya sendiri, kenapa Yvonne harus melakukan itu pada anaknya?

Neil jongkok untuk menyeimbangi tinggi anaknya lalu menepuk pundak Theo.

"Theo.. sebanyak apapun rahasiamu, jika kamu kuat, kamu tidak perlu takut ketahuan."

Theo membelakkan matanya. Entah kenapa kata - kata itu terasa tidak asing ditelinganya. Theo kemudian mengangguk semangat dan bertekad untuk lebih kuat lagi agar tidak perlu menyembunyikan segala kelebihannya.

.

Yvonne berjalan menuju kamar utama istana permaisuri. Kamar itu baru bisa ia pakai setelah beberapa lama tinggal di istana itu.

Yvonne melihat beberapa panjangan untuk segera ia ganti jika pajangan itu sudah ketinggalan zaman. Karena bagaimanapun, kamar permaisuri sudah lama kosong karena kaisar terdahulu tidak menikah lagi setelah kematian istrinya.

"Hm.. pajangannya sangat tersimpan rapi, bahkan semua tidak ada yang terlihat kuno. Bibi sangat hebat memilihnya, sayang sekali beliau pergi sebelum aku lahir." Gumam Yvonne.

Yvonne pun melanjutkan aktivitasnya melihat - lihat barang.

Beberapa saat dari aktivitasnya yang fokus memperhatikan barang, tiba - tiba pintu kamar yang asalnya terbuka lebar, menutup dengan kencang membuat Yvonne seketika terkejut.

Yvonne membalikkan badannya melihat kearah pintu itu dan tak ada satupun orang disana. Ia juga sudah mengingat bahwa para dayangnya sedang sibuk dibawah sehingga tidak ada yang mengikutinya sama sekali.

Yvonne mencoba berpikir positif. Ia merebahkan dirinya di kasur lalu mencoba untuk menutup mata.

Seperti ada bayangan, Yvonne langsung membuka matanya dan lagi - lagi disana kosong, tidak ada hal apapun.

Sekarang tubuh Yvonne bergetar. Hawa dingin masuk menusuk kulit mulusnya membuat Yvonne bergidik.

Yvonne bangkit dari tidurnya dan menarik lonceng namun tali itu tak bisa ditarik.

Yvonne masih terdiam karena takut untuk melihat keatas. Tak lama dari itu, sebuah cairan jatuh ditangan yang memegang tali lonceng membuat Yvonne membelakkan mata terkejut dan berteriak sekencang - kencangnya.

"Aaaa!!!!"

Bruak!

"Yvonne!" teriak Neil memasuki kamar Yvonne.

Yvonne yang melihat Neil langsung menangis sejadi - jadinya membuat Neil panik dan langsung menghampirinya dan memeluk Yvonne erat.

"Yvonne, ada apa? Kenapa kamu berteriak? Kenapa kamu menangis?" tanya Neil khawatir sambil mengelus rambut Yvonne tenang.

"Huhu.."

Yvonne masih terus menangis sambil memeluk Neil erat. Ia sangat ketakutan sampai Neil merasa sedikit sesak karena dipeluk erat oleh Yvonne.

"Katakan padaku, Yvonne, apa kamu bertemu pembunuh bayaran?" tanya Neil, Yvonne bergeleng.

"Lalu kenapa?"

Yvonne masih sedikit terisak lalu melihat wajah Neil. Neil menatapnya dengan tatapan tenang membuat Yvonne ikut menenang.

"Hantu."

Neil mengerutkan alisnya.

"Hantu?" tanya ulang Neil.

"Iya, disini ada hantu!" seru Yvonne, Neil menyadarkan sesuatu.

"Ah.. mungkin kamu sedang terpikirkan sesuatu? Untuk saat ini tinggal lah dulu bersamaku, aku akan membereskan kamar ini agar kamu nyaman memakainya." Jelas Neil, Yvonne mengangguk takut.

Neil pun menuntun Yvonne keluar dari kamar menuju istananya.

"Apa mungkin memang ibu menghantuinya? Tapi bukankah aku harus berterima kasih? Karena dengan itu, aku jadi bisa tidur dengan Yvonne tanpa harus menunggu malam intim. Hehehe." Batin Neil senang.

1
Indriyani
Lanjut Author
Annisa Nrh
Tambahan, maaf banget kalo tada bingung karena gada kalimat miring. Aku dah coba buat di miringin, tp entah knpa dia jdi eror dan gamau miring gitu kwkwk, semoga kalian mengerti ya ~♡
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Devi Rahmanita
baru tiga hari terkurung ,langsung hamil gmn ya thor
Sindy Saripah
bagus nya di jadiin komik thor
Annisa Nrh: wah, aamiin.. semoga bisa di adaptasi yah/Scowl/
total 1 replies
panty sari
lanjut thor
Dev
ortunya Yvone dmna Thor??kok gk ada kabarnya..
Dev: Oalah..
Annisa Nrh: dibuat istirahat dlu di istananya hihi, nanti aku munculin lagi yaa/Hey/
total 2 replies
muna aprilia
lnjut
panty sari
lanjut Thor
panty sari
lanjut thor
Annisa Nrh: ditunggu yaa, novel ini bakal update setiap hari/Kiss/
total 1 replies
Annisa Nrh
Jangan lupa beri penilaiannya dan tinggalkan like serta komen yaa temen - temen.. lopyu♡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!